Category: Global Networking

  • Overcoming the INSTARTER Challenge: Indonesia Roadshow

    Overcoming the INSTARTER Challenge: Indonesia Roadshow

    On February 6, 2024, my fellow INSTARTER awardees and I took on one of the challenges from the INSTARTER program: the Indonesia Roadshow (IDRS). This time, my team and I conducted the roadshow in Solo, collaborating with NovoClub Region 5. We held a sharing session on leadership, project management, and the benefits of being an INSTARTER awardee or a NovoClub member.

    We successfully completed the IDRS challenge and look forward to tackling more challenges from INSTARTER!

  • Beyond Limits: Navigating Obstacles & Unveiling Potential

    Beyond Limits: Navigating Obstacles & Unveiling Potential

    Menghadapi Global Business Challenge (GBC) bisa terasa seperti melangkah keluar dari zona nyaman, terutama saat terdapat banyak keraguan yang menghantui. Dari merasa ragu akan kemampuan sendiri hingga tekanan pekerjaan yang terus menerus, serta sulitnya mencari dukungan sponsor, semuanya tampak menjadi beban yang berat. Terbayang bagaimana seseorang seperti saya bisa menembus batas-batas ini.

    Namun, saat menyelami masalah lebih dalam, ternyata rintangan terbesar datang dari dalam diri. Memperjuangkan kekhawatiran berlebihan menjadi langkah awal yang penting. Kita menyadari bahwa untuk meraih kesuksesan, kita harus memulai dengan langkah kecil. Meskipun ragu kadang menghampiri, tapi keyakinan bahwa setiap langkah kecil membawa kita lebih dekat kepada tujuan akhir memberikan semangat baru.

    Akhirnya, aku percaya bahwa aku mampu melewati rintangan itu. Setelah berdiri di hadapan para panelis dan investor hebat, dan bertemu dengan orang-orang cerdas lainnya, aku menyadari bahwa dunia ini sungguh luas. Dunia tidak terbatas pada dinding-dinding kamar yang sempit. Melangkah keluar dari zona nyaman dan menghadapi tantangan membuka pandangan baru bagi diriku. Dengan keberanian dan keyakinan, aku berhasil menaklukkan ketakutan dan keraguan yang menghantui. Ini adalah bukti bahwa dengan tekad yang kuat dan ketekunan, kita mampu mengatasi segala rintangan yang menghadang, dan menemukan potensi kita yang sesungguhnya di luar sana.

    Perubahan terbesar terjadi pada sikap mental dan pandangan hidup. Dengan berpegang pada keyakinan bahwa lebih baik berusaha menciptakan perubahan daripada hanya mengeluh tentang masalah, serta keyakinan bahwa setiap orang memiliki potensi besar untuk bersinar, langkah menuju GBC menjadi lebih terang dan terasa lebih mungkin untuk diwujudkan. Dengan pikiran yang positif, rintangan yang tampaknya menakutkan dapat diatasi dengan lebih percaya diri, dan langkah pertama untuk mengatasi hal tersebut dapat diambil dengan keyakinan yang lebih kuat.

  • Esensi Doa dalam Kehidupan: Kunci Semua Ketidakmungkinan #Studygram

    Esensi Doa dalam Kehidupan: Kunci Semua Ketidakmungkinan #Studygram

    Nama : Fahmi Nur Alim
    Universitas Padjadjaran

    Kekuatan doa ini saya buktikan di tahun 2023, dimana saat itu saya mengikuti ajang ONMIPA PT yang sangat bergengsi dan disaat yang sama saya menjadi pimpinan ormawa dengan agenda yang sangat padat.

    “Ditengah padatnya kegiatan organisasi ini, apakah saya masih mampu?”

    Kian hari, keraguan itu memenuhi pikiran saya hingga saya sempat berfikir untuk menyerah. Tapi saya “Segala hal adalah mudah bagi Allah” yang pada akhirnya saya coba meninggikan kembali percaya diri saya melebihi keraguan saya. Di 14 hari tersisa, saya memutuskan vakum sementara dan belajar hingga 10 jam per hari. Ini karena sebelumnya saya sangat kurang dalam mempersiapkan ajang ini.

