Author: Fina Kharisma

  • First Time Nyobain Kompetisi Internasional, Gimana Rasanya?

    First Time Nyobain Kompetisi Internasional, Gimana Rasanya?

    Hallo guys, kali ini aku bakalan cerita pengalamanku lomba di Malaysia. Sebelum itu kita harus tau dulu, kalau kesuksesan itu ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan.

    Kebetulan waktu itu lagi liburan kuliah, aku dan tim ku lagi on going buat ngerjain project teknologi gitu. Alhamdulillahnya, dosenku ada yang nawarin buat ikut lomba product innovation di Malaysia. Daftarlah kita, iseng-iseng doang hehe. Eh, Alhamdulillah lolos samapai final. Dimana finalnya itu diwajibin buat hadir ke University of Malaysia, Kuala Lumpur.

    Segala kebutuhan pun kita persiapin dari bikin passport hingga money change. Kita sempet kebingungan buat cari dana ke Malaysia, namun pada akhirnya kita dibantu tiket pesawat oleh fakultas meskipun dengan regulasi yang cukup sulit. Buat pembelajaran kita semua guys, kita harus cari tau regulasi pendanaan dari kampus itu seperti apa, sponsorship, dll.

    Berhubung produk kita tuh segede gaban, alhasil kita juga pesen bagasi tambahan dan ironisnya harganya hampir sama kaya tiket. Miris banget kan yaa, tapi gapapa kita tetep loss. Ketika exhibition, kemampuan bahasa inggris kita sangat diuji, jurinya use English language. So, kita mau ngga mau harus faham. Tapi ada Sebagian yang lain masih menggunakan Bahasa melayu.

    Alhamdulillah, usaha tidak menghianati hasil, akhirnya tim kita dapet Medali Perak dan Best Poster untuk Kategori Produk Inovatif.

    Yuks gais, kita cobain kompetisi internasional karena vibesnya emang beda banget, insgfull pokoknya. Semangatt

  • MAGFITECH: Si Trash Bin Pengolah Limbah Organik Berbasis Biokonversi, Apaan tuh?

    MAGFITECH: Si Trash Bin Pengolah Limbah Organik Berbasis Biokonversi, Apaan tuh?

    Persebaran sampah di Indonesia didominasi oleh sampah sisa makanan yang dapat mencapai 23-48 juta ton setiap tahunnya. Sampah organik merupakan sampah terbesar dengan 61% berasal dari rumah tangga, sedangkan 26% dari industri makanan dan 13% sisanya dari retail (Data UNEP Food Waste Index Report, 2021). Kondisi ini menjadi permasalahan kompleks yang berdampak kepada lingkungan. Limbah organik yang tidak diolah dapat menimbulkan pencemaran udara, hal ini dikarenakan sampah yang telah membusuk mengeluarkan gas CH4 dan CO2 serta bau busuk sehingga menurunkan kualitas udara (Rodriguez et al, 2023). Selain itu, apabila sampah tersebut dibuang ke aliran sungai dapat mengganggu kehidupan ekosistem air (Youlla, dkk., 2020).

    Berbagai kajian penelitian sebelumnya melaporkan bahwa larva Hermantia illucens atau maggot Black Soldier Fly (BSF) memiliki kemampuan sebagai agen bioconverter. Maggot BSF mampu mendekomposisi berbagai jenis bahan organik, terutama sampah organik padat (Septiani, dkk., 2023). Kemampuan biodegradasi bahan organik oleh BSF lebih baik dibandingkan dengan cacing tanah, selain itu larva BSF dapat dijadikan sebagai pakan ternak kaya protein yang dapat digunakan untuk hewan ternak di darat dan perairan (Shalsabilla, dkk., 2023). Larva Hermantia illucens dapat mereduksi sampah organik rumah makan berupa sisa makanan dengan persentase nilai reduksi sampah sebesar 62,68%-73,98%. Pemanfaatan larva Hermantia illucens sebagai organisme pengurai sampah organik merupakan suatu terobosan baru untuk mendapatkan pupuk organik (kompos) yang aman bagi lingkungan dan menghasilkan kandungan hara yang optimal. Kotoran atau feses larva BSF merupakan bahan yang kaya akan nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan (Kristiyanti, dkk., 2020).

    Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, MAGFITECH hadir sebagai produk pengolahan sampah dalam sediaan trash bin 3 in 1 berbasis biodegradasi maggot BSF yang diintegrasikan dengan loadcell sensor untuk mengetahui massa maggot sebagai agen bioconverter sampah. Prinsip bisnis ini menerapkan konsep management waste industry yang mendukung tujuan SDGs 2030 poin ke 12 yakni mengenai sistem pengolahan sampah berkelanjutan menjadi salah satu bentuk tanggung jawab atas konsumsi dan produksi yang telah dilakukan. Secara substansial, prinsip produksi MAGFITECH dapat mengurangi produksi sampah pada unit terkecil yakni skala rumah tangga (Thirunavukkarasu et al, 2023).

    MAGFITECH adalah produk portable trash bin dengan modifikasi tempat sampah dapur sebagai solusi pengolahan limbah skala rumah tangga. Trash bin ini memanfaatkan maggot Black Soldier Fly (BSF) sebagai biokonversi pendegradasi limbah organik secara alami. Dengan menggunakan sistem loadcell pembeli dapat mengetahui jumlah maggot dan lindi yang dihasilkan, membuat MAGFITECH lebih praktis dan memiliki nilai guna tinggi. Selain sebagai tempat sampah organik, MAGFITECH mampu mendegradasi sampah organik berbasis biokonversi, memperoleh produk sampingan yakni maggot yang dimanfaatkan sebagai pakan nutrisi, serta eco-lindi sebagai pupuk organik cair hasil fermentasi sisa ekskresi maggot membuat produk ini memiliki keunggulan 3 in 1. Sistematika cara kerja komponen pada MAGFITECH saling terintegrasi

     

  • Jatuh Bangun Menggapai Prestasi Versi Fina

    Jatuh Bangun Menggapai Prestasi Versi Fina

    Jatuh Bangun Menggapai Prestasi Versi Fina

    Berawal melihat postingan kakak tingkat yang bergelimang prestasi, menang juara sana sini. Akupun merenung, kapan ya aku bisa seperti beliau ini. Aku teringat pepatah tidak ada yang tidak mungkin, selagi Allah berkehendak maka kun fayakun insyaallah terjadi. Aku saat itu masih Maba, mulailah trial and error ikut lomba yang aku minati yakni karya tulis ilmiah. Di semester awal hingga semester 2, berkali-kali aku gagal jika dihitung mungkin sudah bepuluh kali jatuh. Pencapain tertinggi mungkin hanya lolos finalis saja tidak sampai juara.

    Disemester tiga, Allah memberikan kesempatan saya lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Skim Kewirausahaan. Disinilah saya mulai banyak belajar lebih jauh terkait karya tulis, teknis pesentasi, leadership hingga membangun kepercayaan diri. Pada saat itu, kami diberikan kesempatan untuk lolos PIMNAS di UMM Malang, Alhamdulillah. Namun, tidak membuahkan hasil medali untuk kampus kami. Disisi lain, saya menerima pressure akibat sering dispen karena persiapan PIMNAS, akhirnya beberapa mata kuliah tertinggal. Dan pada akhirnya IP pada semeseter itu turun. Posisi saya saat itu sangat down, mental saya tidak baik-baik saja. Setiap hari menangis, mengapa usahaku selama ini tidak pernah membuahkan hasil. Sempat terbesit dipikiranku untuk berhenti mencoba kompetisi, perlombaan hingga organisasi dan ingin kuliah saja.

    Hari berganti hari, aku coba untuk menenagkan diri menumbuhkan kembali growth mindesetku. Memanfaatkan relasi dan sering berkomunikasi dengan dengan mentor. Saya menemukan titik terang, bahwa segala sesuatu yang ingin dicapai indah maka tidak bisa didapatkan dengan percuma. Anggap saja kegagagalan kemarin bentuk menghabiskan jatah kegagalan di masa mudaku. Akhirnya saya mencoba lagi, dengan menerapkan ilmu yang diperoleh selama pembinaan. Alhamdulillah lomba LKTI di Universitas Negeri Semarang adalah lomba offline pertama yang mendapatkan juara dan akan menjadi sejarah perjalanan prestasi Fina. Setelah itu, saya melakukan refleksi diri dan kembali semangat untuk aktif mengikuti perlombaan hingga akhirnya di semester 5 ini saya dapat menorehkan lebih dari 20 prestasi. Sungguh ini semua adalah skenario Allah yang sangat laur biasa. MasyaAllah Tabarakallah…

    Pelajaran yang bisa ambil, jangan kita berputus asa teruslah berusaha menggapai mimpi kita. Insyaallah Allah akan memberikan jalan dan hasil yang diluar ekspektasi kita