Category: Achievement

  • Study Abroad x Internship

    Study Abroad x Internship

    Dear Diary,

    This is Helen (20), 3rd year undergraduate pharmacy student. On my way to my final year in the September. Preparing all the research and sempro things at the moment. I am going to sharing my story. The untold story from my deepest heart. I believe everyone has their best year. And so i. Best year doesn’t mean all about success. Its about the progress to become the best version and find out your passion in this life.

    I think the part of myself about love to trying new things is not that bad. You can regret or sad when you failed. But, the worst case that is not trying. Now, i am here in Korea, living my new life. I take the risks and got the chance. You can call this as study exchange, study abroad, or international internship, or research assistant internship, or Rnd, anything. One thing for sure, i called this the Pandora box.

    I studied many things, learn valuable lessons, and build my new version. You can not feel this if you are not experiencing this. So, it’s not just about academic knowledge but also the life lesson. I got some quotes “it’s better you try, then you do not try” “now is now, today is today, if it’s bad day, then tomorrow you can just forget it, the important things, when you have bad days, you learn.” ” if you got the chance, use the environmental, all the circumstances, don’t waste it” ” its okay if you make mistake, you can try it again and do better next time” .

    It’s all about mindset. You must control yourself living in the environment you don’t know, everything is new. You have to explore all the things than just doing like what your normal self do. You need to push yourself hardly, and find you peace, your joy in the middle of stress or deppression. Academic and everything is exhausting if you not try to learn it properly.

    But, what u got is that the english skill and anything that you feel you are grow up.

    See you in another diary (Part 2)

  • MIMPI BESAR ITU BUTUH ACTION YANG NYATA

    MIMPI BESAR ITU BUTUH ACTION YANG NYATA

    Setiap orang pasti memiliki mimpi besar begitu juga dengan aku yang memiliki mimpi yang sangat  besar,pada tahun 2021  aku  memiliki impian bisa lulus di jurusan pendidikan fisika ,Universitas Negeri Medan namun aku mengalami 2 kali ditolak mentah “ oleh jurusan pendidikan fisika ,setelah ditolak aku mencoba daftar jalur  mandiri Unimed berharap dapat lulus Univ impian aku dan memang rezeki aku berada di jurusan pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan .Setelah diterima aku berharap dapat melanjutkan kuliah dengan janji ke orangtua bahwa akan serius untuk menyelesaikan pendidikan itu dengan baik,walau harus membayar UKT yang cukup tinggi aku yakin bahwa setiap usaha selalu ada jalan asal mau belajar dan berusaha.Sehingga selama perkuliahan aku sangat  memanfaatkan kesempatan yang ada sebagai bentuk pembelajaran diri lebih baik.jika berbicara mengenai kegagalan aku juga sering mengalami kegagalan namun aku memanfaatkan kegagalan itu sebagai ruang buat aku menjadi lebih baik.

     

    Setiap orang pernah gagal  namun kita sebagai manusia  juga masih memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik dengan cara berusaha lebih keras  ,mau belajar dan memperbaiki diri lebih baik dengan begitu kita akan memiliki sejuta kesempatan dalam mewujudkan mimpi itu menjadi nyata.

    Jadikan kegagalan sebagai ruang bagi kamu untuk menjadi lebih  baik mulai dari skill,skala prioritas ,dan pengembangan diri karena setiap orang memiliki karakteristiknya masing-masing.Buat kamu yang sedang mengalami kegagalan jangan sedih terus tapi ayo bangkit ada opportunity yang lain menunggumu

  • YOU AN’T CHANGE PEOPLE AROUND YOU, BUT YOU CAN CHANGE PEOPLE AROUND YOU

    YOU AN’T CHANGE PEOPLE AROUND YOU, BUT YOU CAN CHANGE PEOPLE AROUND YOU

    Pernahkah kamu terjebak di lingkungan yang toxic? Lingkungan di mana orang-orangnya punya perilaku, sikap, atau budaya yang negatif dan merusak kesejahteraan orang-orang di dalamnya.

