Author: Samuel M.P Sihite

  • Satu Alat Superpower yang Anda Butuhkan untuk Berkembang!

    Satu Alat Superpower yang Anda Butuhkan untuk Berkembang!

    Pernahkah Anda merasakan keraguan dalam diri, meragukan kemampuan Anda, atau bahkan merasa tidak pantas untuk mencapai sesuatu? Saya juga pernah mengalami hal serupa. Saya pernah dalam situasi ketika saya berpikir bahwa saya tidak akan bisa mencapai sesuatu, bahwa tugas yang dihadapi terlalu sulit, atau bahkan merasa diri saya tidak layak untuk meraih sukses. Namun, pemikiran tersebut perlahan mulai menghilang ketika saya menemukan alat superpower yang mendongkrak perkembangan diri saya. Alat ini adalah “Growth Mindset.”

    Apa itu Growth Mindset?
    Growth mindset adalah pola pikir yang percaya bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat berkembang melalui usaha, latihan, dan pembelajaran terus-menerus. Kontrast dengan fixed mindset yang percaya bahwa kemampuan seseorang sudah ditentukan sejak lahir, growth mindset melihat tantangan sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang. Ini melibatkan keyakinan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah langkah menuju perbaikan.

    Growth Mindset Mendongkrak Batasan Ku!
    Pengalaman pribadi saya adalah contoh bagaimana growth mindset dapat menjadi katalisator perkembangan diri. Sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), saya pernah merasa tidak mampu menghadapi tantangan yang diberikan. Namun, semuanya berubah ketika saya secara tidak sengaja menonton podcast di reels instagram. Saya mendapat pelajaran dari tiga menit potongan podcast tersebut yakni “cukup satu alat yang kamu butuhkan untuk bertumbuh, alat yang mendorongmu mengatakan ‘ini tidak bisa menjadi ini pasti bisa’ alat itu adalah growth mindset. Saat itu, saya mulai menantang diri saya sendiri dengan merubah pola pikir negatif menjadi motivasi untuk berusaha lebih keras.
    Dengan mulai menerapkan growth mindset, saya tidak hanya berhasil mengatasi tantangan akademis, tetapi juga mencapai pencapaian luar biasa di luar kampus. Saya menjadi project leader dalam Project ParagonCorp Campus Visit, yang melibatkan kepemimpinan atas sekelompok mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Proyek ini tidak hanya berjalan dengan lancar, tetapi juga meraih penghargaan sebagai Best Project dari Novo Club.
    Prestasi ini tidak terbayangkan ketika saya masih dalam fase fixed mindset yang meragukan diri sendiri. Growth mindset telah membuka pintu untuk eksplorasi dan perkembangan diri yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.

    Growth Mindset Adalah Alat yang Anda Butuhkan untuk Berkembang!
    Sungguh dahsyat pengaruh growth mindset ini!. Sejak saya menerapkan pemikiran ini saya mulai dan sudah banyak mencapai pengalaman dan prestasi yang luar biasa. Saya meyakini bahwa dengan growth mindset maka Anda memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk mencapai banyak hal untuk mengembangkan diri. Growth mindset adalah alat kunci yang Anda butuhkan. Ketika Anda sudah mulai berpikir bahwa tantangan adalah peluang dan mencoba adalah hal pertama yang perlu dilakukan maka bersiaplah bahwa Anda akan menjadi pribadi yang siap untuk berkembang.

