Category: Inspiring Story

  • 20 Surat dari 30862

    20 Surat dari 30862

    Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat, pengabdian dengan turun ke lapangan, melakukan penyuluhan kesehatan adalah satu momentum yang tidak akan pernah absent. Pengalaman yang akan membuat kamu ketagihan dan kangen dengan atmosfernya. Trust me!!

    Pagi itu adalah hari dimana pengabdian ini dimulai. Pengabdian ini dikemas dalam suatu Projek. Projek ini kami lakukan di salah satu Sekolah Dasar Negeri di wilayah Kota Indralaya Utara, sasaran dari penyuluhan kesehatan ini adalah Anak-Anak dari kelas 1 hingga kelas 6. Sebagai leader dari projek ini bersama dengan 216 teman lainnya kami persiapkan semua hal dengan sebaik mungkin agar projek pertama kami bisa memberikan impact yang besar dan ilmu yang kami pelajari selama di kelas pun bisa kami aplikasikan dengan baik.

    Penyuluhan kesehatan ini kami beri nama Kampung Pandai Indralaya atau disingkat KPI yang dibimbing oleh dosen hebat kami, ibu Najmah, M.PH. Kegiatan ini merupakan upaya edukasi kepada anak-anak di sekolah dasar tersebut mengenai berbagai hal seperti memperkenalkan gizi seimbang melalui lagu “Isi Piringku”, sex education mengenai sentuhan terhadap diri yang boleh maupun tidak boleh dilakukan dengan menyanyikan lagu “Sentuhan Boleh Sentuhan Tidak Boleh”, social life seperti pencegahan terhadap bullying, menjaga kesehatan diri dengan mengadakan kegiatan sikat gigi juga mencuci tangan dengan baik dan benar, serta menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempat yang seharusnya. Kegiatan ini mengangkat tiga subtema besar yakni My Food My Superpower, I’m the Boss of My Body dan My Manners Guide yang dikemas melalui buku yang kami buat sendiri.

    Bagianku, menyampaikan materi 5 Cara Sederhana Terhindari dari Penyakit di ruangan kelas 5B. Nampak saat masuk kelas senyuman- senyuman begitu manis yang membuat hatimu hangat dan semakin siap untuk berbagi dan bercerita kepada mereka. Materi yang diberikan juga disampaikan secara menyenangkan hingga tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 11.15 WIB.

    Kegiatan kami cukupkan, kami tutup projek pengabdian ini dengan post test, dokumentasi manis sebagai kenang kenangan, pembagian snack sekaligus sesi sugar cube. Sesi sugar cube ini kami khususkan di kelas 5-6, kami meminta feedback dari anak-anak mengenai pembelajaran hari ini dan mereka juga bisa membuat surat untuk kakak pengajar yang ingin mereka tuju.

    Selama sesi sugar cube berlangsung, aku duduk menunggu apakah ada surat yang akan dilayangkan kepadaku. Aku mengingat kembali rasa senang dan semangatku saat berbagi dan menceritakan materi yang disampaikan, keaktifan, keceriaan dan respon dari mereka juga menorehkan satu sisi tersendiri di ingatan dan hatiku. Mungkin memang ini definisi dari “Mengabdi yang memberi arti”. Setelah menunggu beberapa saat, datanglah 20 origami warna warni yang bertuliskan “Untuk Kak Na”. Saat membaca isinya, campur aduk hati ini melihat kalimat manis yang mereka berikan untukku, sembari membaca ada dua orang anak perempuan yang mendekat dan meminta nomor whatsapp, katanya supaya tetap bisa berkomunikasi. Rupanya nomor whatsapp ku menyebar ke satu kelas tersebut hihihi lucu sekali jika melihat mereka memberi kabar dan mengajak untuk video call. Bahkan hingga tahun 2023 kemarin mereka masih menghubungiku dan menanyakan kabar, akupun sedikit banyaknya me-reply status whatsapp mereka, menanyakan apakah buku pembelajaran yang kami berikan waktu itu masih mereka baca atau tidak. Sungguh, sangat melekat 2 hari bersama mereka.