    Menjelang hari pelaksanaan, saya pernah melakukan tahajud dan menangis karena meminta dimudahkan setiap pelaksanaanya.

    lalu apa yang terjadi?

    dalam 2 hari pelaksanaan, semua silabus materi yang dilombakan sangat sama dengan apa yang dipelajari dan yang lebih takjubnya lagi. momen pergantian bidang lomba (selesai Materi A menuju materi B), saya sempat belajar singkat dan memprediksi materi yang kiranya akan keluar di pelaksanaan. dan ternyata sangat tepat sehingga saya dapat mengerjakannya dengan sangat baik.

    foto tersebut merupakan hasil dari doa yang selalu aku panjatkan di setiap shalat hingga tahajud. karena saya percaya bahwa semua ketidakmungkinan di dunia ini dapat diatasi dengan doa dan ikhtiar yang kuat.

  • Ini alasan mengapa kamu harus belajar lebih beda daripada orang lain! – #Studygram

    Ini alasan mengapa kamu harus belajar lebih beda daripada orang lain! – #Studygram

    Nama: Fahmi Nur Alim
    Universitas Padjadjaran

    “Sedikit lebih beda itu lebih baik daripada sedikit lebih baik”

    Terucap salah satu rekan saya dalam memaknai setiap proses dan juga hidup ini. Sejak saya sekolah di SMK hingga kuliah, saya memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik dari orang lain. Sekilas terlihat bagus bukan?

    Namun ternyata saya salah, prinsip yang saya pegang kala itu ternyata membuat saya merasa lelah dan jenuh terhadap diri sendiri. Bagaimana tidak, setiap saya berhasil naik satu level diatas seseorang, akan selalu ada yang jauh lebih baik dari saya. Dan “loop” itu tidak akan pernah berhenti sampai sejuta kali saya mencoba untuk lebih baik dari orang lain.

    Saya menyadari bahwa setiap orang memiliki massanya dan setiap massa akan ada orangnya. Betul, bahwa kompetitif menjadikan suasana menjadi lebih hidup dan berwarna. Namun tidak semua hal pasti berkaitan dengan kompetisi. Maka dari itu, saya mencoba untuk tampil “lebih beda” dan bukan tampil “Lebih baik”. Hal tersebut menjadikan saya lebih menikmati dan menghargai proses yang telah saya lakukan serta mengapresiasi setiap hal yang hadir. Dengan itupun, saya tidak merasakan adanya beban ekspetasi dari orang lain ataupun diri sendiri karena saya hanya fokus berkompetisi dan belajar untuk lebih baik dari kemarin.

    Lalu apa yang saya dapatkan dengan prinsip itu?

    Saya merasakan perubahan terjadi pada diri saya sekecil apapun itu baik dari network yang semakin luas, pencapaian yang meningkat, serta experience yang semakin banyak. mengapa demikian? karena saya selalu “Membandingkan diri dengan saya sendiri dan bukan orang lain”

    Foto tersebut merupakan salah satu foto pencapaian saya dari puluhan penghargaan yang saya dapatkan sejak 2023 yang diakhiri dengan memenangkan nominasi mahasiswa berprestasi terbaik kategori saintek dari ribuan mahasiswa di Unpad walaupun kala itu saya menjabat sebagai pemimpin organisasi dengan peran yang vital.

  • Volunteering di acara Kültür Haftası (Pekan Kebudayaan Indonesia-Turki)

    Volunteering di acara Kültür Haftası (Pekan Kebudayaan Indonesia-Turki)

