Category: Inspiring Story

  • Kepemimpinan Global Modern

    Kunci Utama Apa Sih Yang Mengharukan Pemimpin Bisa Menguasai Zonanya? Ilmu Pengetahuan dan Pengalaman Jawabannya

    Hai, Ini Sedikit pengetahuan yang saya dapatkan hari ini untuk dibagikan kepada teman-teman. Kerapkali, Kepemimpinan menjadi hal yang dianggap enteng dan mudah, sekedar luapan amarah untuk bawahan itupun dianggap sebagai Pemimpin? Konsep ini semestinya sudah menjadi penyelarasan sudut pandang yang harus dibenarkan. Dahulu pandangan pribadi saya seputar kepemimpinan adalah saat menjadi seseorang yang pangkatnya lebih tinggi diatas siapapun, menjadi orang yang hebat dengan kuasanya dan memerintah karena rasa bangga! Namun pandangan itu cukup mengganggu dan sekarang menyadari akan letak pembenarannya.

    Seorang pemimpin memang memiliki privilege yang dapat menjadi alat penggerak utama, baik bagi individual maupun kelompok. Sebagai contoh saja Kamu menjadi seorang ketua kelas di Sekolah Dasar (SD), tentu kamu diberikan amanat yang lebih tinggi dibandingkan temanmu, bahkan lebih mudah untuk mengomando untuk rekan lainnya mendengarkan arahanmu. Namun bukan sesimpel itu bila kita cermati lebih dalam. “Tapi kan nga seharusnya juga bersungguh-sungguh, kan cuma tingkatan kelas aja”

    Dari situlah lahir rasa penyesalan, saat menormalisasi yang tidak benar. Harusnya kita mendukung transformasi nyata itu agar kedepannya lahir semangat leadership yang semakin naik tingkatannya semakin matang pula langkah dan keputusannya.

    Dan Bila saja semua Masyarakat Indonesia mampu mempersiapkan sejak dini dan dahulu maka sudah pasti pemimpin dan Sumber Daya Manusia yang ada Lebih Banyak yang berkualitas dibandingkan saat ini.

    Kuncinya Sih KAGET Kreatif,Adaptif, Gesit, Efektif dan Etika serta Transformatif

    Kreatif dalam menyelesaikan masalah dan menemukan peluang yang ada, Adaptif dalam memanfaatkan kesempatan didepan mata, Gesit dalam mengambil keputusan dan menelisik momentum yang tepat, Efektif dalam mencapai tujuan, Beretika dengan mengedepankan moralitas dan Transformatif dalam menjalankan amanah serta bertanggung jawab dalam masa depan nantinya.

    Saat ini kita diberikan amanah untuk Mampu Menyokong Inklusifitas dan aktivitas Berkelanjutan, Bukankah saat ini banyak energi yang digunakan untuk hal yang dianggap tak berguna? Apakah keabadian itu ada? Bahkan Bukankah Akhir dari kita adalah Kematian dan Takdir Tuhan? Sehingga bermanfaat lah dan mulai melangkah kearah positif, sadar akan tujuan yang ingin diraih dan meyakini bahwa jalan yang Tuhan tunjukkan pasti mengarahkan pada kebaikan, dan bila tidak sesuai harapan bukannya pupus ditengah jalan namun bangkit dengan semangat menghalau rintangan.

  • Development Journey at Bootcamp Instarter

    Development Journey at Bootcamp Instarter

    [Indonesia STAR Entreprenual Leadership Programme Bootcamp 2023]

    “Standing humbly amidst the select assembly of the finest minds, a privilege earned among the top 100 scholars chosen from a diverse tapestry of universities spanning Indonesia’s western frontiers to its eastern horizons. This remarkable journey, a result of a grueling selection process that sifted through the ambitions of over 2500++ aspirants, culminated in being named an esteemed awardee of the Instarter Scholarship, generously conferred by the esteemed partnership of ParagonCorp and Rumah Kepemimpinan

    This achievement, a testament to perseverance and dedication, holds the promise of a brighter tomorrow. From the westernmost reaches to the easternmost shores, unity emerges through shared dreams and aspirations. As I embark on this new chapter, I am filled with gratitude for the opportunities that lie ahead, driven by the flame of passion and the desire to excel.