    “Ilmu itu bukan tentang yang paling banyak dihafalkan, tetapi tentang siapa yang paling memberi manfaat.”

    Nb : 30862 adalah kode pos yang digunakan Sekolah Dasar Negeri yang aku kunjungi.

  • Empati, Pemuda, dan Pembangunan

    Empati, Pemuda, dan Pembangunan

    “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”. Ucapan bung karno menegaskan betapa kuat dan pentingnya pengaruh yang dapat diberikan oleh seorang pemuda. Kutipan tersebut juga bukanlah sebuah retorika belaka, melainkan benar adanya. Siapa orator handal yang mampu menggerakan hati jutaan rakyat Indonesia untuk berjuang melawan penjajahan? ia adalah Soekarno, seorang pemuda asal Surabaya. Siapa wanita pemberani yang gagasan-gagasannya membuka jalan bagi perubahan sosial dan pendidikan di Indonesia? Ia adalah  Kartini, seorang pemudi dari Jepara. Tak diragukan lagi, sudah sepatutnya kita sepakat bahwa pemuda merupakan agent of change yang memiliki dampak besar dalam membawa perubahan-perubahan dalam pembangunan. Sikap kritis dan semangat pemuda memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan menyadarkan masyarakat. Tak heran jika semangat pemuda inilah yang saat ini tengah digaungkan pemerintah dalam mencapai Indonesia Emas 2045.

    Pada tahun 2045 nanti Indonesia akan kedapatan bonus demografi atau 70% penduduknya merupakan usia produktif (15-64 tahun). Oleh karena itu, pemuda menjadi instrumen yang harus dimaksimalkan potensinya karena akan menjadi penentu nasib bangsa ini dalam dua dekade mendatang. Dalam mewujudkan cita-cita Indonesia emas, terdapat sebuah aspek penting yang harus ditanamkan dalam diri pemuda, yakni empati. Membangun empati merupakan bagian dari upaya memperkuat pembangunan karakter bangsa untuk mewujudkan visi Indonesia emas 2045 (Susari, 2020). Karena melalui empati, pemuda dapat tergerak untuk melakukan perubahan-perubahan atas dasar kesadaran dan kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar. Sebagaimana Soekarno pernah berkata “aku lebih senang pemuda yang merokok dan minum kopi sambil diskusi tentang bangsa ini, daripada pemuda kutu buku yang hanya memikirkan diri sendiri”. Bahwasanya secerdas apapun seorang pemuda apabila tidak diiringi dengan empati terhadap bangsa ini, pada akhirnya pun tidak akan berarti apa-apa.

    Empati sendiri terdiri dari beberapa jenis, dan salah satu yang menurut saya paling penting adalah empati welas asih yang tidak hanya berupa perasaan mengerti kondisi orang lain namun juga benar-benar tergerak untuk mengambil tindakan. Dalam pembangunan, pemuda bisa menunjukan empatinya melalui berbagai cara dan dapat dimulai dengan langkah-langkah kecil. Salah satunya adalah melalui gerakan sosial atau organisasi kemasyarakatan. Karena saya percaya untuk mencapai kemajuan pembangunan diperlukan pembenahan pada aktor level inti, yakni masyarakat. Hal tersebut mendorong saya untuk mencoba memberdayakan masyarakat secara langsung, salah satunya melalui organisasi Desamind. Dalam sebuah rumah kecil nan hangat kami bekerjasama dengan pemuda-pemudi desa Sukamulya untuk membuat program pengajaran non-formal bagi anak-anak sekolah dasar. Beragam aktivitas kami lakukan, seperti mengukir tanah liat, melukis, dan kegiatan lainnya yang dapat melatih kognitif. Kehadiran kami seakan menjadi penghiburan tersendiri bagi mereka. Terdapat kepuasan tersendiri melihat senyum terukir di wajah mereka, terlebih ketika mendengar cerita mengenai mimpi-mimpi yang ingin diraih. Namun demikian, tidak hanya mimpi-mimpi besar yang saya dengar, terdapat pula beberapa anak yang tidak yakin akan mimpinya karena terjebak dalam belenggu dilema antara kemiskinan dan pendidikan. Menyadarkan saya bahwa tidak semua anak Indonesia bisa berkesempatan mendapat pendidikan yang layak. Oleh karena itu, sebagai agent of change empati pemuda dibutuhkan untuk membantu terpenuhinya pengetahuan pada generasi penerus.

