Category: Inspiring Story

  • Siapa Bilang Limbah Jadi Masalah? Kini, Lely Sulap Limbah Rajungan Jadi Produk Pereduksi Asap Rokok

    Siapa Bilang Limbah Jadi Masalah? Kini, Lely Sulap Limbah Rajungan Jadi Produk Pereduksi Asap Rokok

    Kota Tuban merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi besar di bidang perikanan salah satunya rajungan di wilayah Jawa Timur. Dari hasil observasi, rajungan menjadi komoditas hasil laut yang cukup besar, menjadikan rajungan berkontribusi besar atas limbah yang dihasilkan. Oleh karena alasan, aku mencoba melakukan sebuah penelitian serta pengembangan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan untuk mengolah cangkang ranjungan menjadi produk yang bernilai.
    Alhasil dengan riset yang mendalam maka di tahun 2022 lolos dalam pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang riset eksakta dengan judul penelitian “Cangkang Rajungan (Portunus Pelagicus) sebagai masker antitoksik berlapis Chitosan Polymer Medium (CPM) Pereduksi Nikotin menggunakan Spray Coating”. Tidak berhenti disitu, pada 2023 juga berhasil lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang kewirausahaan dengan judul “Bisnis Kreatif dengan Pemanfaatan Limbah Cangkang Rajungan menjadi Spray Sebagai Upaya Pereduksi Bahaya Asap Rokok”.
    Melihat kesempatan dan peluang yang ada, turut merasa bahagia atas capaian yang telah aku raih. Aku berpesan kepada seluruh mahasiswa di Indonesia untuk selalu melihat lingkungan sekitar menjadi sebuah karya. “Jangan anggap limbah sebagai sampah, tapi lihatlah potensinya sebagai sumber baru yang dapat diolah dan menghasilkan karya”, -Lely
    Tak berhenti disitu, aku juga selalu berpesan kepada seluruh anak muda di Indonesia untuk selalu memberikan dampak dan manfaat terhadap orang lain meski tidak dapat dipungkiri rintangan selalu menghadang. “Jangan biarkan hambatan menghalangimu untuk berbagi kebaikan dan memberikan manfaat bagi orang lain. Kebaikan yang telah kamu berikan akan kembali memperkuat semangatmu untuk berdiri,” -Lely

  • Suka Duka Sampai Jadi Top 10 Most Active Paranovo di Novo Club Part 3 (Final)

    Suka Duka Sampai Jadi Top 10 Most Active Paranovo di Novo Club Part 3 (Final)

    Sharing Aktivitas Group Project Paranovo Part 3

    Kalau di dua postingan sebelumnya yang aku ceritakan mengenai masalah-masalah dan kesalahanku. Di postingan ini aku akan menceritakan mengenai hasil yang aku peroleh selama mengerjakan projek Paragon Book Club (PBC).

    Bisa dibilang hasil ini tidak aku bayangkan sebelumnya dan mungkin tidak melupakan kerjakerasku disamping kesalahan yang sudah aku perbuat.

    Di hari pengumuman best group project dan best most active paranovo tiba-tiba banyak chat masuk ke WA ku. Sebetulnya aku gak tahu kenapa. Aku juga nonton siarannya tapi terlambat karena sambil bantu orang tua di rumah. Nah, pas lihat chatnya ternyata isinya ucapan selamat semua dan aku langsung aku percepat siarannya di Youtube. Yes, ternyata PBC Region Surabaya jadi best group di kategori PBC wah senang dong. Lanjut lagi, eh ternyata gak disangka bisa dapat title top 10 paranovo.

    Sebetulnya aku agak kurang rela dapat penghargaan Top 10 Paranovo mengingat kesalahan yang sudah aku ceritakan di postingan sebelumnya. Tapi aku rasa hal baik ini juga pelajaran.

    “Aku perlu menghargai kerja keras yang sudah aku lakukan sebanyak kesalahan yang sudah aku lakukan”. Itu yang ada dipikiranku dan akhirnya aku rela menerima title ini. Dari refleksi ini aku kembali teringat hal-hal baik yang sudah aku lakukan selama group project, aku ingin kalian juga tahu dan bisa menerapkannya.

    ● Aktif Mengeluarkan Pendapat
    Terlepas apapun posisi kita, entah itu sebagai peserta atau panitia. Pendapatmu disertai landasan yang objektif akan sangat dihargai untuk didengarkan.

    ●Memberikan Lebih Dari yang Diminta.
    Mungkin ini terlihat seperti sekadar menjadi orang yang aktif saja. Tidak.. kamu harus jadi orang yang peka dengan kebutuhan orang lain dan menawarkan bantuan jika kamu memiliki kapasitas dan waktu untuk menyelesaikan problem yang mereka miliki.

    ●Transfer Ilmu sehingga Kamu dan Orang Lain juga Merasakan Manfaatnya.
    Pelaksanaan proyek PBC-ku lebih cepat dari group project PBC region lainnya. Dari pengalaman tersebut aku bisa sharing insight-insight yang aku dapatkan selama acara, memberi tips dan memberitahu do’s and don’ts yang perlu mereka perhatikan. Dari situ kadang aku juga dapat inspirasi dari pengalaman yang mereka ceritakan. Sehingga sama-sama membantu dan kedepannya bisa menjadi mitra.