  • Ars Dirigendi Corde

    Ars Dirigendi Corde

    Membayangkan perjalanan menuju kepemimpinan seringkali seperti merencanakan petualangan tanpa peta, di mana hati terkadang menjadi kompas yang memandu langkah-langkah kita. Kini saya telah menemukan kompas pemandu, kompas yang disebut Ars dirigendi corde, seni memimpin dengan hati. Capaian saya saat ini sebagai Head of Region Novo Club, yang memberdayakan dan memimpin lebih dari 35.000 mahasiswa Indonesia, adalah hasil tuntunan dari kompas ini.
    Ars Dirigendi Corde: Seni Memimpin dengan Hati
    Seiring waktu, saya menyadari bahwa kepemimpinan yang baik bukan hanya tentang membuat keputusan strategis atau mencapai tujuan tertentu, tetapi lebih dari itu. Kepemimpinan sejati berkaitan erat dengan kemampuan untuk menghubungkan diri dengan orang-orang di sekitar kita, memahami mereka, dan memberdayakan mereka untuk mencapai potensi penuh mereka.
    Ars Dirigendi Corde mengajarkan saya bahwa hati adalah kunci utama dalam memimpin. Bukan sekadar hati sebagai organ fisik, tetapi hati sebagai pusat emosi, empati, dan kebijaksanaan. Ketika saya belajar mendengarkan dengan hati, saya dapat memahami kebutuhan, aspirasi, dan kekhawatiran orang-orang di sekitar saya. Ini membantu saya membangun hubungan yang kuat dan saling mendukung.
    Sebagai Head of Region di Novo Club, saya menyadari bahwa memimpin dengan hati membawa dampak positif yang mendalam. Saya tidak hanya menjadi sosok otoritas, tetapi juga teman dan mentor bagi setiap anggota tim. Melalui Ars Dirigendi Corde, saya belajar untuk tidak hanya fokus pada pencapaian angka dan target, tetapi juga pada pertumbuhan pribadi dan profesional setiap individu yang saya pimpin.
    Saya merasa bangga melihat bagaimana keberhasilan kolektif tim salah satunya pengalaman saat tim yang saya pimpin memperoleh nominasi Best Group Project dari 350+ proyek komunitas dari seluruh Indonesia by Novo Club. Kami tidak hanya meraih pencapaian yang luar biasa, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan kreativitas, inovasi, dan kolaborasi.
    Dengan menginternalisasi Ars Dirigendi Corde dalam gaya kepemimpinan, saya merasa yakin bahwa kita bisa mencapai lebih dari yang kita kira mungkin. Kepemimpinan dengan hati bukanlah kelemahan, tetapi kekuatan yang memotivasi dan menggerakkan orang-orang untuk mencapai potensi terbaik mereka. Inilah kunci untuk membangun tim yang tangguh dan harmonis.

  • You Do You

    You Do You

    Bayangkan seekor gajah yang gigih mencoba untuk terbang, memaksa dirinya melepas ikatan bumi dengan usahanya yang luar biasa. Meski upayanya penuh semangat, kenyataannya jelas: gajah tidak diciptakan untuk terbang. Pemandangan ini memperlihatkan betapa sia-sia usaha kita ketika mencoba menjadi seseorang yang kita sebenarnya tidak.
    Sebelumnya saya adalah seseorang yang selalu merasa tertekan oleh ekspektasi sosial, saya merasa perlu untuk mencocokkan diri saya dengan gambaran sempurna yang seringkali tidak mencerminkan siapa saya sebenarnya. Hingga suatu saat, saya membaca suatu buku yang berjudul “You Do You” oleh Fellexandro Ruby dan menjadi momen saya menyadari bahwa kebahagiaan sejati dan perkembangan pribadi datang ketika kita mampu memahami dan merangkul diri sendiri sepenuhnya.
    Mempraktikkan konsep “You Do You” membawa perubahan besar dalam hidup saya. Saya mulai menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai dan minat pribadi, tanpa terpengaruh oleh pandangan orang lain. Mungkin ada ketidaksetujuan atau skeptisisme dari sekitar, tetapi kebebasan untuk menjadi diri sendiri tanpa disadari adalah langkah awal kita memulai perkembangan diri yang autentik.
    Saya mulai belajar untuk mendengarkan hati dan intuisi pribadi. Ketika saya berhenti mencoba memaksa diri menjadi orang yang tidak sesuai dengan esensi diri saya, saya menemukan kreativitas yang lebih luwes.
    “You Do You” memberikan pesan secara tersirat bahwa tidak perlu mengejar standar atau harapan orang lain untuk meraih keberhasilan. Perkembangan pribadi yang baik adalah tentang menetapkan tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi kita, memahami kekuatan dan kelemahan kita, dan berkomitmen untuk terus belajar dan berkembang.
    Mungkin ada beberapa dari teman-teman yang membaca tulisan ini sedang merasa krisis identitas, takut dengan ekspektasi orang lain, atau terlalu memikirkan pendapat orang lain, yuk kita coba terapkan konsep “You Do You.” Hidup sesuai dengan yang kita nilai dan rasakan sebagai benar untuk diri sendiri. Jangan terlalu terpaku pada pemikiran orang lain, karena sejatinya, kita punya kekuatan untuk merangkul keunikan diri dan mengeksplorasi apa yang membuat kita berkembang. Dengan menerapkan “You Do You,” kita bisa membuka pintu untuk perkembangan pribadi yang lebih bebas dan autentik.