    Bukti nyata peran pemuda lainnya dapat kita lihat dari kegigihan anak-anak SMA yang bersekolah di luar negeri namun memiliki kepedulian terhadap pendidikan di Indonesia. Mereka adalah para pendiri organisasi TutorHead, sebuah wadah bantuan pendidikan online gratis yang ditujukan bagi anak SD-SMA. Sebagai salah satu pengajar dalam organisasi tersebut, saya melihat betapa banyaknya anak-anak dan orang tua yang merasa terbantu akan kehadiran organisasi ini. Bayangkan bagaimana jadinya apabila pemuda-pemudi Indonesia dari Sabang sampai Merauke melakukan hal yang sama? Saya yakin target Indonesia emas 2045 bukanlah hal yang mustahil untuk kita raih.

    Empati menjadi fondasi penting dalam mewujudkan kesejahteraan dan keharmonisan bangsa Indonesia. Empati dapat menjadi pemantik yang menyalakan naluri dan akal pemuda dalam berinovasi guna menyelesaikan permasalahan sosial. Lebih dari sekedar itu, empati juga dapat menjadi “strong why” atau alasan yang kuat bagi seseorang melakukan sesuatu. Saya percaya untuk meneruskan kebaikan dan menyentuh empati pemuda-pemudi lain secara lebih luas diperlukan skill kepemimpinan yang mumpuni dan Instarter merupakan wadah yang tepat bagi saya dan pemuda lainnya untuk mengasah keterampilan dan potensi diri.

  • Mimpi 3 tahun lalu yang menjadi kenyataan

    Mimpi 3 tahun lalu yang menjadi kenyataan

    Tepat dua tahun lalu di usiaku yang ke 17, aku merasa kalah dengan dunia yang kuhadapi. Tak jarang aku merasa sia-sia akan perjuangan mengejar mimpi. Kamu tau apa mimpiku saat itu? Menjadi psikologi, membantu orang-orang yang memiliki mentall illness, menjadi tempat terbaik di kala orang merasa terpuruk. Ya, itulah mimpiku saat itu. But you know what? Hal yang kukejar dengan meninggalkan materi di kelas demi mengejar ilmu sosial (ekonomi, geografi, sosiologi, dan sejarah) selama 1 tahun di kelas 12, mengikuti try out dimanapun kapanpun, berlatih soal, menonton video pembelajaran, dan sebagainya ternyata aku dinyatakan tidak lolos di universitas manapun. Soo what’s my next plan? Aku bertanya kepada ayahku dan beliau memintaku untuk mencoba jurusan yang berhubungan dengan bisnis. Tiba-tiba BOOM, jurusan administrasi bisnis yang kupelajari selama 3 jam sebelum ujian aku berhasil menaklukannya dibandingkan dengan jurusan psikologi yang kukejar selama 1 tahun. Di tahun pertama aku kuliah, aku merasa bosan dan ku isi kegiatan ku dengan menonton drakor. Salah satu drakor itu adalah “Start-Up”. Dari drakor itu, mimpiku berubah, bukan menjadi psikolog, tapi menjadi perintis, membangun start up di usia muda. Singkat cerita, dua tahun kemudian di umurku yang ke 19 tahun, aku melangkah sedikit maju, aku diterima di program wirausaha merdeka, dan aku bertemu dengan teman-teman dengan visi yang sama. “Kitajalan!” adalah start-up pertama aku, mimpi yang kian kini menjadi nyata. Siapa sangka sosok yang dulunya merasa kalah dengan dunia, sekarang bisa merasa lebih maju untuk dunia? Siapa sangka sosok yang selalu menyalahkan diri sendiri, sekarang bisa membanggakan diri bahkan masuk berita? Inilah aku, Annisa Permataning Titah Rachman, wanita yang memperjuangkan mimpinya dan aku yakin siapapun yang membaca kisah ini, kalian pasti mampu untuk meraih mimpi itu. Meraih mimpi bukan hasil yang instan, bahkan aku merasa mimpi ini masih perjalanan awal yang belum sampai 5% dijalani. Tapi aku yakin apapun yang kita perjuangkan, pasti akan jadi kenyataan. Kalaupun tidak menjadi kenyataan, berarti Tuhan Maha Baik yang bisa memberikan kita yang terbaik:)