    Halo, namaku Febriyanti Eryana Putri mahasiswi semester 6 dari Universitas Singaperbangsa Karawang. Di Sharing Knowledge ini aku ingin membagikan hal hal seputar “toxic environment” yang bisa saja terjadi disekitar kita. Dan bagaimana cara menghindarinya? Yuk simak artikel ini.

    Seperti yang kutulis sebelumnya, lingkungan di mana orang-orangnya punya perilaku, sikap, atau budaya yang negatif dan merusak kesejahteraan orang-orang di dalamnya. Tapi bagaimana kita tahu bahwa kita sedang terjebak di lingkungan toxic itu? Berikut adalah beberapa contoh perilaku toxic berdasarkan pengalamanku :

    • Kritik yang Merusak

    Kritik yang tidak konstruktif, cenderung menyerang pribadi, merendahkan, atau menghina yang dapat membuat rasa percaya diri anjlok dan harga diri runtuh.

    • Gosip dan Rumor

    Lingkungan yang dipenuhi gosip dan rumor negatif. Ini membuat rasa aman dan nyaman menjadi hilang.

    • Persaingan Tidak Sehat

    Persaingan yang nggak sehat, di mana orang lebih suka menjatuhkan daripada saling mendukung untuk sama sama berkembang.

    • Kurangnya Dukungan

    Minim dukungan atau pengakuan terhadap prestasi dan usaha seseorang. Orang-orang di lingkungan ini lebih suka mengabaikan atau meremehkan pencapaian satu sama lain.

    • Manipulasi dan Kontrol

    Ada individu atau kelompok yang berusaha mengontrol atau memanipulasi orang lain buat keuntungan pribadi mereka. Biasanya, ini dilakukan dengan cara yang tidak adil atau nggak etis.

    • Ketidakadilan dan Diskriminasi

    Perlakuan yang tidak adil atau diskriminatif berdasarkan latar belakang, penampilan, atau preferensi pribadi.

    • Negativitas Berlebihan

    Atmosfer yang dipenuhi pesimisme, keluhan terus-menerus, dan pandangan negatif terhadap segala sesuatu yang membuat hilangnya energi dan semangat.

    • Kurangnya Empati dan Pengertian

    Ketidakmampuan atau ketidakmauan buat memahami atau merasakan perasaan dan perspektif orang lain. Ini menghambat komunikasi yang sehat dan saling pengertian.

    Lingkungan toxic bisa ada di mana aja, di sekolah, tempat kerja, komunitas, bahkan dalam hubungan personal. Dampaknya bisa sangat merugikan, mulai dari kesehatan mental dan emosional yang terganggu, hingga produktivitas dan semangat hidup yang turun.

    Tapi kan, kita tidak bisa mengubah orang orang disekitar kita? Bagaimana jika kita terlanjur ‘terjebak’ di lingkungan toxic itu? Itulah makna dari kutipan “You can’t change people around you, but you can change people around you”. Kamu pasti pernah mendengar kutipan itu setidaknya sekali dalam hidupmu. Makna dari kutipan itu adalah benar, kamu tidak bisa mengubah ‘perilaku’ orang orang disekitarmu. Cara mereka memandangmu, cara mereka pesimis satu sama lain, perilaku negative lingkungan yang perlahan mengikis semangatmu untuk maju, tidaklah mampu untuk kamu ubah. Tapi ada 1 yang bisa kamu ubah. Yap, LINGKUNGANMU. Kamu tidak bisa merubah ‘perilaku’ orang orang disekitarmu tapi kamu bisa ubah siapa yang ada di sekitarmu dengan masuk ke lingkungan yang lebih positif.