    The road ahead beckons, and I walk it with a heart brimming with enthusiasm. Here’s to embracing this momentous milestone, and to contributing positively to the legacy of these remarkable scholars.

  • Esensi Doa dalam Kehidupan: Kunci Semua Ketidakmungkinan #Studygram

    Esensi Doa dalam Kehidupan: Kunci Semua Ketidakmungkinan #Studygram

    Nama : Fahmi Nur Alim
    Universitas Padjadjaran

    Kekuatan doa ini saya buktikan di tahun 2023, dimana saat itu saya mengikuti ajang ONMIPA PT yang sangat bergengsi dan disaat yang sama saya menjadi pimpinan ormawa dengan agenda yang sangat padat.

    “Ditengah padatnya kegiatan organisasi ini, apakah saya masih mampu?”

    Kian hari, keraguan itu memenuhi pikiran saya hingga saya sempat berfikir untuk menyerah. Tapi saya “Segala hal adalah mudah bagi Allah” yang pada akhirnya saya coba meninggikan kembali percaya diri saya melebihi keraguan saya. Di 14 hari tersisa, saya memutuskan vakum sementara dan belajar hingga 10 jam per hari. Ini karena sebelumnya saya sangat kurang dalam mempersiapkan ajang ini.

    Menjelang hari pelaksanaan, saya pernah melakukan tahajud dan menangis karena meminta dimudahkan setiap pelaksanaanya.

    lalu apa yang terjadi?

    dalam 2 hari pelaksanaan, semua silabus materi yang dilombakan sangat sama dengan apa yang dipelajari dan yang lebih takjubnya lagi. momen pergantian bidang lomba (selesai Materi A menuju materi B), saya sempat belajar singkat dan memprediksi materi yang kiranya akan keluar di pelaksanaan. dan ternyata sangat tepat sehingga saya dapat mengerjakannya dengan sangat baik.

    foto tersebut merupakan hasil dari doa yang selalu aku panjatkan di setiap shalat hingga tahajud. karena saya percaya bahwa semua ketidakmungkinan di dunia ini dapat diatasi dengan doa dan ikhtiar yang kuat.

  • Ini alasan mengapa kamu harus belajar lebih beda daripada orang lain! – #Studygram

    Ini alasan mengapa kamu harus belajar lebih beda daripada orang lain! – #Studygram

    Nama: Fahmi Nur Alim
    Universitas Padjadjaran

    “Sedikit lebih beda itu lebih baik daripada sedikit lebih baik”

    Terucap salah satu rekan saya dalam memaknai setiap proses dan juga hidup ini. Sejak saya sekolah di SMK hingga kuliah, saya memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik dari orang lain. Sekilas terlihat bagus bukan?

    Namun ternyata saya salah, prinsip yang saya pegang kala itu ternyata membuat saya merasa lelah dan jenuh terhadap diri sendiri. Bagaimana tidak, setiap saya berhasil naik satu level diatas seseorang, akan selalu ada yang jauh lebih baik dari saya. Dan “loop” itu tidak akan pernah berhenti sampai sejuta kali saya mencoba untuk lebih baik dari orang lain.

    Saya menyadari bahwa setiap orang memiliki massanya dan setiap massa akan ada orangnya. Betul, bahwa kompetitif menjadikan suasana menjadi lebih hidup dan berwarna. Namun tidak semua hal pasti berkaitan dengan kompetisi. Maka dari itu, saya mencoba untuk tampil “lebih beda” dan bukan tampil “Lebih baik”. Hal tersebut menjadikan saya lebih menikmati dan menghargai proses yang telah saya lakukan serta mengapresiasi setiap hal yang hadir. Dengan itupun, saya tidak merasakan adanya beban ekspetasi dari orang lain ataupun diri sendiri karena saya hanya fokus berkompetisi dan belajar untuk lebih baik dari kemarin.