    Mungkin sekian dulu sharingku, aku harap bisa bermanfaat. Feel free kalau ada yang ingin kalian tanyakan terkait sharingku kali ini yaitu tentang project Paragon Book Club sebagai Paranovo.

    Terimakasih sudah membaca sampai sini semoga bisa menginspirasi kalian semua.

    “Ingat kesuksesan yang besar datang juga dari usaha yang besar” 😊❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥💪

    📍NB: Ini foto-foto waktu pengumuman best title yang aku dapatkan dari kegiatan Paranovo.

  • Suka Duka Sampai Jadi Top 10 Most Active Paranovo di Novo Club Part 1

    Suka Duka Sampai Jadi Top 10 Most Active Paranovo di Novo Club Part 1

    Sharing Aktivitas Group Project Paranovo Part 1

    Berawal dari ikut Novo Club akhirnya bisa dapat kesempatan untuk ikut buat group project yang difasilitasi Paragon Corp. Aku pun memilih bergabung dengan project Paragon Book Club (PBC) dimana klub ini adalah wadah untuk berbagi pengetahuan yang kita dapat dari suatu buku yang diangkat dengan cara yang fun dan interaktif.

    Dalam kesempatan ini aku memilih untuk menjadi PIC yang akan bertanggungjawab akan kelancaran projek dan berkolaborasi dengan kakak-kakak Paragonian (sebutan untuk karwayan Paragon).

    Jujur aja waktu pegang mandat ini rasanya challenging banget. Harus bisa bisa manage waktu dengan baik, koordinasi teman-teman paranovo, aktif berkomunikasi dengan HR DC Surabaya sebagai partner kolaborasi acara, fleksibel dalam mengeksekusi rencana dan banyak hal lainnya.

    Dalam pelaksanaan projek, aku bertemu dengan banyak orang baru. Menjalin relasi, memberi masukan kalau ada yang belum mereka mengerti dan bermitra bersama untuk menyelesaikan proyek PBC.

    Intinya menantang tapi tidak mustahil untuk diselesaikan.

    Kelanjutan cerita mengenai bagaimana pelaksanaanya pada Hari H dan hasil apa saja yang aku peroleh akan aku lanjutkan di postingan selanjutnya.

    So stay tune. Ngomong-ngomong kalian ada pengalaman yang sama waktu aktif berorganisasi? Aku mau dengar nih pengalaman kalian seperti apa. Bisa tulis pengalaman kalian di kolom komentar ya… biar kita sama-sama belajar😄💪❤️‍🔥

  • TIPS LOLOS PENDANAAN PKM DI 2 TIM!!!

    TIPS LOLOS PENDANAAN PKM DI 2 TIM!!!

    Hai! Pejuang PIMNAS, bukan? PKM pride? Kalo bukan, kamu ga diajak, hush. Engga deh, bercandyahh. Jadi, kenalin aku Helen, mahasiswa farmasi di USU (tau kan? PTN ternama di Medan itu). Nah, aku mau sharing nih perjalanan aku sampai bisa dapat koleksi 2 sertifikat PKM di tahun 2023. Wait, PKM tuh apa? Bagi yang gatau, PKM adalah Program Kreativitas Mahasiswa. Ajang lomba bergengsi di kalangan mahasiswa yang jika lolos proposal nya akan diberi dana sesuai kebutuhan untuk melanjutkan penelitian/hasil.

    Singkat cerita, awal aku kenal sama PKM tuh di tahun 2022, waktu semester 2. Kebetulan diajak kating satu ukm. Pas itu gatau apa-apa. Tapi, mulai kenal “oh gini prosesnya ternyata”. Pengumuman internal keluar kan. Eh taunya ga lolos. Yauda namanya first time. Lanjut ke semester 4, disini uda punya lumayan teman di luar kampus. Banyak yang bisa diajak dan ada yang ajak aku. Terakhir, ambil 4 proposal total dengan aku sebagai anggota di dalam nya. Namun, sayangnya, yang lolos pendanaan cuma satu. Tapi, seneng banget ga sih bisa lolos tahap pendanaan? Sebuah apresiasi setelah rumit dan ribetnya mengurus proposal dan berkas. Lalu, di semester 5 nih ceritanya. Ada kenalan yang ajak jadi anggota ganti di satu tim karena mereka kekurangan orang. Tanpa pikir panjang langsung ku gas aja kesempatan ini kan? So that’s it. Jadinya aku pegang 2 tim yang on-going berjalan.

     

    Oke, balik ke topik utama. Apa tips yang bisa ku sharing dalam experiences ku join 2 tim tahun lalu? Ada 7 !