  • Gagal dan Bangkit

    Gagal, Kalah, Penipu, itu tiga hal yang sering aku dapatkan ketika berhenti kuliah, awalnya orang tua dan keluarga besar sudah menaruh harapan kepada aku yang dapat SMA favorit di Kota Serang, mendapatkan kelas unggulan disana ternyata menjadi beban bagiku, perbedaan ekonomi menjadi salah satu faktor, ketika setiap orang belajar dan les tambahan di luar sekolah, sedangkan aku membeli buku bekas sambil bekerja. Pada 2019, Harapan menjadi kenyataan ketika aku dinyatakan diterima di salah satu universitas negeri. Saat itu semua orang membanggakan aku, tetapi yang aku pikirkan saat itu cara bertahan hidup di kota orang, sehingga aku harus kuliah sambil bekerja di salah satu hotel. Ketika itu wabah covid menyerang dan terpaksa berhenti bekerja. Ayah yang bekerja karyawan kontrak terpaksa berhenti setahun bekerja dan sulit untuk menghidupi kelima anaknya. Saat itu aku memutuskan kuliah untuk membantu mencari penghasilan demi makan sehari-hari. Hinaan dan cacian banyak yang aku terima dari keluarga besar dan tetangga sekitar. Selama masa pandemi covid 19, aku hanya memikirkan keluarga untuk bertahan hidup. Ketika 2021, aku memberanikan kuliah lagi, dan aku mendapatkannya di jurusan teknik metalurgi UNTIRTA. Karena merasa tertinggal oleh teman-temanku, aku mencoba berbagai beasiswa, organisasi, dan kerja sampingan menjadi ojek online. Bangkit semangatku ketika diterima sebagai penerima beasiswa oleh PT PARAGON pada awal semester 3, dan untuk kedua kalinya menjadi penerima beasiswa INSTARTER pada awal semester 5. Usaha serta doa menjadi kunci dari semua hal yang aku dapatkan selama ini. Semua yang hilang kini aku mulai mendapatkannya lagi, pertemanan, relasi, pola pikir, serta semangat menjadi yang terbaik. Sekarang aku sudah semakin dewasa dengan tidak memikirkan omongan negatif orang lain, percaya proses, dan berbuat baik pada setiap orang yang aku temui. Tuhan mampu mengubah seseorang, jika orang itu mau berubah. keep going.

  • “Menembus Mimpi: Kisah Anugerah dan Perjuangan dari Jalan Sederhana ke Perguruan Tinggi”

    “Menembus Mimpi: Kisah Anugerah dan Perjuangan dari Jalan Sederhana ke Perguruan Tinggi”

    Tidak pernah terlintas dalam benak saya ataupun orang tua bahwa pendidikan tinggi akan menjadi bagian dari perjalanan hidup saya. Saya ingat sekali, orang tua saya pernah berkata pada kami anak nya “kalian bisa tamat SMA saja sudah Puji Tuhan”. Namun Tuhan baik, semua bisa terjadi diluar dugaan kita. Ya, hal itu terjadi dalam kehidupan saya. Awal nya saya merasa bahwa pendidikan saya hanya akan sampai di bangku SMA, namun siapa sangka sebuah keajaiban, pintu kehidupan saya terbuka lebar saat saya memasuki SMA yang berkualitas tinggi dengan beasiswa penuh. Hal tersebut adalah anugerah luar biasa yang kami terima dengan penuh syukur. Itu adalah seperti sinar mentari pertama yang menyinari kehidupan keluarga kami.

