Author: Ivo Rajava Fiba

  • Pengabdian Desa Internasional di Malaysia bersama 6 negara lainnya bagaimana tuh rasanya?

    Pengabdian Desa Internasional di Malaysia bersama 6 negara lainnya bagaimana tuh rasanya?

    Di bawah langit biru yang cerah dan sinar matahari yang hangat, Islamic Youth Leadership Convention 2.0 menjadi panggung bagi pengabdian desa internasional yang luar biasa. Universiti Sultan Zainal Abidin di Malaysia menjadi tuan rumah untuk acara tersebut, yang mengumpulkan pemuda-pemudi dari enam negara berbeda: Indonesia, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Nigeria, India, dan Pakistan. Desa Cheting, Terengganu Malaysia, menjadi saksi bisu dari semangat kebersamaan dan kerja bakti yang mengikat hati para peserta. Acara dimulai dengan sarapan pagi yang lezat, di mana peserta berkumpul untuk merencanakan kegiatan hari itu. Setiap negara membawa keunikan dan warna tersendiri, menciptakan sebuah mozaik kebudayaan yang memukau. Bahasa-bahasa berbaur, dan senyum-senyum ramah menjadi bahasa universal di antara peserta yang bersemangat untuk memulai pengabdian desa.
    Bersama-sama, mereka memasuki desa dengan semangat kebersamaan. Tugas pertama adalah membersihkan rumah-rumah warga yang membutuhkan bantuan. Para pemuda dan pemudi dengan penuh semangat membersihkan dan merapikan rumah-rumah yang telah menjadi saksi bisu dari kehidupan sehari-hari penduduk desa. Tidak hanya sekadar membersihkan, tetapi mereka juga memberikan sentuhan keceriaan dengan ornamen-ornamen kecil yang mereka bawa dari negara masing-masing. Setelah merampungkan tugas membersihkan rumah, para peserta beralih ke pemakaman setempat. Meskipun mungkin terdengar tidak biasa, namun inilah bagian penting dari pengabdian desa mereka. Membersihkan dan merawat pemakaman adalah cara untuk menghormati leluhur dan menunjukkan rasa hormat terhadap nilai-nilai budaya setempat. Dalam keheningan pemakaman, suara alat pel, sapu, dan percakapan ramah mengisi udara, menciptakan suasana yang penuh dengan keberkahan.
    Acara berlanjut dengan kegiatan memasak bersama, di mana peserta bersatu untuk menciptakan hidangan lezat yang mencerminkan keanekaragaman kuliner dari berbagai negara. Setiap negara menyumbangkan resep-resep tradisional mereka, menciptakan sebuah pesta rasa yang menggoda lidah. Dalam proses ini, mereka tidak hanya saling berbagi resep, tetapi juga kisah-kisah di balik setiap hidangan, menjalin ikatan yang lebih kuat antara satu sama lain. Visitasi budaya menjadi puncak dari serangkaian kegiatan harian. Para peserta berkunjung ke makam pahlawan Tok Gajah, tokoh yang dihormati dalam masyarakat setempat. Mereka mendengarkan dengan penuh penghormatan cerita-cerita tentang keberanian dan kebijaksanaan Tok Gajah, sambil mengenang nilai-nilai kejujuran dan integritas yang dia perjuangkan. Selanjutnya, mereka melanjutkan perjalanan ke Batu Bersurat, sebuah situs bersejarah yang mengandung petuah-petuah dari nenek moyang mereka. Pengunjung dari berbagai negara itu berdiri di hadapan batu tersebut, menyatu dalam refleksi tentang pentingnya memahami dan menghormati warisan budaya.

    Hari itu diakhiri dengan pengajian bersama di bawah langit malam yang cerah. Suara tilawah dan khotbah menggema diantara pepohonan, menciptakan suasana yang penuh ketenangan dan spiritualitas. Para peserta duduk bersama-sama, merenungkan pengalaman mereka sepanjang hari dan merayakan kebersamaan yang telah mereka bangun. Pengalaman pengabdian desa internasional di Malaysia bersama enam negara lainnya tidak hanya meninggalkan jejak di Desa Cheting, Terengganu, tetapi juga di hati setiap peserta. Mereka tidak hanya membantu membersihkan dan merawat tempat-tempat penting dalam desa, tetapi juga menyatukan keanekaragaman budaya dari seluruh penjuru dunia. Inilah pengalaman yang merubah pandangan mereka tentang kebersamaan, kerja bakti, dan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya dalam perjalanan hidup mereka.