    Pekan Kebudayaan Indonesia-Turki atau dalam Bahasa Turkinya “Kültür Haftası” yang diselenggarakan oleh Yunus Emre Enstitüsü Jakarta dari tanggal 11 Agustus 2023 – 19 Agustus 2023 berjalan lancar dan sukses!
    Kegiatan ini tak hanya di ikuti oleh peserta yang berada di wilayah Jabodetabek saja, akan tetapi dari luar pulau jawa pun hadir. Acara ini menghadirkan berbagai jenis perlombaan mengenai Indonesia-Turki yang terbagi dalam 3 macam jenis lomba, yakni lomba membuat dan membaca puisi, lomba memasak makanan khas Turki, dan lomba cerdas cermat.
    Pada hari pertama, perlombaan yang diadakan adalah lomba membuat puisi dalam bahasa Turki dan bahasa Indonesia. Para peserta sangat antusias dalam membuat puisinya. Peserta yang paling semangat dalam perlombaan ini berasal dari siswa SMA. Mereka menuangkan pengetahuan mereka tentang Turki ke dalam puisinya. Selanjutnya adalah perlombaan memasak makanan khas Turki. Para peserta berkompetisi dalam membuat dan menyajikan makanan Turki. Disamping itu, para peserta juga diuji pengetahuannya mengenai sejarah, latar belakang, asal, dan nilai gizi dari makanan yang mereka buat. Meskipun kebanyakan dari para peserta ini memasak makanan bercita rasa Turki, namun para juri merasa terkesima dengan rasa dari makanan yang peserta buat. Salah satu juri bernama Cemal Sahin yang merupakan orang Turki berkomentar mengenai salah satu makanan yang dibuat peserta yakni puding beras khas Turki “Sütlaç” bahwa rasanya sangat mirip dengan yang ada di Turki. Para peserta terbagi dalam 6 kelompok yang berasal dari siswa SMA dan mahasiswa. Mereka sangat bersemangat dalam membuat makanan khas Turki ini. Para peserta berlomba-lomba memberikan hasil yang terbaik untuk menjadi juara. Mereka memasak berbagai macam jenis masakan yang jenisnya sudah disediakan oleh panitia. Mulai dari Menemen, Köfte, Sulu köfte dan Sütlaç
    Selain itu, lomba terakhir yang terdapat dalam acara ini adalah lomba cerdas cermat pengetahuan Indonesia-Turki. Diharapkan dengan adanya perlombaan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita akan budaya dan sejarah, yang tidak hanya tentang Indonesia saja akan tetapi dari negara yang terhubung oleh dua benua tersebut.

  • Suka Duka Sampai Jadi Top 10 Most Active Paranovo di Novo Club Part 3 (Final)

    Suka Duka Sampai Jadi Top 10 Most Active Paranovo di Novo Club Part 3 (Final)

    Sharing Aktivitas Group Project Paranovo Part 3

    Kalau di dua postingan sebelumnya yang aku ceritakan mengenai masalah-masalah dan kesalahanku. Di postingan ini aku akan menceritakan mengenai hasil yang aku peroleh selama mengerjakan projek Paragon Book Club (PBC).

    Bisa dibilang hasil ini tidak aku bayangkan sebelumnya dan mungkin tidak melupakan kerjakerasku disamping kesalahan yang sudah aku perbuat.

    Di hari pengumuman best group project dan best most active paranovo tiba-tiba banyak chat masuk ke WA ku. Sebetulnya aku gak tahu kenapa. Aku juga nonton siarannya tapi terlambat karena sambil bantu orang tua di rumah. Nah, pas lihat chatnya ternyata isinya ucapan selamat semua dan aku langsung aku percepat siarannya di Youtube. Yes, ternyata PBC Region Surabaya jadi best group di kategori PBC wah senang dong. Lanjut lagi, eh ternyata gak disangka bisa dapat title top 10 paranovo.

    Sebetulnya aku agak kurang rela dapat penghargaan Top 10 Paranovo mengingat kesalahan yang sudah aku ceritakan di postingan sebelumnya. Tapi aku rasa hal baik ini juga pelajaran.

    “Aku perlu menghargai kerja keras yang sudah aku lakukan sebanyak kesalahan yang sudah aku lakukan”. Itu yang ada dipikiranku dan akhirnya aku rela menerima title ini. Dari refleksi ini aku kembali teringat hal-hal baik yang sudah aku lakukan selama group project, aku ingin kalian juga tahu dan bisa menerapkannya.

    ● Aktif Mengeluarkan Pendapat
    Terlepas apapun posisi kita, entah itu sebagai peserta atau panitia. Pendapatmu disertai landasan yang objektif akan sangat dihargai untuk didengarkan.

    ●Memberikan Lebih Dari yang Diminta.
    Mungkin ini terlihat seperti sekadar menjadi orang yang aktif saja. Tidak.. kamu harus jadi orang yang peka dengan kebutuhan orang lain dan menawarkan bantuan jika kamu memiliki kapasitas dan waktu untuk menyelesaikan problem yang mereka miliki.

    ●Transfer Ilmu sehingga Kamu dan Orang Lain juga Merasakan Manfaatnya.
    Pelaksanaan proyek PBC-ku lebih cepat dari group project PBC region lainnya. Dari pengalaman tersebut aku bisa sharing insight-insight yang aku dapatkan selama acara, memberi tips dan memberitahu do’s and don’ts yang perlu mereka perhatikan. Dari situ kadang aku juga dapat inspirasi dari pengalaman yang mereka ceritakan. Sehingga sama-sama membantu dan kedepannya bisa menjadi mitra.