    1. Konsisten cari info! Jangan males dan mager cari info. Baik itu di instagram maupun di grup kelas, karena pengumuman selalu akan update dan berubah, serta mendadak. Jadi harus prepare dan tau kapan tanggal mainnya.
    2. Bangun koneksi di luar fakultas! Prinsip PKM ini adalah kolaborasi antar fakultas. Karena itu, peluang tim yang berkolaborasi dari berbagai jurusan lebih diterima untuk lolos. Bangun koneksi mu dengan mengikuti ukm universitas.
    3. Harus siap belajar dan ready! Maksudnya adalah kita harus tetap maju, tidak bisa stuck terus-menerus di tempat. Karena PKM artinya harus berprogres. Harus dapat kemajuan atau hasil, siap presentasi, siap jawab pertanyaan juri pas PKP2, dan siap laporan.
    4. Siap menyisihkan waktu! Jika kamu bukan anak ukm, maka siapkan mental untuk rapat dengan tim dan dosen, mengurus berkas dan melakukan penelitian/tahapan yang menguras tenaga, mental dan waktu. Apalagi jika kamu tidak mendapat rekognisi, maka siapkan hati untuk bekerja lebih keras.
    5. Komitmen tinggi! “Kak, saya tidak tahan, Maui mengundurkan diri saja” “Kayanya aku ga bisa deh, ada banyak kegiatan juga sibuk” “Mau prioritasin hal lain”. Banyak yang mundur, padahal kita tau setiap orang memiliki prioritas dan kesibukan masing-masing.
    6. Bertanggung jawab dan bekerja sama. Baik sebagai anggota dan ketua, setiap pembagian tugas harus didistribusikan dan dikerjakan sesuai deadline. Jika tidak bekerja sama, maka keharmonisan tim tidak akan bertahan lama.
    7. Satu tujuan! Berkembang & Tumbuh! Dengan mindset seperti itu kamu akan mendapatkan lebih banyak pelajaran lebih dari yang kamu ekspetasi. Contohnya, skill public speaking, skill networking, skill administration, dan lain-lain nya.

     

    Tidak ada yang percuma, semuanya worth-it. Intinya kamu sanggup apa engga.
    (more…)

  • Jatuh Bangun Menggapai Prestasi Versi Fina

    Jatuh Bangun Menggapai Prestasi Versi Fina

    Jatuh Bangun Menggapai Prestasi Versi Fina

    Berawal melihat postingan kakak tingkat yang bergelimang prestasi, menang juara sana sini. Akupun merenung, kapan ya aku bisa seperti beliau ini. Aku teringat pepatah tidak ada yang tidak mungkin, selagi Allah berkehendak maka kun fayakun insyaallah terjadi. Aku saat itu masih Maba, mulailah trial and error ikut lomba yang aku minati yakni karya tulis ilmiah. Di semester awal hingga semester 2, berkali-kali aku gagal jika dihitung mungkin sudah bepuluh kali jatuh. Pencapain tertinggi mungkin hanya lolos finalis saja tidak sampai juara.

    Disemester tiga, Allah memberikan kesempatan saya lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Skim Kewirausahaan. Disinilah saya mulai banyak belajar lebih jauh terkait karya tulis, teknis pesentasi, leadership hingga membangun kepercayaan diri. Pada saat itu, kami diberikan kesempatan untuk lolos PIMNAS di UMM Malang, Alhamdulillah. Namun, tidak membuahkan hasil medali untuk kampus kami. Disisi lain, saya menerima pressure akibat sering dispen karena persiapan PIMNAS, akhirnya beberapa mata kuliah tertinggal. Dan pada akhirnya IP pada semeseter itu turun. Posisi saya saat itu sangat down, mental saya tidak baik-baik saja. Setiap hari menangis, mengapa usahaku selama ini tidak pernah membuahkan hasil. Sempat terbesit dipikiranku untuk berhenti mencoba kompetisi, perlombaan hingga organisasi dan ingin kuliah saja.

    Hari berganti hari, aku coba untuk menenagkan diri menumbuhkan kembali growth mindesetku. Memanfaatkan relasi dan sering berkomunikasi dengan dengan mentor. Saya menemukan titik terang, bahwa segala sesuatu yang ingin dicapai indah maka tidak bisa didapatkan dengan percuma. Anggap saja kegagagalan kemarin bentuk menghabiskan jatah kegagalan di masa mudaku. Akhirnya saya mencoba lagi, dengan menerapkan ilmu yang diperoleh selama pembinaan. Alhamdulillah lomba LKTI di Universitas Negeri Semarang adalah lomba offline pertama yang mendapatkan juara dan akan menjadi sejarah perjalanan prestasi Fina. Setelah itu, saya melakukan refleksi diri dan kembali semangat untuk aktif mengikuti perlombaan hingga akhirnya di semester 5 ini saya dapat menorehkan lebih dari 20 prestasi. Sungguh ini semua adalah skenario Allah yang sangat laur biasa. MasyaAllah Tabarakallah…

    Pelajaran yang bisa ambil, jangan kita berputus asa teruslah berusaha menggapai mimpi kita. Insyaallah Allah akan memberikan jalan dan hasil yang diluar ekspektasi kita

  • Lost Your Self: Sebuah Perjalanan Pribadi Menuju Pemahaman Diri

    Lost Your Self: Sebuah Perjalanan Pribadi Menuju Pemahaman Diri

    Saya menuliskan ini dalam keadaan belum mandi, ini adalah malam minggu dengan status single. Awal tahun 2024, bukanya melaju ke tahap serius “tunangan” seperti rencana.. saya memutuskan untuk sekali lagi mengikuti kata hati.

    Ini bukan dongeng, tapi kalau pun terdengar seperti dongeng sebelum tidur juga tidak masalah.