    Berdasarkan pengalamanku, meninggalkan lingkungan toxic dan mulai masuk ke lingkungan yang lebih positif bisa dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

    1. Langkah pertama adalah menyadari bahwa kamu berada di lingkungan toxic. Akui dampak negatifnya terhadap kesehatan mental dan emosionalmu.
    2. Belajar untuk menetapkan batasan yang jelas dengan orang-orang yang toxic. Jangan takut untuk mengatakan “tidak” atau menjaga jarak dari mereka. Hal ini biasa disebut dengan istilah “Boundaries”.
    3. Temukan orang-orang yang mendukung dan peduli padamu. Bisa dari keluarga, teman dekat, atau bahkan komunitas baru yang punya minat yang sama.
    4. Jangan terlibat dalam drama atau gosip yang ada di lingkungan toxic. Fokus pada hal-hal positif dan produktif.
    5. Fokus pada pengembangan diri. Ikuti kegiatan yang kamu sukai, belajar hal baru, atau terlibat dalam proyek yang membuatmu merasa bersemangat.
    6. Jika memungkinkan, bicarakan masalahmu dengan orang-orang di lingkungan toxic tersebut. Kadang, mereka mungkin tidak menyadari dampak perilaku mereka.
    7. Mulailah mencari lingkungan baru yang lebih positif. Bergabung dengan klub, komunitas, atau organisasi yang sesuai dengan minatmu.
    8. Lakukan kegiatan yang bisa menjaga kesehatan mentalmu, seperti meditasi, olahraga, atau sekadar waktu untuk diri sendiri.
    9. Pertahankan sikap positif dan optimis. Percaya bahwa kamu layak mendapatkan lingkungan yang lebih baik dan orang-orang yang mendukungmu.
    10. Secara aktif cari dan jalin hubungan dengan orang-orang yang positif. Mereka akan memberimu energi, dukungan, dan inspirasi untuk berkembang.
    11. Selalu evaluasi kondisi lingkunganmu secara berkala. Pastikan kamu tetap berada di tempat yang mendukung dan membangun.

    Contohnya, jika kamu merasa lingkungan sekolah atau kampus terlalu toxic, coba untuk lebih aktif di organisasi atau komunitas yang sesuai dengan minat dan hobimu. Ini bisa jadi cara untuk bertemu orang-orang baru yang punya energi positif. Tidak mudah memang. Tapi perlu diingat, perubahan ini butuh waktu dan usaha, tapi dengan langkah-langkah yang konsisten, kamu bisa meninggalkan lingkungan toxic dan menemukan tempat yang lebih mendukung perkembangan dirimu.

  • Seberapa jauh INSTARTER mengubahku?

    How Far Instarter Change You?

    really far.

    It almost 1 year to be the part of instarter. What is instarter? Instater Program is a part of paragon.corp! Instarter leadership program adalah program yang diikuti oleh mahasiswa/i seluruh Indonesia dengan harapan ketika menjadi alumni, sudah memiliki pondasi yang kuat untuk mandiri ke jalan nya masiing-masing. beberapa fokus nya saat ini adalah menjadi entrepreneur, lanjut s2, atau bekerja di industri. Emang dalam membangun pondasi itu ngapaian aja? Apa yang diasah?

    1. Public Speaking. Disini ada banyak sekali chance yang dapat dimanfaatkan. Mulai dari menjadi speaker di exhibition, master of ceremony, moderator, ambassador, diskusi, conversation bahasa inggris.
    2. Self-development. Tiap zoom , pasti diajak untuk speak up dan open terkait progress nya. Selalu ada approach untuk update progresnya.
    3. Networking. Seluruh mahasiswa di Indonesia ada di wadah instarter! Tebak, mahasiswanya bukan kaleng-kaleng loh, mahasiswa berprestasi ada, yang uda bangun start up ada, content creator ada, selebgram ada. Intinya kalau ga punya bisnis sendiri, berprestasi, pasti ada yang sering jalan-jalan tiap lihat storynya.
    4. Kompetisi skala internasional. Ditantang untuk ikut Global Business Challenge! Jadi tahu gimana cara nyari sponsor ke company, buat inovasi bisnis dan banyak lagiiii
    5. uda deh capek, liat ignya sendiri aja ya di @instarter.id
  • Sebuah Perjalanan Pencapaian Mimpi

