Author: Ladya Khoerunisa

  • Stea-VITA Teh Buah Kering dengan Pemanis Alami

    Stea-VITA Teh Buah Kering dengan Pemanis Alami

    Di era modern, masyarakat semakin sadar betapa pentingnya menjaga kesehatan. Ditengah kemajuan teknologi ini tentunya akan banyak makanan tidak sehat. Penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, obesitas sedang marak terjadi di masyarakat, ini tentunya akan berpengaruh pada kondisi kesehatan dan juga gizi masyarakat. Hal ini menjadi pendorong untuk mencari alternatif yang lebih sehat dalam kebiasaan sehari-hari, termasuk dalam memilih makanan dan minuman.

    Teh merupakan minuman tradisional yang kaya akan manfaat, menjadi pilihan populer bagi banyak orang. Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan mengkonsumsi teh dengan gula, baik disajikan secara hangat ataupun dingin. Di sisi lain, konsumsi teh dengan gula tambahan dapat menimbulkan berbagai efek negatif. Konsumsi harian makanan dan minuman manis serta konsumsi gula harian yang berlebih dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk meningkatkan risiko obesitas dan penyakit diabetes melitus.

    Stevia (Stevia rebaudiana), merupakan tanaman herbal dengan daun yang mengandung senyawa steviosida, menawarkan solusi alami sebagai pemanis. Stevia (Stevia rebaudiana) memiliki tingkat kemanisan 200-300 kali lebih tinggi dibandingkan gula, namun tidak mengandung kalori dan tidak meningkatkan kadar gula darah. Ekstrak daun stevia memiliki kadar antioksidan (48,18 µg/ml).

    Teh buah dengan pemanis alami Stevia (Stevia rebaudiana) hadir sebagai solusi bagi para pecinta teh yang ingin menikmati teh dengan rasa yang lezat dan menyegarkan tanpa khawatir akan efek negatif gula dan pemanis buatan.
    Teh ini menawarkan berbagai manfaat, di antaranya:
    • Lebih Sehat: Menjaga asupan kalori dan kadar gula darah dalam tubuh, sehingga aman apabila dikonsumsi oleh penderita diabetes dan obesitas.
    • Rasa Manis Alami: Memberikan rasa manis alami yang lezat tanpa efek samping negatif yang berasal dari buah alami dan daun stevia.
    • Kaya Manfaat: Mengandung antioksidan dan vitamin yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
    • Pilihan Rasa yang Beragam: Tersedia dalam berbagai rasa buah yang menyegarkan dan sesuai dengan selera

    Teh buah dengan pemanis Stevia (Stevia rebaudiana) merupakan salah satu inovasi terbaru dalam menikmati teh. Meskipun diberi nama teh, produk ini tidak sama sekali mengandung teh. Teh buah dengan pemanis Stevia (Stevia rebaudiana) yang kami buat 100% terbuat dari buah tropis segar pilihan yang dikeringkan dengan menggunakan food dehydrator dan daun Stevia (Stevia rebaudiana) kering sebagai pemanis sehat alami pengganti gula. Daun mint (Mentha spicata) yang memiliki cita rasa dan aroma yang khas ditambahkan untuk menambahkan kesegaran dan memberikan sensasi yang menenangkan. Tantangan yang terdapat pada produk ini tentunya akan bersaing dengan teh herbal lain yang sudah ada sejak dulu.