    Dalam perjalan pulang ke negara masing-masing, peserta membawa pulang kenangan yang tak terlupakan. Mereka membawa pulang cerita-cerita tentang kegembiraan membantu sesama, menjelajahi keindahan budaya baru, dan merasakan kehangatan persahabatan yang baru terbentuk. Mereka membawa pulang pelajaran bahwa kebersamaan lintas batas dan perbedaan adalah kekuatan yang dapat mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik. Pengabdian desa internasional di Malaysia melalui Islamic Youth Leadership Convention 2.0 bukan hanya tentang membersihkan dan merawat tempat-tempat bersejarah, tetapi juga tentang membersihkan dan merawat hati. Hati yang kini terhubung oleh kenangan-kenangan yang indah, pengalaman bersama yang menginspirasi, dan tekad untuk terus menjaga kebersamaan lintas batas.

  • Jalan-jalan ke Labuan Bajo secara gratis + Indonesia Roadshow emang bisa?

    Jalan-jalan ke Labuan Bajo secara gratis + Indonesia Roadshow emang bisa?

    Apakah bisa kita bisa menuju ke Labuan Bajo secara gratis tanpa keluar biaya sedikitpun dan bisa memenuhi challenge Indonesia Roadshow dari Instarter ditambah juga menjadi speaker tingkat nasional serta menyumbang prestasi bagi kampus kita? Jika ditanya jawabannya bisa asalakan kita mau berusaha dan optimis dalam mendapatkan hal itu serta tak lupa juga senantiasa berdo’a kepada Allah SWT. Hallo Para star disini saya ingin sedikit berbagi cerita terkait pengalaman saya dalam ke Labuan bajo secara gratis, hal itu diawali dengan munculnya sebuah tantangan dari Instarter yang diumumkan pada bulan agustus pasca bootcamp offline. Instarter memberikan sebuah challenge agar awardee nya mampu menjadi speaker di Tingkat nasional dengan berpindah provinsi. Pada awal nya saya berpikir apakah itu mungkin? Kemudian saya mempunyai ide bersama dengan dua rekan tim saya yang biasa mengikuti lomba, untuk mengikuti lomba yang diadakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Kita bertiga bersepakat untuk mendaftar mengikuti seleksi di tahap awal terlebih dahulu dengan membuat paper selama 3 hari kemudian kita submit di last day dengan segala keterburu buruan semuanya hehehe.
    Tibalah pengumuman final untuk mengikuti grand final secara offline, Alhamdulillah tim kami lolos melaju ke babak final. Selanjutnya kami berusaha berpikir bagaimana ini pendanaan kami untuk bisa berangkat ke Labuan Bajo, kemudian kami mengajukan ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember untuk meminta pendanaan. Alhamdulillah fakultas dan dekanat full support ketika mendukung mahasiswa nya dalam berproses dan berkembang sehingga kami bertiga di danai fully funded secara keseluruhan. Tibalah hari keberangkatan, kami bertiga berangkat diawali menggunakan Kereta Ranggajati menuju stasiun Surabaya gubeng kemudian kami menuju Bandara Juanda untuk melanjutkan penerbangan menggunakan maskapai Super Air Jet. Saat di udara kami menikmati betapa indahnya laut Labuan Bajo, sangat berbeda dengan laut-laut lain begitu indahnya pesona Indonesiaku. Tibalah kami di Labuan Bajo, kami langsung menuju Hotel dan bersantai sejenak di pinggir Pantai untuk menikmati indahnya malam di Labuan Bajo.
    Keesokannya tibalah kita kompetisi dengan membawakan ide pengolahan limbah Jerami kami alhamdulillah dapat mendapatkan peringkat silver medal dengan beberapa peserta yang lainnya. Selain sebagai ajang perlombaan kami juga menjadikan kesempatan ini dalam memperluas relasi. Keesokannya tibalah saat kami mengikuti field trip untuk berkunjung ke pulau padar dan pulau Komodo sebagai ikon dari labuan bajo, meskipun hal itu sangat mendekati dengan penerbangan kami pulang menuju Surabaya tepat pukul 2 kami tiba di Pelabuan Labuan Bajo yang kemudian kami bergegas menuju Bandara untuk megejar penerbangan ke Surabaya pada pukul 4. Itulah cerita ku dalam Indonesia roadshow ke Labuan Bajo secara gratis tanpa keluar biaya sedikitpun. Semoga menginspirasi, salam prestasi.