    Tahun 2016, adalah tahun dimana saya lulus dari SMK N 1 Wonoasri jurusan Teknik Komputer dan Informatika ( Multimedia ), sebuah jurusan yang infonya paling banyak peminat kala itu. Ketika, beberapa teman sekampung saya datang ke rumah untuk melihat hasil rangking di leptop saya, rangking mereka terus bergeser ke bawah. Sementara, dengan penuh percaya diri saya tetap di urutan aman, bahkan sangat aman. Mengingat hasil tes saya cukup baik, dan Ibu serta Bupoh saya telah membawa parcel buah dalam rangka supaya saya diterima di sekolah tersebut. Ini adalah rahasia, tapi sejujurnya.. saya tidak mendapatkan bocoran apapun, tes itu pun di komputer secara online dan hasilnya langsung keluar. Saya juga mendaftar dengan berbekal nilai ujian serta nilai akademis cukup mumpuni. Dulu, saya pernah menjadi murid di kelas RSBI yang kala itu mencoba memasuki standart international, walaupun pada akhirnya kelas tersebut bubar saat saya kelas 3 SMP. Tidak berhasil, tapi saya berhasil memasuki kelas yang hanya dihuni 24 siswa dari ratusan siswa seangkatan, dengan peringkat 2 dari bawah. Sebuah keberuntung yang agak konyol.

    Saya sangat percaya diri, tidak mau melanjutkan pendidikan S1 begitu lulus SMK, mungkin terkendala biaya juga. Pikir saya pada saat itu, tiga tahun merasa salah jurusan di SMK, saya tidak tertarik memasuki bidang apapun, tidak ada yang saya suka. Atau lebih tepatnya, saya tidak tahu mau kemana?

    Bekerja di pabrik, mungkin jadi satu-satunya tujuan kala itu. Masih saya ingat dengan jelas, saya nekat mau pergi ke Jakarta apapun yang terjadi, saya ikut teman laki-laki yang sebetulnya tidak terlalu saya kenal. Saya ikut tes dari sekolah beda kabupaten, karena pokoknya saya mau merantau ke Jakarta! Titik!

    Guru Bimbingan di sekolah tersebut mengatakan kepada saya, “Tinggi kamu kurang 1 cm?”

    Saya bilang, “Memangnya kenapa? Gapapa”

    Kemudian, ketika tiba di Boyolali, saya bertemu teman-teman baru, bahkan masih saling berteman di instgram sampai saat ini. Teman saya, Hamid, melihat saya dari jauh. Dia laki-laki dan sudah lolos persyaratan tinggi badan, sementara katanya saya terlihat cukup pendek diantara para perempuan yang sungguh memenuhi ruangan tersebut. Tapi, entah bagaimana bisa.. tinggi saya menjadi 160 cm, menahan nafas coba saya lakukan.

    Beberapa bulan kemudian, teman saya telah berangkat dan bekerja sebagai buruh pabrik di Jakarta, tepatnya di Astra. Dan saya, tidak kunjung dipanggil. Saya tetap menunggu, karena katanya saya sudah lolos. Sampai saya melamar SPG, tapi terlalu jujur dan ditolak karena saya tidak suka produk pasta gigi tersebut. Well, saya akhirnya mengiyakan tawaran untuk bekerja dibawa oleh Om saya. Di sebuah pabrik, tapi bukan di Jakarta. Satu tahun, saya menganggur, hidup pindah-pindah seperti main-main, dari momong keponakan saya yang hiperaktif sampai saya lupa sudah ngapain saja selama itu.

    Tahun 2017, saya sudah terlanjur menerima tawaran sebagai admin di perusahaan pengolahan hasil laut. Disaat ternyata ada sebuah panggilan ke kota Jakarta, kota impian saya kala itu. Tetap, saya mengawali pekerjaan sebagai admin pada bulan Agustus 2017, bulan-bulan awal lumayan berat. Saya kira, setelah lulus SMK, saya tidak akan lagi dipenuhi pikiran pemograman, html, atau design yang membuat stress. Saya keliru, saya belajar dari 0 lagi, mengenal program SAP, Exel, sampai membuat laporan-laporan yang katanya sudah basi, tapi saya sajikan. Sudah tidak terhitung lagi, berapa kali saya mau resign dan bahkan om saya bilang, kalau tidak sanggup.. bekerja saja di produksi. Menyentuh produk secara langsung.

    Kadang-kadang, saya tidak punya kerjaan, mungkin karena tidak ada yang benar jadi setiap ada telpon bunyi, lekas saya menjawabnya. Lalu, memberikannya pada para senior karena mereka memiliki kebiasaan membiarkan telpon-telpon terus berdering, dan baru akan menjawab setelah nada akan berakhir.

    Terjadi pengurangan karyawan, mereka yang tidak mampu dikembalikan ke produksi. Sementara saya, seperti tinggal menunggu waktu. Sampai kemudian, HRD dan atasan saya datang. Mengatakan, bahwa saya akan dipindahkan ke bagian resepsionis. Adalah hal, yang kemudian menjadi bullyan para senior saya kala itu, saya tidak sakit hari, karena sejujurnya tidak memahmi situasi tersebut. Sampai Om saya tiba-tiba datang dengan senyum sumringah, memanggil saya ke ruang meeting. Katanya, kerja bagus!

    Dalam hati saya, “Apanya yang bagus? Hampir setiap hari saya kena omelan.. tapi saya bertahan!”

    Om saya yang menjelaskan pada saya, bahwa saya dipindahkan ke posisi yang kala itu kosong oleh Plant Manager, yang sejak saya mendengar suaranya di telpon, tanpa beliau memperkenalkan diri, saya tahu bahwa itu Plant Manager kami. Hanya sementara, itu katanya. Sementara, Om saya bilang, dalam 2 tahun setidaknya saya akan jadi pegawai tetap. Saya masih tidak mengerti, saya sangat polos kala itu.