    Perjalanan di SMA saya lalui dengan penuh warna dan tantangan, tetapi setiap langkah membawa saya lebih dekat kepada impian untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Itu adalah perjalanan yang penuh tekad, belajar keras, dan semangat pantang menyerah. Saya bertekad untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya sebagai bentuk terima kasih atas berkah beasiswa yang saya terima. Dengan keyakinan penuh, orang tua saya juga percaya bahwa saya adalah harapan pertama mereka dan akan menjadi pembuka gerbang bagi masa depan adik-adik saya. Hal ini lah yang menjadi penyemangat saya untuk terus maju.

    Dalam keberlanjutan kisah kehidupan saya, keajaiban tidak berhenti samapi disitu. Siapa sangka ada keajaiban yang lebih besar menanti saya di jalur pendidikan tinggi. Dengan takdir yang telah tertulis, saya kembali berhasil mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Pertamina. Kampus ini menjadi panggung baru bagi petualangan hidup saya, tempat di mana mimpi-mimpi akan digarap dan direalisasikan.

    Setiap langkah yang saya ambil, saya sertai dengan rasa syukur dan pengabdian kepada Tuhan yang telah membuka pintu-pintu kehidupan saya. Kisah hidup saya menjadi saksi kebaikan Tuhan dalam memberikan jalan keluar yang tak terduga. Saya belajar bahwa impian dapat menjadi kenyataan, bahkan ketika awalnya tampak tidak mungkin.

    Kisah hidup saya bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi juga tentang memecahkan batasan-batasan yang mungkin terlihat menghalangi perjalanan hidup. Saya berharap kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang yang menghadapi tantangan dan merasa keputusasaan. Tuhan sungguh baik dalam setiap aspek kehidupan kita, membawa kita melewati rintangan dan memberikan kebahagiaan yang tak terkira.

  • Rantang Kanyaah: Program Berbagi Kebaikan Untuk Mengurangi Kemiskinan di Desa Sutawangi

    Rantang Kanyaah: Program Berbagi Kebaikan Untuk Mengurangi Kemiskinan di Desa Sutawangi

    Kemiskinan, kelaparan, dan kesengsaraan masih menghantui Indonesia terutama di desa-desa kecil. Masih banyak masyarakat yang perlu dibantu, berdasarkan data kemiskinan yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka ini tergolong tinggi yaitu pada tahun 2022 terdapat 11,94% hal ini perlu diperhatikan agar angka kemiskinan terus menurun. Selain itu, berdasarkan berdasarkan hasil Susenas (Survei Sosial dan Ekonomi Nasional) Jawa Barat termasuk ke dalam delapan provinsi yang telah memasuki fase struktur penduduk usia tua, sekitar 4,9 juta jiwa dari 48.220.094 jiwa. 73 persen dari jumlah tersebut adalah lansia yang sudah tidak bekerja dan hanya 4% dari mereka yang memiliki jaminan pensiun. Hal ini akan menyebabkan tingkat ketergantungan lansia terhadap usia produktif akan meningkat, untuk mengatasi hal ini maka pemerintah membuat kebijakan mengenai peningkatan kesejahteraan lansia yang terdapat dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 28 tahun 2020 yang selaras dengan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998. Majalengka menjadi salah satu kabupaten yang menjalankan program peningkatan kesejahteraan lansia guna membantu lansia dan juga mengurangi angka kemiskinan. Program yang dilaksanakan terfokus pada pemenuhan kebutuhan pangan lansia. Rantang kanyaah merupakan yang diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Majalengka yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia yaitu pemberian makanan kepada lansia dengan keterbatasan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pangan. Desa Sutawangi melaksanakan program “Rantang Kanyaah” dengan memberi makan lansia setiap pagi dan sore, kegiatan ini dilaksanakan selama satu bulan. Lansia dipilih berdasarkan skala prioritas yaitu diutamakan lansia miskin sebatang kara (KK Tunggal) dengan usia diatas 60 tahun, tidak dapat bekerja dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Lansia di Desa Sutawangi terbilang banyak yaitu lansia <70 tahun terdapat 19 orang, lansia terlantar terdapat 3 orang dan lansia baru terdapat 24 orang. Dalam program rantang kanyaah, Desa Sutawangi memberikan bantuan pangan pada 2 lansia terlantar. Lansia terlantarnya yaitu nenek Anini yang beralamat di Dusun 1, RT. 01, RW. 02, kondisi nenek Anini sangat perlu dibantu karena merupakan lansia terlantar dan tidak bisa berjalan. Penerima program lansia lainnya yaitu nenek Aspi yang beralamat di Dusun 05, RT. 02, RW. 01, dengan kondisi sakit dan tidak bisa berjalan. Rantang Kanyaah dikelola oleh ibu-ibu PKK, kegiatan yang dilakukan yaitu ketua PKK atau yang mewakilinya datang ke rumah lansia untuk memberikan makanan sambil mengajak ngobrol dan menyuapi lansia hingga makanannya habis. Makan yang diberikan merupakan makanan yang bergizi yaitu sesuai anjuran isi piringku yaitu makanan pokok, sayuran, lauk pauk dan buah-buahan, ini diberikan guna memenuhi kebutuhan gizi lansia dan juga kebutuhan pangan lansia terpenuhi. Saya diberi kesempatan untuk ikut turun langsung ke rumah-rumah lansia sehingga saya mengetahui secara jelas bagaimana kondisi lansia-lansia itu. Menurut saya program rantang kanyaah adalah program yang sangat bagus, banyak lansia yang terbantu dalam progam ini, harapannya program ini berjalan terus-menerus agar makin banyak lansia yang terbantu sehingga kesejahteraan lansia meningkat.