    Sebuah Perjalanan Pencapaian Mimpi

    Menjadi mahasiswa rantau merupakan tantangan tersendiri bagi saya. Awal nya saya sering pesimis dan merasa bahwa saya akan menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja karena bersanding dengan banyak mahasiswa kota yang secara akses pendidikan lebih maju dibandingkan dengan pendidikan di daerah. Namun seiring berjalannya waktu, ternyata semua tantangan tersebut bisa saya lewati bahkan melebihi ekspektasi saya. Hingga saat ini, saya bisa menjalani tiap semester dengan IPK stabil selama 5 semester dan termasuk peraih IPK tertinggi diantara penerima beasiswa program studi soshum Universitas Pertamina.

    Saya merupakan peraih beasiswa penuh sejak SMA dan saya menyadari bahwa ini bukanlah hal yang mudah. Di balik pencapaian ini, terdapat dedikasi, kerja keras, dan strategi yang terencana. Dalam artikel ini, saya ingin berbagi kisah dan tips yang mungkin bermanfaat bagi para pelajar yang ingin mencapai hal serupa.

    Kunci utama dalam mempertahankan prestasi akademik adalah konsistensi. Saya memiliki kebiasaan belajar yang teratur. Saya juga selalu mengerjakan tugas tepat waktu dan berusaha memahami materi sedalam mungkin. Selain itu, saya aktif melakukan belajar tambahan melalui referensi lain untuk materi yang sulit saya mengerti.

    Selanjutnya adalah motivasi, dimana motivasi ini merupakan faktor penting dalam mendorong semangat belajar. Saya selalu mengingat tujuan awal saya dalam berkuliah, yaitu untuk meraih cita-cita dan masa depan yang lebih baik. Hal ini membantu saya untuk tetap fokus dan disiplin dalam belajar, meskipun terkadang merasa lelah atau bosan.

    Tips selanjutnya adalah memanfaatkan Fasilitas dan Komunitas Belajar. Kampus menyediakan berbagai fasilitas yang dapat membantu mahasiswa dalam belajar, seperti perpustakaan, laboratorium, dan pusat tutor. Saya memanfaatkan fasilitas ini dengan maksimal untuk memperdalam pengetahuan dan menyelesaikan tugas-tugas. Selain itu, saya juga aktif mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan yang berkaitan dengan bidang studi saya. Hal ini membantu saya untuk membangun jaringan pertemanan dan saling bertukar ilmu dengan teman-teman.

    Sejak SMA, saya memiliki tekad kuat untuk meraih beasiswa penuh. Oleh karena itu, selama berkuliah saya juga aktif mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi. Prestasi dan pengalaman ini saya jadikan portofolio saat mendaftar beasiswa untuk pendidikan saya selanjutnya.

    Satu pepatah yang saya ingat “Ingatlah, kesuksesan adalah hasil dari kerja keras dan kegigihan”

  • IDRS bersama SMAN 1 Serang

    IDRS bersama SMAN 1 Serang

    IDRS Challenge merupakan tantangan untuk awardee berkontribusi dan berkolaborasi dengan masyarakat di sekitarnya, melalui IDRS Instarter dikenal dan kami para Awardee menampakkan diri sebagai salah satu star. Tugas dari bintang dalam tatanan rasi bintang adalah untuk memandu pra Pelaut dikala mereka di tengah laut. Kami awardee bersama SMAN 1 Serang saling berbagi cerita dan pengalaman mereka, serta pandangan mereka mengenai dunia ini, dan kami para star berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memandu mereka untuk mencapai impian mereka, mencoba meyakinkan bahwa mereka bisa merupakan kebahagiaan tersendiri bagi kami. Inilah kami Instarter, Start to be Star. Terima kasih