    Lalu apa yang saya dapatkan dengan prinsip itu?

    Saya merasakan perubahan terjadi pada diri saya sekecil apapun itu baik dari network yang semakin luas, pencapaian yang meningkat, serta experience yang semakin banyak. mengapa demikian? karena saya selalu “Membandingkan diri dengan saya sendiri dan bukan orang lain”

    Foto tersebut merupakan salah satu foto pencapaian saya dari puluhan penghargaan yang saya dapatkan sejak 2023 yang diakhiri dengan memenangkan nominasi mahasiswa berprestasi terbaik kategori saintek dari ribuan mahasiswa di Unpad walaupun kala itu saya menjabat sebagai pemimpin organisasi dengan peran yang vital.

  • Seni Bersyukur dan Beribadah

    Seni Bersyukur dan Beribadah

    Tahun 2023 sudah berlalu, tapi saya menyadari bahwa tahun tahun yang telah kita lewati menjadikan kita yang hari ini. Saya menyadari bahwa saya bukanlah anak yang sangat berprestasi atau mendapat berbagai penghargaan. Dulu saya selalu membandingkan pencapaian diri saya dengan orang lain. Ternyata hal ini memperngaruhi cara saya beribadah dan cara saya bersyukur. Dimana saya sulit menerima kenyataan dari berbagai kegagalan yang saya alami. Suatu saat teman saya meminta saya untuk menjadi pengajar anak-anak panti dalam suatu tugasnya. Saat itu saya merasa bahwa hal ini mungkin akan menyenangkan untuk mengusir bosan dikala itu, karena ini pertama kalinya bagi saya harus mengajar anak-anak. Tetapi ketika saya melihat mereka yang saling berbagi ditengah keadaan dimana sebenarnya mereka juga tidak berkelebihan dan ketika saya mendengarkan doa dari anak-anak tersebut saya berpikir pernahkah saya sebegitu mensyukuri hari yang saya jalani tanpa meminta dengan mendesak Tuhan Yang Kuasa untuk mengabulkan doa saya. Dari sana saya belajar bagaimana caranya bersyukur dan mulai menyadari bahwa sebenarnya saya dikelilingi orang hebat yang mau membantu saya dan menasehati saya apabila saya salah. Ada dua hal yang pernah saya dengar dari seseorang yang menjadikan saya yang sekarang. Yang pertama tentukan tujuan hidup mu sehingga kamu tidak lagi menyalahkan diri mu ketika kamu melihat pencapaian orang lain dan yang kedua adalah ibadah dan kerja keras itu harus dipaksakan, karena kamu tidak akan pernah merasakan syukur jika kamu tidak bersusah payah.
    Agnes_UPNVJT