  • Rezeki kita ada di kesempatan yang mana??

    Rezeki kita ada di kesempatan yang mana??

    Seseorang selalu berkata kepadaku, bahwa “Jangan pernah berhenti mencoba, coba semua kesempatan yang ada, biar kamu punya cerita dan cerita bukan cuma tentang kemenangan semata.” Kata-kata tersebut selalu menjadi motivasi, menguatkan, dan menyadarkanku bahwa “cerita” bukan cuma tentang kemenangan, tapi juga tentang kegagalan. Kata-kata tersebut berhasil membuatku lebih terbuka dengan berbagai kesempatan, berpikir positive dan tidak lagi berpikir “takut gagal”, tetapi berganti menjadi “takut menyesal”. Salah satunya adalah ketika mendapatkan kesempatan ini. Tidak pernah mengira sebelumnya dalam waktu dekat akan berkesempatan internship di salah satu perusahaan impianku, karena beberapa kali aku mencoba dan selalu dihadapkan pada kegagalan. Tapi kegagalan yang aku dapatkan tidak membuatku mundur dan justru yang ku lakukan adalah belajar dari setiap kegagalan yang dialami, jangan berekspektasi tinggi, dan berserah kepada Allah SWT. Satu hal yang dapat aku simpulkan adalah coba berbagai kesempatan dan jangan pernah berhenti hanya karena asumsi pribadi, karena kita gak tau kesempatan mana yang menjadi rezeki kita.

  • 🌟 BINA DESA: GROW WITH EDUCATION 🌱

    🌟 BINA DESA: GROW WITH EDUCATION 🌱

    Hey, teman-teman kece! 👋🏻
    Lagi ada info keren nih buat kalian yang penasaran gimana mahasiswa bisa jadi pahlawan di desa. Ini dia, Bina Desa dari UKM Penalaran dan Kreativitas Upn “Veteran” Jawa Timur!

    Jadi, ceritanya kita semua udah ready untuk ketemu di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, tanggal 8-10 Desember 2023. Abis dari sana, pasti bakal dapet pengalaman seru banget dalam edukasi, kebersamaan, dan keseruan yang nggak akan terlupakan! Kegiatan Bina Desa kali ini nggak main-main, lho! Ada sosialisasi kesehatan gigi buat murid SDN Sawohan 2 yang bekerjasama sama BEM FKG Universitas Hang Tuah. Nggak cuma seru, tapi juga bermanfaat banget buat mereka. Kita ngebahas cara merawat gigi yang bener biar gigi tetap kinclong dan sehat!