    Tahun demi tahun berlalu, para pegawai silih berganti, beberapa kali juga saya menyambut dan mengatarkan mereka para jobseeker dari berbagian universitas ternama. Pertama kali melihat CV mereka, dan membandingkan dengan CV saya yang sangat sederhana. Saya tahu betapa kami berbeda. Setiap berapa bulan sekali, pasti saya mengatakan ingin resign, tapi tidak kunjung terlaksana. Saya baru merasa kesepian, setelah teman-teman seperjuangan saya mulai membuat keputusan baru di hidup mereka.

    Tahun 2022, setelah pandemi, setelah keadaan mulai normal, saya memutuskan melanjutkan kuliah mengambil Sastra Inggris, tapi tidak benar-benar dengan tujuan yang jelas. Saya tidak tahu apa itu carir path? Bahkan skill saya, saya tidak benar-benar tahu. Saya merasa stuck, tidak tahu harus melakukan apalagi?

    Ketika, tahun 2023 bulan Juni, saya memutuskan resign. Atasan saya terkejut, saya mungkin adalah pegawai yang tidak terprediksi akan mengundurkan diri. Hampir setiap tahun ada efektifitas pegawai, tapi posisi resepsionis yang saya pegang, tidak pernah ada menyentuh apalagi mengusik. Bulan terakhir saya sebelum resign, adalah hari-hari yang paling sibuk. Telpon terus berdering bahkan ketika saya akan istirahat. Mereka semua orang lama dan orang baru, rekan kerja saya dari berbagai departemen. Tidak ada yang percaya, dan menyayangkan keputusan saya resign, ketika mereka melihat bahwa posisi saya sudah sangat nyaman tapi malah dilepas dengan alasan yang tidak jelas. Atasan saya meminta untuk mempertimbangkan ulang, bahkan ketika saya tetap kekeh mau resign dan mencari pekerjaan baru, lalu saya gagal, atasan saya tetap bilang, “Tidak papa, tetep disini”. Tapi, saya tetap dengan keputusan saya. Resign dan tidak tahu harus kemana? Selain pulang ke rumah.

    Saya benar-benar hopeless di usia 25 tahun, seharusnya saya menikah kalau sesuai rencana. Saya juga pulang dalam keadaan gagal. Ketika, Plant Manager dan Manager QA bertanya, “Kamu mau kemana?”

    Saya kepengen nangis, dan bilang “Saya mau menemukan tujuan hidup saya.”

    Lihat? Mereka antara sedih dan miris, dan merasa konyol. Saya tidak peduli apa respon mereka, kalau mereka tertawa, saya ikut tertawa. Kemudian, salah satu atasan yang sudah seperti bapak saya sendiri mengajak saya ke kantornya. Saya menangis, karena saya akahirnya akan pergi. Bapak ini pernah bilang kepada saya, mungkin ketika usia saya 22-23 tahun. Katanya, menikah kalau sudah sampai di titik jenuh. Tapi, saya belum ingin menikah, saya masih takut.

    Saat usia 25 tahun, setelah kami melewati karnval dalam satu tim, berbeda dengan beberapa orang yang menyayangkan keputusan saya. Bapak ini melepaskan saya, untuk melakukan apa yang mau saya lakukan. Baginya, yang sudah senior sekali sejak perusahaan tersebut baru berdiri, mengabdi disana. Sebagai perempuan lebih baik saya mengambil keputusan saat itu, daripada semakin terlambat. Saya tidak bisa selamannya disana, saya harus membekali diri saya dengan kemampuan yang akan berguna dimanapun nanti saya berada. Kalau mau berbisnis, ya cobalah, kembalilah seperti anak kecil. Yang mulai berguling, merangkak, jatuh, menangis, kemudian bangkit lagi, jatuh lagi, berjalan sampai kemudian bisa melompat dan berlari kencang.

    Pesannya pada saat itu, “Biarkan pikiran saya seperti anak kecil, tapi saat menghadapi suatu masalah gunakan kepala dingin dan bersikaplah sebagian orang dewasa.”

    saya pegang itu, sampai saat ini.

    Memulai bisnis tidak semudah yang saya bayangkan, entah saya yang belum juga berani mencoba, atau memang tidak akan pernah mencoba. Saya melamar sebagai admin di sebuat usaha yang mendukung UMKM, saya melamar posisi admin yang kebetulan kosong, saya pikir mau hidup sederhana saja di desa. Gapapalah, saya pikir begitu. Tetapi, kaka saya bilang, belajarlah disana sebelum memulai usaha sendiri. Bukan sebagai admin, owner menawarkan posisi design grafis dan saya iyakan saja. Saya bisa belajar.

    Hidup saya kembali berjalan, kembali melakukan kesalahan, kembali menangis. Saya pikir, saya bisa mencoba sebagai content creator, tapi sampai saat ini waktu saya habis pada design. Ada tantangan tersendiri di bidang design, awalnya para pelanggan kami rata-rata pelaku usaha UMKM dan fokus pada sticker kemasan. Sampai kemudian tik tok sempat ditutup, dan pemasukan anjlok. Beralih ke shopee dan bertahan. Tim saya ada 2 orang, kami membuat project template-template baru, diluar fokus selama ini. Disitu saya stress, benar-benar memalui dari “0” lagi.