  • Pemberdayaan UMKM Desa Sukarapih

    Pemberdayaan UMKM Desa Sukarapih

    Sosialisasi mengenai sertifikat halal dan digital marketing telah dilalukan di desa Sukarapih oleh mahasiswa KKN Universitas Siliwangi. Saya Ladya Khoerunisa ikut serta dalam kegiatan pemberdayaan UMKM Desa Sukarapih dengan memberikan materi mengenai digital marketing.
    Desa Sukarapih merupakan desa yang memiliki UMKM baik mendistribusikan produk atau memanfaaatkan jasanya, karena Desa Sukarapih ini di kelilingi oleh 13 pesantren sehingga peluang untuk memajukan ekonomi sangat tinggi, mulai dari menjual makanan bagi para santri dan membuka layanan loundry menjadi keuntungan besar di wilayah tersebut. Namun bagi beberapa UMKM yang mendistribusikan makanan, para pedangang belum memahami pentingnya label halal pada produk dan juga pemilikan sertifikasi halal, padahal pedagang seharusnya lebih paham dengan adanya hal tersebut. Selain itu, beberapa UMKM belum paham mengenai pemasaran secara digitalisasi. Banyak pedagang memiliki sosial media, namun belum paham bagaimana cara memasarkan produk melalui digital.
    Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah Tujuan nya untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat desa Sukarapih dalam penting nya serifkasi halal sesuai regulasi pemerintah yang termaktub dalam UU No 33 tahun 2014 tentang jaminan produk halal. Selain itu tujuan dari adanya digital marketing adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait perkembangan digitalisasi di dunia usaha agar lebih memudahkan para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya.
    Sosialisasi mengenai sertifikat halal telah dilakukan pada yanggal 28 Desember 2023, setelah itu kami melakukan pendampingan kepada para UMKM untuk membuat NIB (Nomor Induk Berwirausaha) dan pendaftaran sertifikat halal. Terdapat 12 UMKM yang kami bantu untuk pembuatan NIB dan juga kami melakukan pendampingan UMKM dengan memberikan edukasi mengenai digital marketing serta pembuatan banner bagi para pelaku usaha.
    UMKM di Desa Sukarapih tentunya memiliki ilmu dan wawasan yang jelas terkait sertifikat halal dan digital marketing, para pelaku usaha sudah mulai mencari tahu bahkan memulai usahanya melalui media sosial. Kegiatan ini merupakan titik awal untuk peningkatan UMKM di Desa Sukarapih yang kedepannya menjadi desa wisata religi.

  • Melangkah Bersama Desa Kepuk Kab. Jepara: Wisata, Usaha Lokal, dan Gebyar Potensi 2023

    Melangkah Bersama Desa Kepuk Kab. Jepara: Wisata, Usaha Lokal, dan Gebyar Potensi 2023

    Pertengahan tahun 2023, saya berkesempatan menjadi panitia kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Kepuk, Kabupaten Jepara. Desa ini menjadi tuan rumah bagi kegiatan Desa Mitra KMJS Pusat 2023, sebuah inisiatif luar biasa yang bertujuan membantu pembentukan kelompok sadar wisata.

    Misi utama kami adalah memberikan dukungan penuh dalam pembentukan kelompok-kelompok yang memiliki kesadaran akan potensi wisata lokal. Kami yakin, melalui pemahaman dan kerjasama yang baik, desa-desa seperti Kepuk dapat berkembang menjadi destinasi wisata yang menarik.

    Tak hanya itu, kami juga fokus pada pengembangan usaha lokal. Salah satu proyek yang menarik perhatian kami adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) yang dikepalai oleh Ibu Umaroh. Mereka mengembangkan usaha olahan umbi suweg, sebuah tanaman lokal yang ternyata memiliki manfaat kesehatan luar biasa.

    Umbi suweg tidak hanya bisa dijadikan alternatif pengganti nasi, tetapi juga dapat membantu mencegah diabetes. Keberlanjutan usaha ini menjadi prioritas kami, dan melalui bimbingan dan dukungan, KWT berhasil menciptakan berbagai olahan menarik seperti cendol, bolen, perkedel, mi, dan produk olahan lainnya.

    Pengabdian kami berlangsung selama satu bulan penuh, di mana kami tidak hanya membantu dalam pengembangan usaha lokal, tetapi juga melakukan berbagai kegiatan untuk memperkenalkan potensi desa kepada masyarakat luas. Puncak kegiatan kami adalah Gebyar Potensi Desa Kepuk, sebuah acara meriah yang menampilkan berbagai kesenian khas desa.

    Acara puncak ini tidak hanya dihadiri oleh warga setempat, tetapi juga mendapatkan perhatian dari tokoh-tokoh penting, seperti Ketua DPRD Kabupaten Jepara, Sekretaris Daerah Kabupaten Jepara, dan Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Jepara. Kehadiran mereka memberikan dukungan moral yang besar, memotivasi kami untuk terus berkontribusi dalam pembangunan dan pelestarian potensi desa.