  • BOLU PEYEUM SEBAGAI INOVASI MAKANAN FERMENTASI LOKAL INDONESIA

    BOLU PEYEUM SEBAGAI INOVASI MAKANAN FERMENTASI LOKAL INDONESIA

    Peuyeum atau tapay singkong merupakan produk fermentasi yang terbuat dari singkong. Indonesia dikenal sebagai salah satu penghasil umbi-umbian, antara lain singkong, ubi jalar, talas, kentang, dan lain sebagainya. Peuyeum mempunyai aroma, rasa, dan tekstur lembut yang khas dan dibuat melalui proses fermentasi dengan menambahkan kultur starter.
    Seiring dengan berkembangnya zaman terlahirlah berbagai inovasi dari peyeum salah satunya adalah bolu peyeum. Bolu peyeum adalah salah satu inovasi pangan lokal, perpaduan antara bolu dengan peyeum sehingga menghasilkan rasa yang unik.
    Sejarah Peyeum
    Peuyeum atau tapay singkong adalah makanan khas Sunda dan yang difermentasi, terbuat dari singkong sebagai bahan bakunya. Dalam bahasa Sunda, peuyeum berarti “meuyeum” atau “memeram”, yang berarti pemasakan, karena dalam pembuatan singkong, singkong dimatangkan dalam jangka waktu tertentu.
    Peyeum terlahir saat masa penjajahan, yaitu pada masa pemerintahan RAA Marta Nagara (1893–1918) saat itu nasi sangat sulit diperoleh sedangkan produksi singkong sangat melimpah. Masyarakat memanfaatkan singkong sebagai pengganti nasi produksi singkong yang berlebih sehingga banyak singkong yang belum diolah menjadi busuk. Untuk menghindari pembusukan, Masyarakat kala itu mengolah singkong dengan Teknik fermentasi menggunakan bahan ragi agar bisa lebih tahan lama sehingga terciptalah peyeum.
    Proses Fermentasi Peyeum
    Sejak peuyeum diproduksi secara tradisional, tidak ada standar baku baik proses produksi maupun produknya Kultur starter peuyeum atau ragi tapay terdiri dari konsorsium jamur, ragi, dan bakteri, dimana ketiganya memiliki perannya masing-masing dalam pengembangan rasa dan aroma dari peuyeum. Singkong yang sudah dikupas dan dicuci, direbus sampai setengah matang. Singkong kemudian ditiriskan dan dikeringkan sebelum diolah dilapisi secara merata dengan kultur starter yang menutupi permukaannya. Selanjutnya singkong dibungkus rapat dan disimpan selama kurang lebih 48-72 jam pada suhu kamar.
    Ragi adalah inokulum mikroba atau starter yang berperan dalam proses fermentasi, umumnya bekerja dalam kondisi anaerobik untuk menghasilkan alkohol dan CO2 Inokulum adalah sumber utama mikroorganisme aktif dalam adonan fermentasi dan bertanggung jawab terhadap mutu organoleptik tapay singkong produk. Proses fermentasi peuyeum diawali dengan hidrolisis pati menjadi glukosa oleh enzim amilase yang diproduksi oleh jamur, ragi, atau bakter amilolitik. Hasil penguraian pati oleh amiloglukosidase dapat dilihat dalam bentuk glukosa molekul dalam apa yang disebut tahap sakarifikasi.
    Secara umum perubahan biokimia selama proses fermentasi singkong pada dasarnya meliputi empat tahapan. Pertama, pada proses hidrolisis enzimatis pati molekul dipecah menjadi dekstrin dan sederhana gula. Kedua, gula yang terbentuk kemudian diubah menjadi alkohol. Ketiga, alkohol kemudian diubah menjadi asam organik oleh BAL melalui oksidasi alcohol proses. Keempat, beberapa asam organik bereaksi dengan alkohol untuk membentuk ester yang memberikan rasa khas peyeum.
    Proses Pembuatan Bolu Peyeum
    Bolu peuyeum, atau bolu tape, merupakan kudapan khas Sunda yang tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai inovasi pangan dan ekonomi kreatif. Tape singkong yang difermentasi menghasilkan rasa manis dan tekstur yang unik, menjadikannya bahan baku yang istimewa untuk membuat bolu.
    Bolu peuyeum memiliki ciri khas rasa manis legit dari tape singkong, dipadukan dengan tekstur bolu yang lembut dan empuk. Aromanya yang khas tape singkong juga menambah kelezatan bolu ini.
    Membuat bolu peuyeum terbilang mudah, pertma adalah pembuatan adonan kue seperti tepung terigu, telur, gula, dan baking powder yang dicampur dengan cara di mixer. Yang ketua yaitu pencampuran peyeum yang sudah dihaluskan. Setelah tercampur, Adonan kemudian dipanggang hingga matang dan mengembang.
    Bolu peuyeum dapat dinikmati begitu saja atau dengan tambahan topping seperti keju parut, kismis, ataupun coklat chip. Bolu ini juga cocok dijadikan sebagai hidangan penutup ataupun camilan saat bersantai. Bolu peuyeum memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai produk ekonomi kreatif. Dengan pengemasan yang menarik dan branding yang kuat, bolu peuyeum dapat menjadi oleh-oleh khas Sunda yang diminati oleh wisatawan.
    Manfaat Peyeum Untuk Kesehatan
    Peyeum, atau tape singkong, merupakan makanan fermentasi tradisional Indonesia yang terbuat dari singkong. Proses fermentasi menghasilkan rasa manis dan tekstur unik pada peyeum, serta menghasilkan beberapa manfaat kesehatan. Berikut beberapa manfaat peyeum untuk kesehatan:
    1. Meningkatkan Pencernaan : Peyeum kaya akan prebiotik, serat larut yang membantu melancarkan pencernaan dan meningkatkan kesehatan usus.
    2. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh: Peyeum mengandung vitamin B kompleks, termasuk vitamin B12, yang penting untuk menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh.
    3. Membantu Mengontrol Gula Darah: Peyeum memiliki indeks glikemik rendah, yang berarti tidak menyebabkan lonjakan gula darah secara tiba-tiba. Hal ini baik untuk penderita diabetes atau orang yang ingin menjaga kadar gula darah tetap stabil.
    4. Menjaga Kesehatan Tulang: Peyeum mengandung kalsium dan fosfor, mineral penting untuk kesehatan tulang.
    5. Menjaga Kesehatan Jantung: Peyeum mengandung serat dan kalium, yang membantu menurunkan tekanan darah dan kolesterol.
    6. Membantu Menurunkan Berat Badan: Peyeum kaya akan serat, yang membantu Anda merasa kenyang lebih lama dan mengurangi nafsu makan.
    7. Mencegah Kanker: Peyeum mengandung antioksidan, yang membantu melindungi tubuh dari kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas. Kerusakan sel ini dapat menyebabkan kanker.
    Kandungan zat gizi yang terkandung dalam 100 gr peyeum adalah energi (173 kkal), protein (0,5 gram), protein dalam peyeum berasal dari singkong dan mikroorganisme fermentasi. Lemak (0,1 gram) dalam peyeum berasal dari singkong dan mikroorganisme fermentasi. Karbohidrat (42,5 gram) dalam peyeum terutama berasal dari pati singkong yang diubah menjadi gula sederhana selama fermentasi. Serat (2 gram) dalam peyeum berasal dari singkong dan mikroorganisme fermentasi. Vitamin B1/tiamin (0,04 mg), Vitamin B2/riboflavin (0,03 mg), Vitamin B3/niasin (0,5 mg), Vitamin C (10 mg). Mineral kalsium (30 mg), Fosfor (30 mg), Kalium (220 mg). Zat gizi lain yaitu asam laktat (10 ml). Secara keseluruhan, peyeum merupakan makanan yang kaya akan energi, karbohidrat, serat, vitamin B, dan mineral.
    Potensi Ekonomi Kreatif
    Bolu peuyeum memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai produk ekonomi kreatif. Dengan pengemasan yang menarik dan branding yang kuat, bolu peuyeum dapat menjadi oleh-oleh khas Sunda yang diminati wisatawan. Bolu peuyeum juga dapat dijadikan sebagai produk kuliner yang dijual di kafe, restoran, ataupun toko online.
    Bolu peuyeum merupakan perpaduan sempurna antara tradisi, cita rasa, dan inovasi. Keberadaannya tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan ekonomi kreatif dan pelestarian budaya kuliner nusantara.

