Author: Mentari Dwi Marzein

  • Beyond Limits: Navigating Obstacles & Unveiling Potential

    Beyond Limits: Navigating Obstacles & Unveiling Potential

    Menghadapi Global Business Challenge (GBC) bisa terasa seperti melangkah keluar dari zona nyaman, terutama saat terdapat banyak keraguan yang menghantui. Dari merasa ragu akan kemampuan sendiri hingga tekanan pekerjaan yang terus menerus, serta sulitnya mencari dukungan sponsor, semuanya tampak menjadi beban yang berat. Terbayang bagaimana seseorang seperti saya bisa menembus batas-batas ini.

    Namun, saat menyelami masalah lebih dalam, ternyata rintangan terbesar datang dari dalam diri. Memperjuangkan kekhawatiran berlebihan menjadi langkah awal yang penting. Kita menyadari bahwa untuk meraih kesuksesan, kita harus memulai dengan langkah kecil. Meskipun ragu kadang menghampiri, tapi keyakinan bahwa setiap langkah kecil membawa kita lebih dekat kepada tujuan akhir memberikan semangat baru.

    Akhirnya, aku percaya bahwa aku mampu melewati rintangan itu. Setelah berdiri di hadapan para panelis dan investor hebat, dan bertemu dengan orang-orang cerdas lainnya, aku menyadari bahwa dunia ini sungguh luas. Dunia tidak terbatas pada dinding-dinding kamar yang sempit. Melangkah keluar dari zona nyaman dan menghadapi tantangan membuka pandangan baru bagi diriku. Dengan keberanian dan keyakinan, aku berhasil menaklukkan ketakutan dan keraguan yang menghantui. Ini adalah bukti bahwa dengan tekad yang kuat dan ketekunan, kita mampu mengatasi segala rintangan yang menghadang, dan menemukan potensi kita yang sesungguhnya di luar sana.

    Perubahan terbesar terjadi pada sikap mental dan pandangan hidup. Dengan berpegang pada keyakinan bahwa lebih baik berusaha menciptakan perubahan daripada hanya mengeluh tentang masalah, serta keyakinan bahwa setiap orang memiliki potensi besar untuk bersinar, langkah menuju GBC menjadi lebih terang dan terasa lebih mungkin untuk diwujudkan. Dengan pikiran yang positif, rintangan yang tampaknya menakutkan dapat diatasi dengan lebih percaya diri, dan langkah pertama untuk mengatasi hal tersebut dapat diambil dengan keyakinan yang lebih kuat.

  • Tiny Steps, Big Dreams

    Tiny Steps, Big Dreams

    Dalam perjalanan menuju pencapaian cita-cita besar, kita sering kali merasa terbebani oleh besarnya usaha yang diperlukan. Namun, sebenarnya tidak perlu usaha yang terlalu besar untuk mencapai impian besar. Kuncinya adalah konsistensi dalam melakukan usaha-usaha kecil setiap hari. Seperti yang dikatakan James Clear dalam bukunya Atomic Habits, “Success is the product of daily habits—not once-in-a-lifetime transformations.” Artinya, kesuksesan adalah hasil dari kebiasaan sehari-hari, bukan perubahan besar yang terjadi sekali seumur hidup.

    Mengapa usaha kecil yang konsisten begitu penting? Usaha kecil, ketika dilakukan secara terus-menerus, akan membangun fondasi yang kuat dan membuat kita semakin dekat dengan tujuan kita tanpa terasa berat. James Clear menjelaskan, “Habits are the compound interest of self-improvement.” Kebiasaan adalah bunga majemuk dari perbaikan diri. Ini berarti setiap usaha kecil yang kita lakukan akan terakumulasi dan menghasilkan perubahan besar seiring waktu, sama seperti bunga majemuk dalam investasi yang terus bertambah.

    Oleh karena itu, fokuslah pada langkah-langkah kecil namun konsisten dalam setiap aspek kehidupan Anda. Jangan meremehkan kekuatan dari tindakan-tindakan kecil yang dilakukan secara rutin. Dengan terus berpegang pada prinsip ini, Anda akan melihat perubahan signifikan dalam jangka panjang. Ingatlah, “You do not rise to the level of your goals. You fall to the level of your systems,” tulis James Clear. Artinya, kita tidak mencapai tingkat cita-cita kita, melainkan kita mencapai tingkat sistem yang kita bangun. Maka, bangunlah sistem yang mendukung kebiasaan-kebiasaan kecil yang baik, dan lihat bagaimana itu membawa Anda menuju pencapaian besar.

  • First Step to be Positive!

    First Step to be Positive!

    Menelaah peran salam dalam dinamika sosial telah memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai dampaknya yang luar biasa. Tanggal 21 November, yang sekarang dikenal sebagai Hari Halo Sedunia, diciptakan selama Perang Yom Kippur pada tahun 1973 melalui upaya unik McCormack bersaudara. Lulusan universitas terkemuka Brian dan Michael McCormack meluncurkan Kampanye Halo sebagai tanggapan kreatif terhadap ketegangan perang, mengumpulkan uang untuk perangko dan menyebarkan pesan perdamaian dunia.
    Dari perspektif psikologi sosial, teori penerimaan sosial Baumeister dan Leary menekankan bahwa sapaan positif berperan penting dalam memuaskan kebutuhan psikologis masyarakat akan penerimaan sosial.
    Sapaan dalam konteks agama juga mempunyai makna yang dalam dalam Islam, dimana salam tidak hanya sekedar ucapan sehari-hari saja, namun juga merupakan doa perdamaian dan cinta kasih. Ajaran Nabi yang menekankan pentingnya menebar kedamaian dan cinta kasih melalui salam menjadi landasan filosofis bahwa setiap ungkapan salam lebih dari sekedar kata-kata. Ini adalah jembatan menuju hubungan yang harmonis dan penuh kasih. Dalam bidang keilmuan ini, salam digunakan sebagai media untuk meningkatkan kesadaran dan mengoptimalkan interaksi sosial.
    Dalam kaitan ini, perhatian juga tertuju pada ayat Al-Qur’an (Al-Anam: 54) yang di dalamnya Allah memperkenalkan istilah “salaam” sebagai salah satu bentuk salam, termasuk salam dan doa rahmat. Ayat ini memberikan landasan spiritual dan menekankan bahwa memberi salam bukan sekedar tindakan sosial, namun juga sarana menjalin hubungan yang mendalam dengan bimbingan dan kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa.
    Mempraktikkan konsep sapaan positif akan menciptakan dasar suasana yang lebih bersahabat dan nyaman. Terinspirasi oleh konsep “halo” dari McCormack bersaudara, membiasakan diri menyapa secara teratur adalah langkah pertama untuk menciptakan suasana sosial yang lebih positif.
    Oleh karena itu, penerapan konsep keilmuan sapaan positif tidak hanya sekedar sebagai unsur etika sosial, namun juga sebagai alat untuk menciptakan perubahan positif dalam dinamika sosial sehari-hari. Melalui pendekatan ini, salam menjadi lebih dari sekedar kata-kata, namun menjadi doa dan langkah menuju perdamaian yang lebih besar.

    source gambar:bobo.id