  • Bertumbuh: Dulu Rapuh, Kini Kukuh

    Bertumbuh: Dulu Rapuh, Kini Kukuh

    Manusia adalah makhluk yang dikaruniai oleh Tuhan akal dan pengetahuan. Murni dari itu semua, manusia memiliki kuasa untuk pergi kemana dan berhenti di mana. Sama seperti itu, aku adalah manusia. Mahkluk Tuhan yang memiliki akan dan diberikan kemampuan untuk berilmu pengetahuan. Aku adalah manusia, makhluk Tuhan yang dapat berkuasa atas kendali diri yang akan hendak kemana dan akan berhenti di mana.

    Aku memiliki kendali untuk semua itu, tetapi Keputusan yang mutlak tetap berada di tangan Tuhan. Menurutku, rapuh yang aku dirasakan adalah salah satu bentuk Keputusan yang Tuhan berikan. Mungkin, rapuh yang setiap manusia memiliki terdapat cerita tersendiri di dalamnya. Pun aku begitu..

    Dulu, bagiku belajar adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Belajar juga menjadi kendaraan untukku mencapai semua mimpi yang aku rencanakan. Mimpi sederhana tapi sangat mendalam dan membekas hingga saat ini. Biar kuberitahu, mimpi itu adalah sinar yang aku perjuangkan cahayanya, meskipun sedang gelap gulita melanda.

    Masuk universitas ternama, terfavorit, dan terakreditasi baik adalah Impian dan dambaan bagi banyak orang. Tentunya, aku adalah salah satu orang tersebut. Sebut saja kampus kuning. Dia yang menjadi alasan utamaku terus belajar dan berjuang. Mimpiku sederhana, bersekolah di sana, bertemu dengan orang-orang hebat dan cerdas, dan tentunya membawa nama baik kota kelahiranku. Duh, ternyata sederhananya mimpiku juga banyak yang menginginkan.

    Tahun penentuan untuk masuk perguruan tinggi menjadi saksi nyata bahwa sebuah kerapuhan harus aku dapatkan. Penolakan bertubi-tubi dan kemalangan lainnya yang membuat rendah diri membuatku sangat merasakan kerapuhan itu sendiri. Terbesit dalam pikiranku, “Apa setidak layak itu kah aku untuk berada di PTN?” dan banyak asumsi negative lainnya yang semakin membuat nelangsa itu tidak kunjung mereda.
    Jujur, tidak ada penekanan atas pilihan dan kegagalan tersebut. Semua murni atas pilihan dan konsekuensi yang aku dapatkan. Penundaan untuk mendapatkan tempat belajar menjadi proses yang sangat membuatku bertumbuh. Menunda setahun adalah fase krusial yang sangat aku ingat hingga kapan pun. Penerimaan, pemaafan, dan proses lainnya yang aku pelajari dalam waktu menunda tersebut adalah bentuk pendewasaan yang sedang aku lakukan.

    Aku rapuh, tapi aku harus bertumbuh. Menunda untuk mengejar mimpi yang sama adalah satu hal yang aku perjuangkan saat itu. Namun, lagi-lagi aku rapuh. Mimpiku tertolak untuk kesekian kalinya.
    Rapuhku itu menjadi awal bertumbuh yang baru hingga detik ini. Memulai hari yang baru, meskipun di tempat lain yang belum pernah aku impikan sebelumnya. Namun, tempat ini yang sekarang aku sadari menjadi mediaku untuk mengenal dunia pertumbuhan yang sangat menyenangkan.

    Terkadang, jika sedang mengevaluasi diri, aku sering tersadar, bahwa tempat yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, justru menjadi tempat yang sangat memberikan dampak terbaik untuk diri ini dalam proses bertumbuh.