  • Stuntingcare Greenbank Program Inisiasi Penuntasan Stunting di Desa Semboro, Kabupaten Jember

    Stuntingcare Greenbank Program Inisiasi Penuntasan Stunting di Desa Semboro, Kabupaten Jember

    Insiator muda yang tergabung dalam Tim Mavericks Universitas Jember meluncurkan program “Stunting Care Greenbank” di Desa Semboro yang didukung oleh PT Astra Honda Motor. Acara ini menjadi tonggak penting dalam upaya mengatasi masalah stunting dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Semboro. Kegiatan dimulai dengan serangkaian penyerahan bantuan untuk BUMDes Semboro, meliputi biaya renovasi kolam lele dan pembuatan tempat budidaya magot, bibit lele, bibit maggot, serta alat dan bahan penunjang posyandu. Moment penting dari acara ini adalah pelepasan bibit lele ke kolam budidaya oleh jajaran dekanat, kepala desa, dan camat, yang menjadi simbol dimulainya program Stunting Care Greenbank. Berbagai pihak telah berkontribusi dalam keberhasilan acara ini. Bumdes Amartha Semboro dan Pemerintah Desa telah memfasilitasi sarana prasarana yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan. Dosen pembimbing aktif memberikan saran dan masukan mengenai alat dan bahan yang dibutuhkan oleh Tim Mavericks. Pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember mendukung kegiatan ini dengan membuka acara program pengabdian. Tak kalah pentingnya dalam kegiatan ini adalah kontribusi besar dari Yayasan Astra Honda Motor dan PT Astra Honda Motor. Dukungan mereka dalam bentuk pendanaan telah menjadi pilar utama dalam mewujudkan program Stunting Care Greenbank. Terima kasih atas komitmen mereka untuk membantu masyarakat Desa Semboro. Kelompok Masyarakat Peduli Stunting Desa Semboro juga patut diapresiasi karena telah berperan aktif dalam sosialisasi program dan menciptakan sist sistem kelembagaan yang solid untuk mengeksekusi program ini.
    Hasil dari kegiatan peluncuran ini adalah terbentuknya program Stunting Care Greenbank yang terdiri dari tiga komponen utama: edukasi pencegahan stunting, bank sampah peduli stunting, dan pengembangan wirausaha mandiri di Desa Semboro. Ini adalah langkah besar dalam memerangi stunting dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Semboro. Tim Mavericks dan Bumdes Amartha Semboro berhasil mengembangkan sikap kerja sama yang produktif. Mereka telah mencatat semua kebutuhan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pengembangan program Stunting Care Greenbank. Kegiatan lainnya yang dijalankan yaitu pelatihan pengelolaan bank sampah, budidaya lele, dan budidaya maggot kepada Kelompok Masyarakat Peduli Stunting Desa Semboro yang telah dibentuk. Dengan cara ini, diharapkan program Stunting Care Greenbank akan menjadi kenyataan yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Desa Semboro. Ini adalah bukti bahwa ketika semangat kebersamaan dan kepedulian bersatu, kita dapat mencapai perubahan positif yang berkelanjutan. Kolaborasi antara Tim Mavericks FEB UNEJ, PT Astra Honda Motor, dan berbagai pihak lainnya telah membawa sinar harapan bagi Desa Semboro. Mari kita terus mendukung dan menginspirasi inisiatif luar biasa ini untuk masa depan yang lebih baik. Dampak yang dihasilkan dari kegiatan yaitu terdapat penurunan stunting berjumlah 2 anak dari total kasus stunting berjumlah 10 anak yang berada di Desa Semboro. Selain itu, melalui program ini juga ada beberapa anak yang termasuk stunting akan tetapi, mengalami peningkatan berat dan tinggi badan.

  • [International Accounting Conference In Malaysia]

    [International Accounting Conference In Malaysia]

    On the stage of the International Accounting Conference held at University Sultan Zainal Abidin, Malaysia. I am a representative from the State of Indonesia representing the University of Jember, Indonesia in a multilateral dialogue discussing the topic of accounting developments from various points of view between countries. This International Conference activity was attended by three countries, namely Indonesia, Malaysia, and Brunei Darussalam.
    .
    Each country brings the latest perspectives regarding the implementation of “Managing Big Data in Accounting”. From the country of Brunei Darussalam, we present the topic of digital financial recording which is correlated with user-friendly software by implementing a training scheme. Then, from Malaysia, he presented the topic of accounting developments related to calls for accounting practitioners to be able to develop digital-based accounting science by applying big data and framework frameworks that are relevant to applicable accounting standards.