    Lebih menguras energi lagi, saat mendapatkan klien yang idealis serta pefectsionis. Dari design saya yang alay, font seperti surat cinta, tidak mboist, berantakan, warna jumbur, typo, dan masih banyak lagi. Dari yang sebelumnya, saya cuma mengganti nama brand, menjadi saya memilih warna sendiri, lalu berusaha mewujudkan bayangan dari ider mereka. Sebuah produk water spot removal yang jelas bukan genre porduk saya, dengan request logo ada pedangnya, ada panahnya, lalu request logo penjual ayam potong dengan logo ayam naik motor trail. Adalah hal, yang semakin kesini seperti roller coaster yang saya naiki mulai bergerak kembali.

    Kalau dulu, saya berinteraksi secara lamgsung saat melayani klien, kini saya seperti berada dibelakang layar. Pelanggan yang bagi saya sekarang cukup rumit dan rewel, mengingatkan saya pada klien saya dulu. Klien-klien yang diawal rasanya cukup mempersulit hari kerja saya, tetapi ketika mendengar saya akan resign, mereka ternyata juga merasakan kehilangan. Tidak hanya saya. Saya ingat, ketika saya sakit dan mendapatkan kaleng-kaleng susu bearband dari klien saya, supaya saya segera sembuh dan pulih. Sejak hari itu, walaupun ada yang rewel, walaupun disertai gerutuan dari mulut saya yang tanpa sadar.. saya selalu ingatkan kepada diri saya sendiri, bahwa harus profesinoal, bahwa klien yang dulu saya anggap paling tidak mengenakan, menjadi klien yang paling saya tunggu-tunggu kedatangnnya. Walaupun tentu, karakter orang tidak dapat saya ubah, hanya saya menysuaikan.

    5 bulan sebagai Design Grafis, saya belajar dari dasar-dasarnya. Saya masih belum tahu pasti, apakah saya akan berhasil disini? Semua masih abu-abu, saya cukup terlambat untuk banyak hal. Karir, pernikahan, kesuksesas, kalau mengikuti standar orang-orang.. mungkin saya cukup terlambat. Tapi, saat saya resign dari pekerjaan yang dimana zona nyaman saya berada, saya berjanji kepada diri saya sendiri. Bahwa, saya memang menyerah dengan pekerjaan saya sebelumnya, saya menerima keadaan saya saat itu, tapi saya tidak mau menyerah kepada diri saya sendiri.

    Cerita pengalaman saya sudah hampir selesai, dan saya tidak menuliskan pencapaian apapun dalam bentuk materi atau kenaikan jabatan. Karena memang belum ada sama sekali. Delapan tahun lalu, saat sebagai siswi SMK jurusan Multimedia saya merasa itu bukan lah saya, bukan passion saya. Tapi, hari ini tepat 8 tahun saya kembali menekuni bidang design. Saya mulai menyadari bahwa saya bisa menghiburi diri dengan mendesign, menuangkan isi kepala saya selain menulis dan bercerita.

    Saya tidak punya karir path atau tujuan yang jelas sejak saya lulus sekolah, jadi usahakan untuk tidak mengulang cerita saya diatas ya kalian, teman-teman mungkin adik-adik saya. Mentor iru juga penting, pendamping kalian. Tidak semua anak memiliki orangtua yang dapat menjadi mentor atau kompas untuk anak-anaknya, tidak semua dari kita juga selalu dipertemukan dengan moment keberuntungan, hari sial pun tidak ada yang tahu. Yang pasti, menyusun planning adalah hal yang sangat penting. Mencatat adalah hal yang tidak akan pernah disesali. Founder di perusahaan saya dulu, diusinya yang masuk 80 tahun lebih, tetap sehat dan berolahraga lari. Orang lain mungkin berpikir karena uangnya banyak, tidak demkian dengan saya. Founder saya adalah sosok paling konsisten yang pernah saya kenal di dunia nyata. Beliau setiap hari, hingga detik saya akan resign, selalu menuliskan atau mencatata pencapaian kecil dari progres larinya, sekecil apapun itu progresnya, dan segagal apapun itu progresnnya. Tak hanya itu saja, founder saya, adalah sosok yang menunjukkan kepada saya. Bahwa tidak harus selalu melihat jauh ke depan, apa yang ada didepan mata, seperti yang dikatakan juga oleh atasan saya, apa yang ada di depan mata saat ini mari selesaikan.

    Beberapa waktu lalu, saya mendapati teman saya ingin mengembangkan bisnisnya, daripada terus memikirkan bisnis toko online yang tidak kunjung buka, saya memutuskan membantu teman saya ini dengan membuatkan logo dan bingkat untuk produknya. Kemudian, kaka saya meminta saya untuk mencetak banner, saya buatkan designnya. Saya melakukanya secara cuma-cuma, saya cuma mau membantu. Saya memang membutuhkan uang, tapi yang saya lakukan kepada mereka karena saya mau membantu. Tapi, kemudian saya terima uang itu. Saksi bahwa ini kali pertama saya menciptakan uang sendiri tanpa modal, dan tanpa ikut orang. Saya juga menemukan, teman lama saya memulai bisnisnya. Saya melihat logo dan menu yang tidak tertata. Saya bilang, saya terganggu dan saya kasihan bukan dengan teman saya, tapi dengan label yang dia pasang. Dia orang ketiga, yang akan saya bantu pada bulan ini, membalas kebaikkan dulu. Hasil design saya masih seperti pemula, masih banyak mengambil elemen dari insternet. Hanya saja, tidak perlu tunggu hebat untuk melakukan hal-hal yang sederhana tapi bermanfaat dan berkmakna untuk orang lain.