    Mungkin sekian dulu sharingku, aku harap bisa bermanfaat. Feel free kalau ada yang ingin kalian tanyakan terkait sharingku kali ini yaitu tentang project Paragon Book Club sebagai Paranovo.

    Terimakasih sudah membaca sampai sini semoga bisa menginspirasi kalian semua.

    “Ingat kesuksesan yang besar datang juga dari usaha yang besar” 😊❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥💪

    📍NB: Ini foto-foto waktu pengumuman best title yang aku dapatkan dari kegiatan Paranovo.

  • Suka Duka Sampai Jadi Top 10 Most Active Paranovo di Novo Club Part 2

    Suka Duka Sampai Jadi Top 10 Most Active Paranovo di Novo Club Part 2

    Sharing Aktivitas Group Project Paranovo Part 2

    Kalau di postingan sebelumnya aku sudah menceritakan mengenai proses menuju hari H. Sekarang di postingan ini aku akan lebih fokus pada pembahasan pelaksanaan projek dan evaluasi dari projek yang aku kerjakan.

    Kebetulan karena anggota Paragon Book Club(PBC) di regionku besar. Aku diberi amanah untuk melaksanakan projek PBC sebanyak 2 kali yaitu di tanggal 12-7-2023 (PBC pertama) dan 9 Agustus 2023 (PBC kedua).

    Untuk proyek PBC pertama kesulitan dirasakan karena aku dan teman-teman paranovo masih belum punya gambaran yang jelas dan standar untuk event ini disamping waktu pelaksanaan kegiatan yang dimajukan. Lalu di proyek PBC kedua, kesulitan yang aku temui adalah masalah kekurangan anggota untuk pelaksanaan event. Hal ini memaksa aku untuk mengubah event ini menjadi daring dan bekerjasama dengan group project dari region Jakarta untuk menyisiati masalah kekurangan anggota.

    Pada hari H untuk PBC 1 berjalan lancar dan aku sebenarnya tidak menyangka projek tersebut bisa berjalan dengan sukses. Jika ada yang perlu di evaluasi dalam PBC 1 itu adalah masalah pengaturan waktu.

    Di hari H pelaksanaan acaranya mundur karena perlu menunggu semua peserta yang mendaftar hadir kebetulan juga baru pulang kerja jadi wajar. Evaluasi untuk diriku adalah aku sempat salah mengatur hitung mundur waktu dan aku mengambil keputusan sendiri untuk mengurangi 1 menit dari tiap pembicara untuk menyisiati waktu yang molor dari yang direncanakan.

    Dari kejadian tersebut aku belajar untuk lebih berhati-hati dan harus lebih tenang ketika menghadapi sesuatu yang menguras mental dan pikiran. Ada baiknya berkomunikasi dengan partner yang kita ajak kolaborasi juga. Soal masalah pemotongan waktu, HR nya mengutarakan tidak masalah kalau waktunya molor jangan dipotong waktu bicaranya karena memang mulai tadi memang sudah telat.

    Untuk proyek PBC 2 berjalan dengan sukses juga walaupun aku rasa ada sisi yang masih belum interaktif dalam pelaksanaan acara. Walaupun acara ini sukses dilakukan, aku melakukan kesalahan fatal yang patut dievaluasi. Kondisinya karena kekurangan panitia, akupun merangkap sebagai pemateri acara pada PBC 2 ini namun aku tidak hadir di awal acara dan baru masuk di paruh akhir acara. Padahal aku bertugas hari itu.

    Aku beruntung pada saat itu ada yang menggantikan sesiku dan sebagai gantinya aku berusaha aktif sebagai peserta dalam acara tersebut. Hal ini jelas buat aku trauma dan down karena aku sudah melakukan kesalahan besar, tapi aku mengakui tidak ada permintaan maaf yang lebih baik selain bangkit kembali dan memberikan hal lebih baik untuk memperbaiki kesalahan itu. Dari PBC 2 aku belajar semangat pentingnya bangkit kembali dan please jangan lupa pasang note di kalender. Cukup aku aja kalian jangan.

    Kesannya ini akhir yang tragis kan? Tapi sharingku belum selesai loh… Lanjut part 3 tentang hasil yang aku dapatkan dari projek ini.