    As a representative of Indonesia, I created a solution to problems related to accounting from an agricultural perspective, where I raised the issue of financial literacy in the Dieng area, Central Java by creating an integrated application system based on financial technology, Crowdfunding and E-Commerce which are integrated. This experience broadens insight into the application of accounting standards between countries as well as hones diplomatic skills related to the application of accounting standards in each country and strengthens cross-country networks that have the same background, namely in the field of accounting. Together, we build bridges of cross-border cooperation in the development of accounting, towards innovation and knowledge exchange in the field of accounting and sustainable business. Thank you to all those who have supported this journey. Hopefully, this collaboration will not only be a brilliant start but also the foundation for a sustainable partnership.

  • INTERNATIONAL STUDENT EXCHANGE TO IMPROVE SKILL BUSINESS AND ACCOUNTING IN MALAYSIA

    INTERNATIONAL STUDENT EXCHANGE TO IMPROVE SKILL BUSINESS AND ACCOUNTING IN MALAYSIA

    Hallo, pejuang study abroad! Apakah ada salah satu dari kalian yang penasaran sama program pertukaran pelajar ke luar negeri atau yang biasa kita kenal dengan student exchange? Atau justru, saat ini, kamu sedang berjuang dalam mengikuti salah satu program pertukaran pelajar ke luar negeri? Nah, jika iya, semoga sedikit cerita dari saya mampu memberikan tambahan motivasi dan ilmu bagi kamu, nih. Oh iya, perkenalkan, saya Ivo Rajava Fiba. Saya adalah mahasiswa Universitas Jember, program studi sarjana akuntansi. Pada tahun 2022 lalu, saya berpartisipasi sebagai peserta Students Exchange ke Malaysia melalui program International Credit Transfer (ICT) Faculty Economy and Business, Universitas Jember. Di kesempatan kali ini, saya ingin sharing sedikit terkait pengalaman saya sebagai partisipan program exchange ke luar negeri, khususnya di negara tetangga kita yaitu Malaysia. Semoga cerita saya bisa memberikan tambahan ilmu bagi kalian dan mampu menginspirasi.
    Program yang saya ikuti adalah program International Credit Transfer (ICT). Program ini diselenggarakan oleh Faculty Economy and Business, Universitas Jember. ICT memang rutin membuka kesempatan exchange ke beberapa negara tujuan seperti Malaysia, Taiwan, dan Philiphina. Program student exchange ini memberikan dampak dan tujuan yang sangat bermanfaat bagi saya karena tidak hanya melibatkan pengalaman pribadi, tetapi juga dapat memiliki implikasi yang signifikan dalam konteks akuntansi dan bisnis. Dalam bidang akuntansi, pengalaman ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang perbedaan praktik akuntansi antar negara, seperti standar akuntansi internasional yang berbeda-beda. Hal ini mampu membuka wawasan tentang cara pelaporan keuangan, tata kelola perusahaan, dan kebijakan pajak yang beragam, yang merupakan pengetahuan yang sangat berharga dalam lingkungan bisnis global saat ini.
    Di sisi bisnis, pengalaman student exchange mampu memberikan pemahaman langsung kepada saya tentang budaya bisnis yang berbeda, etika kerja, dan cara berinteraksi dalam lingkungan bisnis lintas budaya. Hal ini memungkinkan siswa untuk memahami bagaimana faktor budaya dapat memengaruhi strategi bisnis, negosiasi, dan hubungan pelanggan internasional. Selain itu, mereka juga dapat memperluas jaringan mereka secara global, membangun hubungan yang berpotensi menguntungkan untuk masa depan karir di dunia bisnis internasional. Secara keseluruhan, program ini akan menjadi investasi berharga dalam pengembangan pemahaman bisnis global dan persiapan untuk tantangan bisnis internasional yang kompleks.