  • There will always be results from a struggle

    There will always be results from a struggle

    “There will always be results from a struggle ( Akan selalu ada hasil dari sebuah perjuangan)”

    Duduk di bangku pendidikan dengan tidak memusingkan biaya pendidikan adalah suatu impian yang hampir dimiliki oleh kebanyakan orang. Terutama untuk orang-orang yang berlatarbelakang ekonomi menengah kebawah. Sejak kecil saya telah memiliki tekad untuk bisa mengenyam pendidikan tanpa harus membebankan kepada orang tua. Dari SMA saya sudah mencoba mendaftar berbagai jenis beasiswa. Apapun informasi beasiswa yang saya dapatkan saya coba. Sampai pada akhirnya ada informasi beasiswa dari sekolah yang turun langsung dari pemerintah yaitu beasiswa PIP, beasiswa ini terdiri dari bebas uang spp dan mendapatkan tunjangan uang saku sekali dalam satu tahun. Lalu, di waktu kuliah, saya juga mendaftarkan beasiswa KIP-KULIAH, namun ternyata belum rezeki untuk saya mendapatkan beasiswa itu. Lalu ada beberapa beasiswa yang saya coba ajukan, mungkin sekitar 6/7 beasiswa namun masih selalu gagal. Kegagalan kegagalan terus saya hadapi selama proses mendapatkan beasiswa itu dan rata-rata setiap beasiswa selalu meminta persyaratan yang tidak sedikit terutama syarat administrasi yang terdiri dari berbagai macam jenis surat. Setiap ada informasi beasiswa, selalu saya usahakan semaksimal mungkin. Setiap surat yang diminta selalu saya urus meskipun harus bolak balik dari kota ke desa karena ada persyaratan yang meminta surat dari desa. Sering merasa lelah dan capek dalam memperjuangkan hal itu, namun selalu ingat bahwa ada yang lebih lelah dan capek dalam memperjuangkan pendidikan untuk anak-anaknya, yaitu orang tua. Lalu, terakhir, ada informasi beasiswa yang langsung diberikan oleh kepala jurusan saya, yaitu beasiswa khusus untuk Anak Perempuan Indonesia atau bisa disebut Beasiswa Bestari. Beasiswa ini tidak terlalu banyak meminta persyaratan, dan beruntungnya tidak seperti beasiswa lain yang harus melampirkan surat keterangan tidak mampu dari desa, sehingga beasiswa ini ditujukan untuk para perempuan yang benar-benar memenuhi kualifikasi seperti perempuan yang cerdas, perempuan yang aktif, perempuan yang mau berdampak dan memberikan manfaat kepada orang sekitarnya. Untuk mendapatkan beasiswa ini pun melalui beberapa tahapan seperti, seleksi administrasi, seleksi Tes Potensi Akademik, tes Penulisan Esai, dan tes Wawancara. Dan Alhamdulillah setelah melalui proses yang panjang dan cukup membutuhkan perjuangan, saya lolos beasiswa ini. Jumlah pendaftar sendiri mencapai 4.000 lebih siswa dan mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia, namun yang terpilih dan yang memenuhi kriteria hanya 121 dan saya termasuk didalamnya. Alhamdulillah akhirnya setelah menempuh berbagai rintangan saya bisa merasakan hasil dari perjuangan itu sendiri. Tentunya setiap perjuangan harus selalu beriringan dengan doa yang tiada henti dipanjatkan.

  • Glide with Heart, Paint the Stars

    Glide with Heart, Paint the Stars

    Menjadi jiwa yang memiliki sifat empati, mampu beradaptasi, dan mengedepankan nilai-nilai konservasi adalah tiga nilai yang dibawakan oleh Pengenalan Departemen Biologi (PDB) 2023. Saya, selaku salah satu Pengurus Inti menjadi saksi proses implementasi nilai-nilai tersebut kepada lebih dari 110 mahasiswa baru. Pengalaman selama sembilan bulan inilah yang mengajarkan saya untuk tetap rendah hati dalam menggapai mimpi.

    Dimulai dari pembentukan konsep pada awal Januari 2023, saya dan enam orang lainnya berusaha memberikan program terbaik untuk mentransfer ilmu kepada mahasiswa baru. Kami menerima masukan dari puluhan orang dan mengolahnya sebaik mungkin menjadi konsep yang matang. Konsep-konsep itulah yang menjadi cikal bakal rangkaian acara dari PDB 2023.

    Akhir Agustus 2023, rangkaian acara dimulai dengan Opening Ceremony untuk memperkenalkan apa yang akan mahasiswa baru hadapi selama satu bulan ke depan. Seminggu kemudian, acara dilanjutkan dengan pengenalan Unit Kegiatan Mahasiswa Departemen dan Pengamatan Lapangan untuk memperkenalkan lingkungan Biologi. Debat Konservasi dan Seminar Bioprospeksi untuk memberikan rasa bangga terhadap biodiversitas pada dua pekan setelahnya. Kemudian mentoring untuk menumbuhkan rasa empati dan adaptif kepada mahasiswa baru. Sebagai penutup, Grand Closing diselenggarakan pada akhir September 2023.