  • Keluar dari Zona Nyaman melalui Instarter Exhibition

    Keluar dari Zona Nyaman melalui Instarter Exhibition

    Pada tanggal 9 Februari 2024 kemarin, melalui instarter exhibiton saya berkesempatan menjadi pembicara di live instagram bersama instarter. Materi yang saya bawakan adalah “Time Mastery and Stress Management for Gen Z: Navigating the Digital Age with Balance and Resilience”. Pengalaman exhibition ini merupakan pengalaman saya keluar dari zona nyaman, dimana saya harus melakukan live instagram untuk sharing pengalaman saya. Dan Alhamdulillah yang mengunjungi live saya saat itu lebih dari 10 orang. Melalui exhibition ini saya menjadi lebih berani untuk sharing dan membuka diri ke orang banyak, serta berbicara di depan umum

  • You can’t change people around you, but you can change people around you

    You can’t change people around you, but you can change people around you

    Pernahkah kamu terjebak di lingkungan yang toxic? lingkungan di mana orang-orangnya punya perilaku, sikap, atau budaya yang negatif dan merusak kesejahteraan orang-orang di dalamnya. Berikut adalah beberapa contoh perilaku toxic berdasarkan pengalamanku :

    • Kritik yang Merusak

    Kritik yang tidak konstruktif, cenderung menyerang pribadi, merendahkan, atau menghina yang dapat membuat rasa percaya diri anjlok dan harga diri runtuh.

    • Gosip dan Rumor

    Lingkungan yang dipenuhi gosip dan rumor negatif. Ini membuat rasa aman dan nyaman menjadi hilang.

    • Persaingan Tidak Sehat

    Persaingan yang nggak sehat, di mana orang lebih suka menjatuhkan daripada saling mendukung untuk sama sama berkembang.

    • Kurangnya Dukungan

    Minim dukungan atau pengakuan terhadap prestasi dan usaha seseorang. Orang-orang di lingkungan ini lebih suka mengabaikan atau meremehkan pencapaian satu sama lain.

    • Manipulasi dan Kontrol

    Ada individu atau kelompok yang berusaha mengontrol atau memanipulasi orang lain buat keuntungan pribadi mereka. Biasanya, ini dilakukan dengan cara yang tidak adil atau nggak etis.

    • Ketidakadilan dan Diskriminasi

    Perlakuan yang tidak adil atau diskriminatif berdasarkan latar belakang, penampilan, atau preferensi pribadi.

    • Negativitas Berlebihan

    Atmosfer yang dipenuhi pesimisme, keluhan terus-menerus, dan pandangan negatif terhadap segala sesuatu yang membuat hilangnya energi dan semangat.

    • Kurangnya Empati dan Pengertian

    Ketidakmampuan atau ketidakmauan buat memahami atau merasakan perasaan dan perspektif orang lain. Ini menghambat komunikasi yang sehat dan saling pengertian.

    Lingkungan toxic bisa ada di mana aja, di sekolah, tempat kerja, komunitas, bahkan dalam hubungan personal. Dampaknya bisa sangat merugikan, mulai dari kesehatan mental dan emosional yang terganggu, hingga produktivitas dan semangat hidup yang turun.

    Tapi kan, kita tidak bisa mengubah orang orang disekitar kita? Bagaimana jika kita terlanjur ‘terjebak’ di lingkungan toxic itu? Itulah makna dari kutipan “You can’t change people around you, but you can change people around you”. Kamu pasti pernah mendengar kutipan itu setidaknya sekali dalam hidupmu. Makna dari kutipan itu adalah benar, kamu tidak bisa mengubah ‘perilaku’ orang orang disekitarmu. Cara mereka memandangmu, cara mereka pesimis satu sama lain, perilaku negative lingkungan yang perlahan mengikis semangatmu untuk maju, tidaklah mampu untuk kamu ubah. Tapi ada 1 yang bisa kamu ubah. Yap, LINGKUNGANMU. Kamu tidak bisa merubah ‘perilaku’ orang orang disekitarmu tapi kamu bisa ubah siapa yang ada di sekitarmu dengan masuk ke lingkungan yang lebih positif.