    Satu-persatu rapuhku memudar dan digantikan oleh perasaan haru dalam melewati momen bertumbuh setiap waktunya. Bertumbuh di tempat ini membawaku melihat banyak dunia luas yang belum pernah aku bayangkan sebelumnya. Melalui tempat ini pula, aku selalu punya semangat untuk bertumbuh setiap detiknya.
    Sekarang, aku kukuh. Penerimaan dan pendewasaan melalui momentum rapuh membuatku kukuh seperti sekarang. Aku selalu percaya, mimpi tidak pernah gagal. Hanya saja, mimpi pun tahu tempat mana yang cocok dan layak untuk diri ini bisa bertumbuh dengan kapasitas yang dimiliki.

    Di manapun tempat yang disinggahi, tidak mungkin aka nada momen bertumbuh jika diri sendiri tidak mampu melihat kapasitas dalam diri. Aku percaya, bertumbuhku ini adalah momen yang membuatku paham akan keberanian dan kapabilitas diri yang sebelumnya belum pernah aku jamah sekali pun.

    Aku ingin berterima kasih untuk diriku sendiri, terima kasih sudah mau memaafkan, mengikhlaskan, dan memberikan ruang bertumbuh untuk diriku meskipun kita tidak berada di tempat yang pernah kita impikan sebelumnya. Terus bertumbuh, yaa. Hari ini, esok, dan seterusnya.

  • Release Your Insecurities: The Impact of People’s Treatment on Self-confidence

    Release Your Insecurities: The Impact of People’s Treatment on Self-confidence

    Pernah nggak sih temen-temen merasa rendah diri dan benar-benar nggak pede, bahkan dalam konteks apapun? Menurut temen-temen, seberapa besar dampak perlakuan dan perkataan orang, terutama orang-orang di sekitar kita terhadap kepercayaan diri kita? Nah, mungkin aku sedikit cerita yaa, temen-temen!

    Jadi, dulu waktu masa-masa akhir SD-SMP aku suuuperr nggak pede. Wah dini banget yaa insecurities-nya? HAHAHAHAH. Dulu, memasuki masa puber, jerawat hormonalku banyak bermunculan, dan pada saat itu dimulai ketika aku kelas 5 SD. Disaat teman-temanku masih super baby face, aku harus mengalami banyak jerawat di wajahku. Pada awalnya aku bodo amat, karena pada saat itu memang aku tidak terlalu memikirkan penampilan. Namun, perkataan dan perlakuan orang sekitar yang benar-benar membuatku menyadari kalau jerawat adalah “bukan hal yang normal” di masyarakat sekitarku. Pernah sekali ketika aku mengaji di masjid di daerah rumahku, temanku mengamatiku agak lama dan tiba-tiba nyeletuk, “Eh jerawatmu kok ada 30?” ucapnya ditengah kondisi aku sedang berkumpul dengan teman-teman yang lain. Sontak saat itu semua pandangan teman-temanku langsung mengarah padaku dan ikut mengamatiku. Saat itu rasanya aku benar-benar malu, ingin menangis, dan ingin pulang saat itu juga. Aku juga dulu waktu SD sempat dipindah dari kelas A ke kelas B dan pada saat itu aku benar-benar tidak memiliki teman dan sering disindir oleh teman kelas yang baru karena memang anak yang tukar kelas denganku jauh lebih cantik, HAHAHAHA pertemanan SD memang super toxic ya ternyata.