    Seluruh rangkaian acara memiliki kesan tersendiri bagi saya. Saya belajar bagaimana kolaborasi menciptakan ruang akselerasi. Proses penyelesaian masalah secara progresif memberikan ruang bagi saya untuk berpikir panjang sebelum mengambil keputusan. Saya juga belajar bagaimana menyikapi tim yang tidak sejalan dengan pemikiran saya. Terakhir, yang tak kalah penting, saya belajar untuk tetap rendah hati dalam mencapai tujuan.

    Pada dasarnya, semua manusia membutuhkan mimpi sebagai “bintang” untuk diraih. Penting untuk selalu rendah hati, memiliki keinginan kuat untuk belajar, serta selalu berdampak bagi sekitar.

  • Esensi Doa dalam Kehidupan: Kunci Semua Ketidakmungkinan

    Esensi Doa dalam Kehidupan: Kunci Semua Ketidakmungkinan

    Kekuatan doa ini saya buktikan di tahun 2023, dimana saat itu saya mengikuti ajang ONMIPA PT yang sangat bergengsi dan disaat yang sama saya menjadi pimpinan ormawa dengan agenda yang sangat padat.

    “Ditengah padatnya kegiatan organisasi ini, apakah saya masih mampu?”

    Kian hari, keraguan itu memenuhi pikiran saya hingga saya sempat berfikir untuk menyerah. Tapi saya “Segala hal adalah mudah bagi Allah” yang pada akhirnya saya coba meninggikan kembali percaya diri saya melebihi keraguan saya. Di 14 hari tersisa, saya memutuskan vakum sementara dan belajar hingga 10 jam per hari. Ini karena sebelumnya saya sangat kurang dalam mempersiapkan ajang ini.

    Menjelang hari pelaksanaan, saya pernah melakukan tahajud dan menangis karena meminta dimudahkan setiap pelaksanaanya.

    lalu apa yang terjadi?
    dalam 2 hari pelaksanaan, semua silabus materi yang dilombakan sangat sama dengan apa yang dipelajari dan yang lebih takjubnya lagi. momen pergantian bidang lomba (selesai Materi A menuju materi B), saya sempat belajar singkat dan memprediksi materi yang kiranya akan keluar di pelaksanaan. dan ternyata sangat tepat sehingga saya dapat mengerjakannya dengan sangat baik.

    foto tersebut merupakan hasil dari doa yang selalu aku panjatkan di setiap shalat hingga tahajud. karena saya percaya bahwa semua ketidakmungkinan di dunia ini dapat diatasi dengan doa dan ikhtiar yang kuat.

  • Emang Boleh Se-Optimis Itu? : Sebuah Cerita Tentang Indonesia Roadshow

    Emang Boleh Se-Optimis Itu? : Sebuah Cerita Tentang Indonesia Roadshow

    Mungkin terdengar klise, tapi optimis adalah salah satu dari kunci kesuksesan. Kata optimis terdengar tidak asing bagi kita, karena di setiap awal perjalanan kita untuk mencapai sesuatu, kita selalu memiliki rasa optimis yang tinggi. Tapi apakah kita bisa terus konsisten untuk mempertahankan rasa optimisme?

    Indonesia roadshow memberikan perspektif yang berbeda untuk saya terkait optimisme. Saya dan Aurel (awardee Instarter region barat) menyelesaikan challenge ini dengan baik di Panti Asuhan Griya Al-Falah, Rancaekek, Jawa Barat. Dengan program yang diinisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Padjadjaran, dan dibantu oleh Fahmi (awardee Instarter region Tengah), kami memberikan fun education kesehatan gigi dan mulut kepada anak-anak di sana.

    Pada tahap persiapan, saya dan Aurel memiliki sedikit kesulitan karena poster donasi yang kami sebar sekitar 2 minggu tidak membuahkan hasil yang cukup untuk menutupi rancangan biaya yang kami buat. Bahkan, seminggu sebelum berangkat, saya dan Aurel hampir menyerah karena dana yang masuk tidak mampu memberangkatkan kami ke Rancaekek.

    Di tengah-tengah rasa pesimis itu, saya teringat kata-kata klasik yang sering saya dengar ketika saya mengikuti lomba semasa sekolah,

    “Kalau sudah berusaha dan berserah diri, tapi masih gagal, coba optimisnya dinaikin, Vi.”

    Kalimat singkat itulah yang menjadi tamparan tersendiri bagi saya. Akhirnya, saya dan Aurel mencoba membuat proposal sponsor dan kami kirimkan ke seluruh network yang kami miliki via personal engagement. Tuhan memang Maha Baik, dalam waktu 5 hari, kami mendapatkan dana yang sangat melebihi rancangan anggaran sehingga kami bisa berikan santunan kepada anak-anak di Panti Asuhan Griya Al-Falah, Alhamdulillaah.

    Pada intinya saya pribadi belajar banyak bahwa rasa optimis bisa menjadi bahan bakar baru untuk kembali semangat dan merancang strategi yang lebih baik dan berdampak. Saya percaya, kolaborasi juga tak kalah penting untuk memperluas dampak baik yang kita berikan. Semangat, semua!