    Berdasarkan pengalamanku, meninggalkan lingkungan toxic dan mulai masuk ke lingkungan yang lebih positif bisa dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

    1. Langkah pertama adalah menyadari bahwa kamu berada di lingkungan toxic. Akui dampak negatifnya terhadap kesehatan mental dan emosionalmu.
    2. Belajar untuk menetapkan batasan yang jelas dengan orang-orang yang toxic. Jangan takut untuk mengatakan “tidak” atau menjaga jarak dari mereka. Hal ini biasa disebut dengan istilah “Boundaries”.
    3. Temukan orang-orang yang mendukung dan peduli padamu. Bisa dari keluarga, teman dekat, atau bahkan komunitas baru yang punya minat yang sama.
    4. Jangan terlibat dalam drama atau gosip yang ada di lingkungan toxic. Fokus pada hal-hal positif dan produktif.
    5. Fokus pada pengembangan diri. Ikuti kegiatan yang kamu sukai, belajar hal baru, atau terlibat dalam proyek yang membuatmu merasa bersemangat.
    6. Jika memungkinkan, bicarakan masalahmu dengan orang-orang di lingkungan toxic tersebut. Kadang, mereka mungkin tidak menyadari dampak perilaku mereka.
    7. Mulailah mencari lingkungan baru yang lebih positif. Bergabung dengan klub, komunitas, atau organisasi yang sesuai dengan minatmu.
    8. Lakukan kegiatan yang bisa menjaga kesehatan mentalmu, seperti meditasi, olahraga, atau sekadar waktu untuk diri sendiri.
    9. Pertahankan sikap positif dan optimis. Percaya bahwa kamu layak mendapatkan lingkungan yang lebih baik dan orang-orang yang mendukungmu.
    10. Secara aktif cari dan jalin hubungan dengan orang-orang yang positif. Mereka akan memberimu energi, dukungan, dan inspirasi untuk berkembang.
    11. Selalu evaluasi kondisi lingkunganmu secara berkala. Pastikan kamu tetap berada di tempat yang mendukung dan membangun.

    Contohnya, jika kamu merasa lingkungan sekolah atau kampus terlalu toxic, coba untuk lebih aktif di organisasi atau komunitas yang sesuai dengan minat dan hobimu. Ini bisa jadi cara untuk bertemu orang-orang baru yang punya energi positif. Tidak mudah memang. Tapi perlu diingat, perubahan ini butuh waktu dan usaha, tapi dengan langkah-langkah yang konsisten, kamu bisa meninggalkan lingkungan toxic dan menemukan tempat yang lebih mendukung perkembangan dirimu.

  • You can change people around you, but you can change people around you

    You can change people around you, but you can change people around you

    Pernahkah kamu terjebak di lingkungan yang toxic? lingkungan di mana orang-orangnya punya perilaku, sikap, atau budaya yang negatif dan merusak kesejahteraan orang-orang di dalamnya. Berikut adalah beberapa contoh perilaku toxic berdasarkan pengalamanku :

    • Kritik yang Merusak

    Kritik yang tidak konstruktif, cenderung menyerang pribadi, merendahkan, atau menghina yang dapat membuat rasa percaya diri anjlok dan harga diri runtuh.

    • Gosip dan Rumor

    Lingkungan yang dipenuhi gosip dan rumor negatif. Ini membuat rasa aman dan nyaman menjadi hilang.

    • Persaingan Tidak Sehat

    Persaingan yang nggak sehat, di mana orang lebih suka menjatuhkan daripada saling mendukung untuk sama sama berkembang.

    • Kurangnya Dukungan

    Minim dukungan atau pengakuan terhadap prestasi dan usaha seseorang. Orang-orang di lingkungan ini lebih suka mengabaikan atau meremehkan pencapaian satu sama lain.