    Eh, tapi itu baru awalnya aja, guys! Kegiatan Bina Desa UKM Penalaran dan Kreativitas nggak berhenti di situ. Setelah menyala-nyala dalam urusan kesehatan gigi, kita langsung beraksi membantu UMKM sekitar. Ada pendampingan digital marketing, bikin foto produk yang kece, sampe bikin banner usaha yang bikin orang jatuh hati. Mantap, kan? Pokoknya, pengalaman kemarin udah keren banget dan bikin kita ngerasa tumbuh bersama lewat edukasi dan pengabdian. #BinaDesa #GrowWithEducation #UKMPenalaranDanKreativitas”

  • Kuliah Kerja Nyata : Jendela Mahasiswa Melihat Kondisi Nyata Masyarakat Indonesia

    Kuliah kerja nyata, merupakan kegiatan yang erat kaitannya dengan mahasiswa. Terlebih lagi semenjak rilisnya film horor dengan judul “ KKN di Desa Penari” yang menjadi perbincangan banyak orang itu, kegiatan KKN bukanlah menjadi kegiatan asing lagi.

    Sama hal nya seperti diriku yang saat ini menjalani KKN bersama 19 kawanku dari berbagai fakultas sebagai syarat kelulusan semester ini. Kami tergabung dakam topik kkn “  Peningkatan Nilai Tamah Produk Lokal Melalui Pemberdayaan Wanita Wirausaha di Kawasan Jatigede “. Lokasi KKn ku berada di desa Mekarasih Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang. Berlokasi persis di dekat Waduk Jatigede. Warga Desa Mekarasih ini merupakan orang terkena dampak ( OTD) dari pembagunan Waduk Jatigede.

    Di kegiatan KKN ini, aku mengambil peran sebagai divisi ekonomi kreatif. Sebelum terjun ke masyarakat dan mengimplementasikan program kerja, penting bagi setiap divisi melakukan observasi dan perencanaan program. Setiap anggota kelompok menyumbangkan buah pikir mereka untuk kemajuan desa, termasuk pula aku. Sebagai mahasiswa bisnis yang beririsan dengan ekonomi kreatif, selama kehidupan perkuliahan rasanya lekat dengan teori-teori pengembangan bisnis, strategi pengembangan UMKM, dan  mempelajari penyebab stagnansi sebuah usaha. Rasanya kepala penuh dengan teori saja tanpa pernah tau implementasinya. Ku usulkan program kerja yang menurutku sudah sangat ideal dengan apa yang aku pelajari di dalam kelas lalu teman temanku menyetujuinya. Akhirnya sepakat, bahwa kami membagi 4 jenis program kerja

    1. Pembuatan nomor izin berusaha untuk UMKM yang belum memiliki izin usaha apapun
    2. Pembuatan label usaha bagi pelaku UMKM yang sudah memiliki izin usaha ( PIRT, NIB dan halal )
    3. Pembuatan dan pendampingan e-commerce bagi pelaku UMKM dengan skala menengah
    4. Mempromosikan seluruh produk UMKM ke daerah wisata setempat

    Aku merasa percaya diri dengan proker yang kami rumuskan karena semua telah disusun dengan matang, terstruktur dan terukur. Terlebih lagi, program kerja tersebut didasari oleh landasan keilmuan yang ada. Setelah mantap merumuskan program kerja yang kami lakukan selanjutnya adalah sosialisasi dan assesment tahap 1 ke masyarakat sekitar. Di sini lah aku tersadar, bahwa kenyataan di lapangan tak semudah dan sesederhana apa yang ada dibayanganku di dalam kelas.