    Lanjut ketika aku SMP, jerawatku justru semakin parah. Aku benar-benar merasa tidak percaya diri dan takut untuk mengeksplor diriku sendiri. Perkataan ataupun tindakan orang-orang disekitarku sangat-sangat mempengaruhiku saat itu. Jujur kalau diingat, aku kasihan dengan aku di saat itu. Ucapan-ucapan mereka memang tidak terlalu aku pikirkan karena lama-lama aku cukup terbiasa, namun tetap saja itu membuatku rendah diri. Pernah sekali saat aku berpapasan dengan bapak-bapak tidak dikenal, tiba-tiba beliau berkata, “Anak perempuan kok jerawatan, mana hitam lagi,” ucapnya enteng. Pernah juga pamanku sendiri, PAMANKU SENDIRI YA INI, tiba-tiba berkata, “Mukamu sama mukaku jauh lebih halus mukaku,” aku ngerasa kayaa, HADEEEHHHHH. Bukannya aku nggak peduli dengan penampilan atau apa ya, aku juga berusaha keras untuk sembuh. Dengan minum obat, pakai salep, atau bahkan pakai cara tradisional seperti pakai jeruk nipis, tomat, dll. Namun kalau memang belum saatnya sembuh ya bagaimana lagi. Perkataan dan perlakuan orang-orang disekitarku benar-benar membekas dan turut berkontribusi besar terhadap pribadiku yang jadi pendiam, takut untuk berinteraksi dengan orang lain, tidak suka di keramaian, atau hanya sekadar jalan-jalan. Aku rasa, masa SMP ku benar-benar suram dan terasa berat. Setiap harinya aku hanya berangkat sekolah, jajan di koperasi, masuk kelas lagi, kemudian pulang. Benar-benar flat.

    Namun, alhamdulillah, Allah memberiku kesembuhan saat aku menginjak SMA. Walau jerawatku tidak hilang 100%, namun sudah jauhhhh mendingan daripada sebelumnya. Aku superr senang saat itu, terutama karena proses itu terjadi ketika aku liburan, sehingga aku sangat excited untuk masuk SMA. Saat itu rasanya benar-benar seperti terlahir kembali, ibaratnya kaya “aku yang dulu bukanlah yang sekarang,” HAHAHAHAHA. Tapi seriusss, saat itu aku benar-benar merasakan perubahan yang luar biasa, terutama dari internal diriku sendiri. Aku jadi sering foto selfie, take video random, ataupun memakai bedak. Kalau dulu, boro-boro selfie, berkaca saja aku kadang malas dan merasa tertekan. Kadang-kadang aku sampai merasa tidak nyangka dan berpikir “Serius setelah ini kehidupanku kaya orang-orang normal?”.

    Masa masuk SMA ku benar-benar rasanya aku seperti orang yang baru dan berbeda. Aku merasa full percaya diri dan siap untuk mengeksplor masa-masa yang aku tidak rasakan ketika SMP dulu. Aku jadi berani reach out teman lebih banyak, lebih banyak bicara dan berinteraksi, bahkan saat itu aku jadi wakil ketua kelas. Walau terdengar sepele, itu benar-benar berharga bagiku, karena dulunya aku yang sering direndahkan dan sama sekali tidak dilirik untuk diberikan amanah, tiba-tiba diberi amanah oleh teman sekelasku. AKU SUPERR BAHAGIA SAAT ITU. Aku juga eksplor banyak hal di SMA. Alhamdulillah saat itu aku keterima OSIS dan Rohis sekaligus dan pada tahun kedua aku diamanahi sebagai koordinator bidang di kedua organisasi tersebut. Aku juga mencoba banyak hal lain, seperti ikut KIR dan membuat project KIR, mulai mencoba berbisnis dengan temanku, mengikuti olimpiade, dan banyak mencoba lomba-lomba. Bagiku, ini semua adalah progres luar biasa besar karena sebelumnya aku bahkan tidak bisa membayangkan semua ini bisa aku lakukan. Aku yang dulunya sama sekali tidak percaya diri jadi bisa mencoba banyak hal dan jadi cukup dikenal di SMA. Saat itu, aku sangat bangga dengan diriku.

    Masuk perkuliahan, aku masih memiliki semangat, rasa ingin tahu, dan rasa percaya diri yang sama dengan ketika aku SMA. Aku selalu mencari dan mencoba peluang yang ada. Beberapa kesempatan aku diamanahi menjadi kepala departemen, ketua pelaksana, maupun kepala divisi. Aku juga melatih public speaking dengan mencoba menjadi MC dan moderator di acara-acara kampus. Aku juga merintis bisnis kecil dengan teman-temanku dan mencoba mengikuti lomba, walau hasilnya masih perlu terus diasah. Selain itu, aku juga mulai merambah ke project dosen dan mencoba internship. Hingga saat ini pun terus menata diri dan terus belajar untuk menjadi lebih baik.