    • Manipulasi dan Kontrol

    Ada individu atau kelompok yang berusaha mengontrol atau memanipulasi orang lain buat keuntungan pribadi mereka. Biasanya, ini dilakukan dengan cara yang tidak adil atau nggak etis.

    • Ketidakadilan dan Diskriminasi

    Perlakuan yang tidak adil atau diskriminatif berdasarkan latar belakang, penampilan, atau preferensi pribadi.

    • Negativitas Berlebihan

    Atmosfer yang dipenuhi pesimisme, keluhan terus-menerus, dan pandangan negatif terhadap segala sesuatu yang membuat hilangnya energi dan semangat.

    • Kurangnya Empati dan Pengertian

    Ketidakmampuan atau ketidakmauan buat memahami atau merasakan perasaan dan perspektif orang lain. Ini menghambat komunikasi yang sehat dan saling pengertian.

    Lingkungan toxic bisa ada di mana aja, di sekolah, tempat kerja, komunitas, bahkan dalam hubungan personal. Dampaknya bisa sangat merugikan, mulai dari kesehatan mental dan emosional yang terganggu, hingga produktivitas dan semangat hidup yang turun.

    Tapi kan, kita tidak bisa mengubah orang orang disekitar kita? Bagaimana jika kita terlanjur ‘terjebak’ di lingkungan toxic itu? Itulah makna dari kutipn “You can change people around you, but you can change people around you”. Kamu pasti pernah mendengar kutipan itu setidaknya sekali dalam hidupmu. Makna dari kutipan itu adalah benar, kamu tidak bisa mengubah ‘perilaku’ orang orang disekitarmu. Cara mereka memandangmu, cara mereka pesimis satu sama lain, perilaku negative lingkungan yang perlahan mengikis semangatmu untuk maju, tidaklah mampu untuk kamu ubah. Tapi ada 1 yang bisa kamu ubah. Yap, LINGKUNGANMU. Kamu tidak bisa merubah ‘perilaku’ orang orang disekitarmu tapi kamu bisa ubah siapa yang ada di sekitarmu dengan masuk ke lingkungan yang lebih positif.

    Berdasarkan pengalamanku, meninggalkan lingkungan toxic dan mulai masuk ke lingkungan yang lebih positif bisa dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

    1. Langkah pertama adalah menyadari bahwa kamu berada di lingkungan toxic. Akui dampak negatifnya terhadap kesehatan mental dan emosionalmu.
    2. Belajar untuk menetapkan batasan yang jelas dengan orang-orang yang toxic. Jangan takut untuk mengatakan “tidak” atau menjaga jarak dari mereka. Hal ini biasa disebut dengan istilah “Boundaries”.
    3. Temukan orang-orang yang mendukung dan peduli padamu. Bisa dari keluarga, teman dekat, atau bahkan komunitas baru yang punya minat yang sama.
    4. Jangan terlibat dalam drama atau gosip yang ada di lingkungan toxic. Fokus pada hal-hal positif dan produktif.
    5. Fokus pada pengembangan diri. Ikuti kegiatan yang kamu sukai, belajar hal baru, atau terlibat dalam proyek yang membuatmu merasa bersemangat.
    6. Jika memungkinkan, bicarakan masalahmu dengan orang-orang di lingkungan toxic tersebut. Kadang, mereka mungkin tidak menyadari dampak perilaku mereka.
    7. Mulailah mencari lingkungan baru yang lebih positif. Bergabung dengan klub, komunitas, atau organisasi yang sesuai dengan minatmu.
    8. Lakukan kegiatan yang bisa menjaga kesehatan mentalmu, seperti meditasi, olahraga, atau sekadar waktu untuk diri sendiri.
    9. Pertahankan sikap positif dan optimis. Percaya bahwa kamu layak mendapatkan lingkungan yang lebih baik dan orang-orang yang mendukungmu.
    10. Secara aktif cari dan jalin hubungan dengan orang-orang yang positif. Mereka akan memberimu energi, dukungan, dan inspirasi untuk berkembang.
    11. Selalu evaluasi kondisi lingkunganmu secara berkala. Pastikan kamu tetap berada di tempat yang mendukung dan membangun.