  • Pemberdayaan UMKM Desa Sukarapih

    Pemberdayaan UMKM Desa Sukarapih

    Sosialisasi mengenai sertifikat halal dan digital marketing telah dilalukan di desa Sukarapih oleh mahasiswa KKN Universitas Siliwangi. Saya Ladya Khoerunisa ikut serta dalam kegiatan pemberdayaan UMKM Desa Sukarapih dengan memberikan materi mengenai digital marketing.
    Desa Sukarapih merupakan desa yang memiliki UMKM baik mendistribusikan produk atau memanfaaatkan jasanya, karena Desa Sukarapih ini di kelilingi oleh 13 pesantren sehingga peluang untuk memajukan ekonomi sangat tinggi, mulai dari menjual makanan bagi para santri dan membuka layanan loundry menjadi keuntungan besar di wilayah tersebut. Namun bagi beberapa UMKM yang mendistribusikan makanan, para pedangang belum memahami pentingnya label halal pada produk dan juga pemilikan sertifikasi halal, padahal pedagang seharusnya lebih paham dengan adanya hal tersebut. Selain itu, beberapa UMKM belum paham mengenai pemasaran secara digitalisasi. Banyak pedagang memiliki sosial media, namun belum paham bagaimana cara memasarkan produk melalui digital.
    Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah Tujuan nya untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat desa Sukarapih dalam penting nya serifkasi halal sesuai regulasi pemerintah yang termaktub dalam UU No 33 tahun 2014 tentang jaminan produk halal. Selain itu tujuan dari adanya digital marketing adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait perkembangan digitalisasi di dunia usaha agar lebih memudahkan para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya.
    Sosialisasi mengenai sertifikat halal telah dilakukan pada yanggal 28 Desember 2023, setelah itu kami melakukan pendampingan kepada para UMKM untuk membuat NIB (Nomor Induk Berwirausaha) dan pendaftaran sertifikat halal. Terdapat 12 UMKM yang kami bantu untuk pembuatan NIB dan juga kami melakukan pendampingan UMKM dengan memberikan edukasi mengenai digital marketing serta pembuatan banner bagi para pelaku usaha.
    UMKM di Desa Sukarapih tentunya memiliki ilmu dan wawasan yang jelas terkait sertifikat halal dan digital marketing, para pelaku usaha sudah mulai mencari tahu bahkan memulai usahanya melalui media sosial. Kegiatan ini merupakan titik awal untuk peningkatan UMKM di Desa Sukarapih yang kedepannya menjadi desa wisata religi.