    Aku mengunjungi salah satu lokasi produksi keripik peyek di wilayah desa, setelah melalui wawancara dan assesment diketahui bahwa produk tersebut sudah memiliki izin NIB, PIRT dan juga Halal. Sertifikasi halal didapatkan sebab produksi tersebut merupakan UMKM binaan Universitas Padjadaran. Pemasaran produk keripik peyek juga sampai ke pusat wisata, mengikuti bazzar yang diadakan kecamatan dan kerap kali mendapat pesanan dari pihak desa. Label produk  juga telah sesuai standar yang baik. Jika disesuaikan dengan program kerja kami, program yang paling tepat untuk ibu pemilik peyek tersebut adalah pembuatan dan pendampingan e-commerce. Ketika ditawari program tersebut, ibu pemilik usaha peyek menolak dengan beberapa alasan yang intinya adalah Ibu tersebut belum punya keinginan untuk memasarkan produknya ke e-commerce.

     

     

     

    Kemudian  tempat kedua, aku mengunjungi petani bakau yang menjual tembakaunya hanya kepada pengepul tanpa diolah karena keterbatasan modal. Tembakau yang mampu menjadi komoditas mahal harus dijual dengan dibawah harga rata-rata karena keterbatasan modal dan pengetahuan.

    Kini aku sadar, banyak sekali gap yang ada di masyarakat dengan bidang keilmuan yang ada. Kini aku merasa, Indonesia tidak kekurangan orang cerdas. Namun kekurangan orang yang mau terjun ke lapangan dengan penuh keikhlasan untuk memajukan Indonesia.

     

     

    Dari pengalaman tersebut aku sadar, bahwa selama ini mataku terlalu sempit melihat situasi. Nyatanya, masyarakat yang jauh dari perkotaan lebih membutuhkan perhatian dan metode khusus untuk mengembangkan wilayahnya.

  • Vibes UPN Mengajar Jilid IX: Pesta Ilmu Kreatif Buat Anak SD, Seru Abis!

    Vibes UPN Mengajar Jilid IX: Pesta Ilmu Kreatif Buat Anak SD, Seru Abis!

    Wohoo, UPN Mengajar banget nih, guys! 🚀🎉 Gak cuma kece, tapi juga bikin suasana belajar SD makin seru dari bulan Juli sampe Agustus. Mahasiswa dari UKM Penalaran dan Kreativitas UPN “Veteran” Jawa Timur bener-bener jadi pahlawan pengetahuan buat adik-adik SD dan guru-guru di sana, loh! 🌟

    Seru banget, kan? Gak cuma belajar dari buku, tapi juga dapetin ilmu dari mahasiswa kekinian yang penuh semangat. Ada workshop, seminar, dan kegiatan keren lainnya buat bikin anak-anak SD makin pintar dan kreatif. UPN Mengajar nggak cuma jadi guru, tapi juga temen belajar yang asik! Nggak cuma itu, guys! UPN Mengajar juga peduli banget sama perkembangan sosial anak-anak. Gak cuma pelajaran, tapi juga nilai-nilai moral dan keterampilan sosial yang penting buat masa depan mereka. Jadi, nggak heran kalau UPN Mengajar tuh jadi pilihan belajar yang keren banget!

    Bukan cuma buat anak-anak, loh! Para guru SD juga dapet benefit dari UPN Mengajar. Dapet insight baru, strategi pengajaran yang kece, sampe metode evaluasi yang mantap. Jadi, guru-guru juga semakin jago dalam mengajar. UPN Mengajar bener-bener jadi jembatan ke arah profesionalisme yang lebih tinggi! Mulai dari Juli sampe Agustus, UPN Mengajar bukan cuma acara biasa, guys. Ini momen penting banget buat ngebentuk hubungan erat antara kampus dan SD. UPN Mengajar bukan sekadar bantuan, tapi komitmen nyata dalam mendukung pendidikan dasar dengan sumber daya akademis yang top banget. Akibatnya? Dampak positifnya nggak cuma di pengetahuan, tapi juga di pengembangan pribadi dan karir anak-anak dan guru-guru di sana. Keren, kan?

    Jadi, selamat buat UPN Mengajar! Semoga kedepannya makin banyak kampus lain yang ikutan kece kayak gini. Yuk, mari bersama-sama jadi agen perubahan dalam dunia pendidikan! 🌈📚 #UPNMengajar #EdukasiKeren #PendidikanHebat