  • Suka Duka Sampai Jadi Top 10 Most Active Paranovo di Novo Club Part 1

    Suka Duka Sampai Jadi Top 10 Most Active Paranovo di Novo Club Part 1

    Sharing Aktivitas Group Project Paranovo Part 1

    Berawal dari ikut Novo Club akhirnya bisa dapat kesempatan untuk ikut buat group project yang difasilitasi Paragon Corp. Aku pun memilih bergabung dengan project Paragon Book Club (PBC) dimana klub ini adalah wadah untuk berbagi pengetahuan yang kita dapat dari suatu buku yang diangkat dengan cara yang fun dan interaktif.

    Dalam kesempatan ini aku memilih untuk menjadi PIC yang akan bertanggungjawab akan kelancaran projek dan berkolaborasi dengan kakak-kakak Paragonian (sebutan untuk karwayan Paragon).

    Jujur aja waktu pegang mandat ini rasanya challenging banget. Harus bisa bisa manage waktu dengan baik, koordinasi teman-teman paranovo, aktif berkomunikasi dengan HR DC Surabaya sebagai partner kolaborasi acara, fleksibel dalam mengeksekusi rencana dan banyak hal lainnya.

    Dalam pelaksanaan projek, aku bertemu dengan banyak orang baru. Menjalin relasi, memberi masukan kalau ada yang belum mereka mengerti dan bermitra bersama untuk menyelesaikan proyek PBC.

    Intinya menantang tapi tidak mustahil untuk diselesaikan.

    Kelanjutan cerita mengenai bagaimana pelaksanaanya pada Hari H dan hasil apa saja yang aku peroleh akan aku lanjutkan di postingan selanjutnya.

    So stay tune. Ngomong-ngomong kalian ada pengalaman yang sama waktu aktif berorganisasi? Aku mau dengar nih pengalaman kalian seperti apa. Bisa tulis pengalaman kalian di kolom komentar ya… biar kita sama-sama belajar😄💪❤️‍🔥

  • Pengabdian Desa Internasional di Malaysia bersama 6 negara lainnya bagaimana tuh rasanya?

    Pengabdian Desa Internasional di Malaysia bersama 6 negara lainnya bagaimana tuh rasanya?

    Di bawah langit biru yang cerah dan sinar matahari yang hangat, Islamic Youth Leadership Convention 2.0 menjadi panggung bagi pengabdian desa internasional yang luar biasa. Universiti Sultan Zainal Abidin di Malaysia menjadi tuan rumah untuk acara tersebut, yang mengumpulkan pemuda-pemudi dari enam negara berbeda: Indonesia, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Nigeria, India, dan Pakistan. Desa Cheting, Terengganu Malaysia, menjadi saksi bisu dari semangat kebersamaan dan kerja bakti yang mengikat hati para peserta. Acara dimulai dengan sarapan pagi yang lezat, di mana peserta berkumpul untuk merencanakan kegiatan hari itu. Setiap negara membawa keunikan dan warna tersendiri, menciptakan sebuah mozaik kebudayaan yang memukau. Bahasa-bahasa berbaur, dan senyum-senyum ramah menjadi bahasa universal di antara peserta yang bersemangat untuk memulai pengabdian desa.
    Bersama-sama, mereka memasuki desa dengan semangat kebersamaan. Tugas pertama adalah membersihkan rumah-rumah warga yang membutuhkan bantuan. Para pemuda dan pemudi dengan penuh semangat membersihkan dan merapikan rumah-rumah yang telah menjadi saksi bisu dari kehidupan sehari-hari penduduk desa. Tidak hanya sekadar membersihkan, tetapi mereka juga memberikan sentuhan keceriaan dengan ornamen-ornamen kecil yang mereka bawa dari negara masing-masing. Setelah merampungkan tugas membersihkan rumah, para peserta beralih ke pemakaman setempat. Meskipun mungkin terdengar tidak biasa, namun inilah bagian penting dari pengabdian desa mereka. Membersihkan dan merawat pemakaman adalah cara untuk menghormati leluhur dan menunjukkan rasa hormat terhadap nilai-nilai budaya setempat. Dalam keheningan pemakaman, suara alat pel, sapu, dan percakapan ramah mengisi udara, menciptakan suasana yang penuh dengan keberkahan.
    Acara berlanjut dengan kegiatan memasak bersama, di mana peserta bersatu untuk menciptakan hidangan lezat yang mencerminkan keanekaragaman kuliner dari berbagai negara. Setiap negara menyumbangkan resep-resep tradisional mereka, menciptakan sebuah pesta rasa yang menggoda lidah. Dalam proses ini, mereka tidak hanya saling berbagi resep, tetapi juga kisah-kisah di balik setiap hidangan, menjalin ikatan yang lebih kuat antara satu sama lain. Visitasi budaya menjadi puncak dari serangkaian kegiatan harian. Para peserta berkunjung ke makam pahlawan Tok Gajah, tokoh yang dihormati dalam masyarakat setempat. Mereka mendengarkan dengan penuh penghormatan cerita-cerita tentang keberanian dan kebijaksanaan Tok Gajah, sambil mengenang nilai-nilai kejujuran dan integritas yang dia perjuangkan. Selanjutnya, mereka melanjutkan perjalanan ke Batu Bersurat, sebuah situs bersejarah yang mengandung petuah-petuah dari nenek moyang mereka. Pengunjung dari berbagai negara itu berdiri di hadapan batu tersebut, menyatu dalam refleksi tentang pentingnya memahami dan menghormati warisan budaya.