  • Rantang Kanyaah: Program Berbagi Kebaikan Untuk Mengurangi Kemiskinan di Desa Sutawangi

    Rantang Kanyaah: Program Berbagi Kebaikan Untuk Mengurangi Kemiskinan di Desa Sutawangi

    Kemiskinan, kelaparan, dan kesengsaraan masih menghantui Indonesia terutama di desa-desa kecil. Masih banyak masyarakat yang perlu dibantu, berdasarkan data kemiskinan yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka ini tergolong tinggi yaitu pada tahun 2022 terdapat 11,94% hal ini perlu diperhatikan agar angka kemiskinan terus menurun. Selain itu, berdasarkan berdasarkan hasil Susenas (Survei Sosial dan Ekonomi Nasional) Jawa Barat termasuk ke dalam delapan provinsi yang telah memasuki fase struktur penduduk usia tua, sekitar 4,9 juta jiwa dari 48.220.094 jiwa. 73 persen dari jumlah tersebut adalah lansia yang sudah tidak bekerja dan hanya 4% dari mereka yang memiliki jaminan pensiun. Hal ini akan menyebabkan tingkat ketergantungan lansia terhadap usia produktif akan meningkat, untuk mengatasi hal ini maka pemerintah membuat kebijakan mengenai peningkatan kesejahteraan lansia yang terdapat dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 28 tahun 2020 yang selaras dengan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998. Majalengka menjadi salah satu kabupaten yang menjalankan program peningkatan kesejahteraan lansia guna membantu lansia dan juga mengurangi angka kemiskinan. Program yang dilaksanakan terfokus pada pemenuhan kebutuhan pangan lansia. Rantang kanyaah merupakan yang diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Majalengka yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia yaitu pemberian makanan kepada lansia dengan keterbatasan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pangan. Desa Sutawangi melaksanakan program “Rantang Kanyaah” dengan memberi makan lansia setiap pagi dan sore, kegiatan ini dilaksanakan selama satu bulan. Lansia dipilih berdasarkan skala prioritas yaitu diutamakan lansia miskin sebatang kara (KK Tunggal) dengan usia diatas 60 tahun, tidak dapat bekerja dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Lansia di Desa Sutawangi terbilang banyak yaitu lansia <70 tahun terdapat 19 orang, lansia terlantar terdapat 3 orang dan lansia baru terdapat 24 orang. Dalam program rantang kanyaah, Desa Sutawangi memberikan bantuan pangan pada 2 lansia terlantar. Lansia terlantarnya yaitu nenek Anini yang beralamat di Dusun 1, RT. 01, RW. 02, kondisi nenek Anini sangat perlu dibantu karena merupakan lansia terlantar dan tidak bisa berjalan. Penerima program lansia lainnya yaitu nenek Aspi yang beralamat di Dusun 05, RT. 02, RW. 01, dengan kondisi sakit dan tidak bisa berjalan. Rantang Kanyaah dikelola oleh ibu-ibu PKK, kegiatan yang dilakukan yaitu ketua PKK atau yang mewakilinya datang ke rumah lansia untuk memberikan makanan sambil mengajak ngobrol dan menyuapi lansia hingga makanannya habis. Makan yang diberikan merupakan makanan yang bergizi yaitu sesuai anjuran isi piringku yaitu makanan pokok, sayuran, lauk pauk dan buah-buahan, ini diberikan guna memenuhi kebutuhan gizi lansia dan juga kebutuhan pangan lansia terpenuhi. Saya diberi kesempatan untuk ikut turun langsung ke rumah-rumah lansia sehingga saya mengetahui secara jelas bagaimana kondisi lansia-lansia itu. Menurut saya program rantang kanyaah adalah program yang sangat bagus, banyak lansia yang terbantu dalam progam ini, harapannya program ini berjalan terus-menerus agar makin banyak lansia yang terbantu sehingga kesejahteraan lansia meningkat.