    Lalu dari mana saya bisa mengetahui info terkait program ini? Saya mendengar info terkait International Credit Transfer (ICT) ini dari dosen-dosen terdekat saya yang sangat merekomendasikan saya untuk dapat mengikuti program ini. Awal mula sebelum adanya banyak dorongan dari dosen-dosen yang selalu mensupport saya, sebetulnya saya tidak memiliki ketertarikan terkait program ini hehehe. Akan tetapi, sejak saya mendapat banyak masukan dan saran sehingga saya berusaha mendaftar untuk mempersiapkan seluruh persyaratan yang diperlukan meskipun semuanya sangat mendekati dengan batas akhir. Sebelumnya, saya harus mencari kontak dari PIC sebagai pendelegasian undangan ICT. Sejujurnya, mempersiapkan persyaratan tersebut cukup sulit dan penuh perjuangan. Namun, tentu saja, jika sudah membulatkan tekad, jangan pantang menyerah!.
    Mulai dari awal terkait perlengkapan tes Bahasa inggris yang saya ikutin selama 2 kali melalui Duolinggo dan keduanya gagal semua karena belum mencapai ambang batas, kemudian tes TOEFL selama 3 kali yang harus saya kejar karena di dua kali percobaan juga masih gagal, hingga kemudian di akhir saya berhasil mendapatkan nilai yang sesuai permintaan meskipun itu h-1 penutupan. Dari sini saya belajar apapun yang sudah ditakdirkan bagi kita pasti akan menjadi milik kita meskpun dalam perjuangannya harus berjuang melalui effort yang besar dan biaya yang tidak sedikit. Setelah berhasil mengumpulkan persyaratan, saya pun maju ke tahap wawancara. Kala itu saya diwawancara menggunakan bahasa Inggris. Selesai wawancara, saya menunggu pengumuman. Alhamdulillah, saya diterima sebagai salah satu kandidat exchange student ke Malaysia.
    Perjuangan tidak berhenti disitu saja, setelah dinyatakan lolos saya harus mempersiapkan syarat-syarat lain seperti passport dan visa. Semua perjuangan dalam mempersiapkan ini, Kembali lagi ke tahap awal tadi bahwa saya merupakan kandidat yang mempersiapkan syarat-syarat semuanya dengan semuanya mendekati batas akhir yaitu di H-1 semuanya. Mulai dari passport yang telah saya buat juga mengalami keterlambatan dalam pembuatan, ketika passport nya jadi pun posisi saya masih diluar kota sehingga sangat menghambat dalam proses ini. Pengajuan visa yang sangat sulit untuk di approach hingga h-1 keberangkatan approve letter keluar. Tidak berhenti disitu saja, h-2 keberangkatan posisi saya masih berada di labuan bajo sehingga persiapan keberangkatan yang saya lakukan hanya dalam waktu semalam saja. Semuanya memang terkesan sangat terburu-buru semua akan tetapi, dalam hal ini Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan semuanya dengan baik.
    Tibalah pada hari keberangkatan menuju bandara saya dan 9 delegasi lainnya berangkat menuju Bandara International Juanda, Surabaya. Penerbangan kami pada pukul 4 sore yang mengharuskan kami transit di Bandara International Kuala Lumpur, Malaysia selama 15 jam karena besok nya kami harus melanjutkan penerbangan menuju Kuala Terengganu, hal ini dikarenakan jarak Kuala Lumpur ke Kuala Terengganu sekitar 500-600 Km sehingga diperlukan 2 kali penerbangan.
    Tibalah kami di Universitas tujuan kami yaitu University Sultan Zainal Abidin, Kuala Terengganu, Malaysia. Awal dari perjuangan dimulai dari Welcoming Party, Pemrograman Subject, hingga awal mula perkuliahan dilaksanakan. Selama di Malaysia, kegiatan yang saya lakukan kurang lebih sama dengan perkuliahan di Indonesia. Dengan kata lain, saya belajar hal-hal baru, sekaligus liburan. Di sana, saya mengunjungi beberapa tempat penelitian di University Sultan Zainal Abidin, Malaysia belajar langsung di lab dan smart class universitas tersebut. Selain ke tempat yang berkaitan dengan akuntansi, saya juga mengunjungi lokasi auditing sebagai pengalaman akuntansi di Malaysia. Tidak hanya itu, kami juga sering mengadakan parade budaya untuk saling memperkenalkan budaya Indonesia dan Malaysia disana. Selain itu, saya juga berkesempatan diundang dalam International Accounting Conference untuk membahasa perkembangan akuntansi di dunia, saya sendiri menjadi perwakilan satu-satunya dari Indonesia. Menariknya, saya dapat berkenalan dengan beberapa mahasiswa dari antar negara lainnya dan bertukar informasi terkait perkembangan akuntansi dari masing-masing negara.