    Contohnya, jika kamu merasa lingkungan sekolah atau kampus terlalu toxic, coba untuk lebih aktif di organisasi atau komunitas yang sesuai dengan minat dan hobimu. Ini bisa jadi cara untuk bertemu orang-orang baru yang punya energi positif. Tidak mudah memang. Tapi perlu diingat, perubahan ini butuh waktu dan usaha, tapi dengan langkah-langkah yang konsisten, kamu bisa meninggalkan lingkungan toxic dan menemukan tempat yang lebih mendukung perkembangan dirimu.

  • First Time Ikut Voice Over Competition, Langsung Jadi Juara Berskala Nasional?

    First Time Ikut Voice Over Competition, Langsung Jadi Juara Berskala Nasional?

    Alhamdulillah, tak henti-hentinya aku mengucapkan syukur untuk kesekian kalinya. Bagaimana tidak? Aku benar-benar terkejut dengan pengumuman hari ini. Hadza min fadhli rabbi. Ini adalah karunia dari Tuhanku. Semenjak awal aku mengikuti lomba ini memang karena keisengan saja. “Coba aja gak sih Shof? Siapa tahu menang,” ucapku kepada diriku. Sebenarnya, diriku ini belum memiliki pengalaman apa pun di bidang voice over. Aku hanya pernah coba-coba buat konten lewat suaraku. Dan ternyata banyak yang bilang bagus dan berkarakter suaranya. Hanya berbekal pernah buat konten itu, aku memberanikan diri untuk mencoba. “Iseng aja sih ini mah, aku gak berharap banyak,”kata ku kepada diriku lagi. Pasalnya, terkadang kita benar-benar mengharapkan untuk menjadi juara dalam perlombaan. Tapi yang ini berbeda! Tak ada keyakinan untuk masuk 5 besar. Dan anehnya malah masuk? What?

    Kekagetanku tak berhenti sampai situ. Hari ini adalah hari penentuan pemenang. Jujur, aku sangat grogi dan tegang karena ini adalah kompetisi voice over pertamaku, ditambah jurinya adalah Kak Bimoky. Iya, senior professional VO talent itu! This competition was the most unexpected experience in my life!!! Aku termasuk salah satu dari 5 besar lainnya yang baru mencoba ikut VO competition. Dan alhamdulillah Allah izin kan aku buat jadi the 1st winner. Rasanya campur aduk sekali. Terngiang-ngiang feedback yang diberikan langsung oleh Kak Bimo, “Aku suka sekali pembawaanya yang cheerful dan intonasi yang pas, ditambah ada emosi di dalamnya. Walaupun ada beberapa part yang sedikit tegang dan cheerfulnya sempat hilang. Kamu juga keren, bisa menutupi kecadelan R mu dengan intonasi dan artikulasi yang baik. Kamu jadi contoh kalo orang yang cadel juga bisa buat tetep percaya diri berkarya lewat voice over.”

    Dari pengalaman ini aku jadi sadar, ternyata aku punya kemampuan di bidang voice over. Sepertinya, akan menjadi menarik jika terus dilanjutkan. We’ll see it! Aku rasa dari feedback yang diberikan oleh Kak Bimo yang menjadi unik adalah karena aku memiliki kekurangan dan bisa menutupinya dengan baik dan menjadikan itu sebagai hal yang spesial. Jadi, untuk kalian yang merasa malu berkarya lewat voice over karena cadel. Please banget jangan jadikan itu sebagai kekurangan, tapi jadikan itu sebagai keunikan diri kamu ya! Semangat berkarya!!!

    Terakhir, aku bisa di titik ini juga bukan karena aku pribadi, tapi karena dukungan dan doa dari orang tua, keluarga, dan teman-temanku. Terima kasih banyak semua!!