    Finally selesai ceritanya, guys! Ehehehe, ternyata lumayan panjang juga yaa! Dari ceritaku, aku merasa bahwa perlakuan dan perkataan seseorang benar-benar akan mempengaruhi rasa percaya diri. Terutama pada hal yang sebenarnya kita usahakan mati-matian namun belum berhasil, ditambah dengan omongan orang yang kurang baik akan membuat kita semakin merasa terpuruk. Mulai sekarang, kita harus menjaga lisan dan perilaku kita ya! Dan untuk teman-teman yang saat ini masih berjuan untuk bangkit dari sesuatu, semangat yaa! Terus berusaha dan jangan dengarkan kata orang!! Keep shining guys!!

  • Senyuman Hangat Adik-Adik Pemulung di Taman Baca Amalia

    Senyuman Hangat Adik-Adik Pemulung di Taman Baca Amalia

    Di tengah kehidupan elit modern perkotaan yang hidup dengan kemewahan. Terdapat kehidupan anak-anak pemulung yang jarang terdengar kisahnya. Anak-anak pemulung ini hidup dalam keterbatasan ekonomi. Sejak masih kecil, mereka sudah terbiasa dengan kenyataan kerasnya kehidupan bahwa mereka harus turut berkontribusi untuk menghidupi keluarga mereka.

    Salah satunya adalah anak-anak yang tinggal di Kampung Pemulung Sarmili, Pondok Aren. Di saat anak-anak lainnya sedang asyik bermain dan berkumpul bersama keluarga, mereka aktif untuk mengumpulkan botol-botol bekas dari satu tempat ke tempat lainnya untuk nantinya dapat dijual kepada pengepul. Meskipun demikian, anak-anak pemulung ini tetap semangat dalam mengejar impiannya. Terlihat dalam antusias mereka ketika menulis mengenai impiannya.

    Pada hari Minggu, 24 Desember 2023 Saya berkesempatan menjadi volunteer 1000 GuruTangsel untuk melaksanakan program TnG (Teaching and Giving) di Taman Baca Amalia, Kampung Pemulung Sarmili, Pondok Aren. Taman Baca Amalia ini sudah berdiri selama 13 tahun. Pengurus Taman Baca Amalia ini bernama Ibu Yati.Seiring berjalannya waktu, Bu Yati turut mengurus secara keseluruhan, seperti pendidikan adik-adik pemulung ini.

    Walaupun kebanyakan dari mereka masih belum sekolah, akan tetapi beberapa anak ada yang bersekolah sampai di tingkat sekolah menengah hingga ada yang putus sekolah karena kesulitan perekonomian. Sesampainya dilokasi, kami di sambut dengan senyuman hangat adik-adik pemulung yang sudah menanti kedatangan kami. Mereka sangat antusias untuk bercerita dan bermain bersama. Antusias adik-adik di Taman Baca Amalia ini memberi semangat baru kepada kami para volunteer. Disana, kami melakukan games, kreativitas, makan siang bersama, dan pembagian donasi kepada anak-anak pemulung disana. Salah satu kreativitas yang kami buat bersama adalah pohon impian. Setiap anak menulis nama dan cita-citanya di masa depan nanti. Mereka ada yang menulis ingin menjadi polisi, guru, pilot hingga hafizhah qur’an. Semoga kelak dimasa depan nanti, cita-cita mereka dapat menjadi kenyataan.

    Pengalaman menjadi relawan dikegiatan teaching and giving ini memberikan semangat baru bagi kami untuk terus menebar kebaikan kepada sesama. Menjadi relawan merupakan sebuah panggilan jiwa untuk membantu dan meringankan beban saudara kita yang membutuhkan. Selain itu, aktivitas menjadi relawan ini dapat mengembangkan dan mempertajan sebuah inisiatif sosial.

    “The smallest act of kindness is worth more than the grandest intention.” –Oscar Wilde