    Hari itu diakhiri dengan pengajian bersama di bawah langit malam yang cerah. Suara tilawah dan khotbah menggema diantara pepohonan, menciptakan suasana yang penuh ketenangan dan spiritualitas. Para peserta duduk bersama-sama, merenungkan pengalaman mereka sepanjang hari dan merayakan kebersamaan yang telah mereka bangun. Pengalaman pengabdian desa internasional di Malaysia bersama enam negara lainnya tidak hanya meninggalkan jejak di Desa Cheting, Terengganu, tetapi juga di hati setiap peserta. Mereka tidak hanya membantu membersihkan dan merawat tempat-tempat penting dalam desa, tetapi juga menyatukan keanekaragaman budaya dari seluruh penjuru dunia. Inilah pengalaman yang merubah pandangan mereka tentang kebersamaan, kerja bakti, dan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya dalam perjalanan hidup mereka.

    Dalam perjalan pulang ke negara masing-masing, peserta membawa pulang kenangan yang tak terlupakan. Mereka membawa pulang cerita-cerita tentang kegembiraan membantu sesama, menjelajahi keindahan budaya baru, dan merasakan kehangatan persahabatan yang baru terbentuk. Mereka membawa pulang pelajaran bahwa kebersamaan lintas batas dan perbedaan adalah kekuatan yang dapat mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik. Pengabdian desa internasional di Malaysia melalui Islamic Youth Leadership Convention 2.0 bukan hanya tentang membersihkan dan merawat tempat-tempat bersejarah, tetapi juga tentang membersihkan dan merawat hati. Hati yang kini terhubung oleh kenangan-kenangan yang indah, pengalaman bersama yang menginspirasi, dan tekad untuk terus menjaga kebersamaan lintas batas.

  • First Time Nyobain Kompetisi Internasional, Gimana Rasanya?

    First Time Nyobain Kompetisi Internasional, Gimana Rasanya?

    Hallo guys, kali ini aku bakalan cerita pengalamanku lomba di Malaysia. Sebelum itu kita harus tau dulu, kalau kesuksesan itu ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan.

    Kebetulan waktu itu lagi liburan kuliah, aku dan tim ku lagi on going buat ngerjain project teknologi gitu. Alhamdulillahnya, dosenku ada yang nawarin buat ikut lomba product innovation di Malaysia. Daftarlah kita, iseng-iseng doang hehe. Eh, Alhamdulillah lolos samapai final. Dimana finalnya itu diwajibin buat hadir ke University of Malaysia, Kuala Lumpur.

    Segala kebutuhan pun kita persiapin dari bikin passport hingga money change. Kita sempet kebingungan buat cari dana ke Malaysia, namun pada akhirnya kita dibantu tiket pesawat oleh fakultas meskipun dengan regulasi yang cukup sulit. Buat pembelajaran kita semua guys, kita harus cari tau regulasi pendanaan dari kampus itu seperti apa, sponsorship, dll.

    Berhubung produk kita tuh segede gaban, alhasil kita juga pesen bagasi tambahan dan ironisnya harganya hampir sama kaya tiket. Miris banget kan yaa, tapi gapapa kita tetep loss. Ketika exhibition, kemampuan bahasa inggris kita sangat diuji, jurinya use English language. So, kita mau ngga mau harus faham. Tapi ada Sebagian yang lain masih menggunakan Bahasa melayu.

    Alhamdulillah, usaha tidak menghianati hasil, akhirnya tim kita dapet Medali Perak dan Best Poster untuk Kategori Produk Inovatif.

    Yuks gais, kita cobain kompetisi internasional karena vibesnya emang beda banget, insgfull pokoknya. Semangatt