Category: Self Development

  • Emang Boleh Se-Optimis Itu? : Sebuah Cerita Tentang Indonesia Roadshow

    Emang Boleh Se-Optimis Itu? : Sebuah Cerita Tentang Indonesia Roadshow

    Mungkin terdengar klise, tapi optimis adalah salah satu dari kunci kesuksesan. Kata optimis terdengar tidak asing bagi kita, karena di setiap awal perjalanan kita untuk mencapai sesuatu, kita selalu memiliki rasa optimis yang tinggi. Tapi apakah kita bisa terus konsisten untuk mempertahankan rasa optimisme?

    Indonesia roadshow memberikan perspektif yang berbeda untuk saya terkait optimisme. Saya dan Aurel (awardee Instarter region barat) menyelesaikan challenge ini dengan baik di Panti Asuhan Griya Al-Falah, Rancaekek, Jawa Barat. Dengan program yang diinisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Padjadjaran, dan dibantu oleh Fahmi (awardee Instarter region Tengah), kami memberikan fun education kesehatan gigi dan mulut kepada anak-anak di sana.

    Pada tahap persiapan, saya dan Aurel memiliki sedikit kesulitan karena poster donasi yang kami sebar sekitar 2 minggu tidak membuahkan hasil yang cukup untuk menutupi rancangan biaya yang kami buat. Bahkan, seminggu sebelum berangkat, saya dan Aurel hampir menyerah karena dana yang masuk tidak mampu memberangkatkan kami ke Rancaekek.

    Di tengah-tengah rasa pesimis itu, saya teringat kata-kata klasik yang sering saya dengar ketika saya mengikuti lomba semasa sekolah,

    “Kalau sudah berusaha dan berserah diri, tapi masih gagal, coba optimisnya dinaikin, Vi.”

    Kalimat singkat itulah yang menjadi tamparan tersendiri bagi saya. Akhirnya, saya dan Aurel mencoba membuat proposal sponsor dan kami kirimkan ke seluruh network yang kami miliki via personal engagement. Tuhan memang Maha Baik, dalam waktu 5 hari, kami mendapatkan dana yang sangat melebihi rancangan anggaran sehingga kami bisa berikan santunan kepada anak-anak di Panti Asuhan Griya Al-Falah, Alhamdulillaah.

    Pada intinya saya pribadi belajar banyak bahwa rasa optimis bisa menjadi bahan bakar baru untuk kembali semangat dan merancang strategi yang lebih baik dan berdampak. Saya percaya, kolaborasi juga tak kalah penting untuk memperluas dampak baik yang kita berikan. Semangat, semua!

  • Ini alasan mengapa kamu harus belajar lebih beda daripada orang lain!

    Ini alasan mengapa kamu harus belajar lebih beda daripada orang lain!

    “Sedikit lebih beda itu lebih baik daripada sedikit lebih baik”

    Terucap salah satu rekan saya dalam memaknai setiap proses dan juga hidup ini. Sejak saya sekolah di SMK hingga kuliah, saya memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik dari orang lain. Sekilas terlihat bagus bukan?

    Namun ternyata saya salah, prinsip yang saya pegang kala itu ternyata membuat saya merasa lelah dan jenuh terhadap diri sendiri. Bagaimana tidak, setiap saya berhasil naik satu level diatas seseorang, akan selalu ada yang jauh lebih baik dari saya. Dan “loop” itu tidak akan pernah berhenti sampai sejuta kali saya mencoba untuk lebih baik dari orang lain.

    Saya menyadari bahwa setiap orang memiliki massanya dan setiap massa akan ada orangnya. Betul, bahwa kompetitif menjadikan suasana menjadi lebih hidup dan berwarna. Namun tidak semua hal pasti berkaitan dengan kompetisi. Maka dari itu, saya mencoba untuk tampil “lebih beda” dan bukan tampil “Lebih baik”. Hal tersebut menjadikan saya lebih menikmati dan menghargai proses yang telah saya lakukan serta mengapresiasi setiap hal yang hadir. Dengan itupun, saya tidak merasakan adanya beban ekspetasi dari orang lain ataupun diri sendiri karena saya hanya fokus berkompetisi dan belajar untuk lebih baik dari kemarin.

    Lalu apa yang saya dapatkan dengan prinsip itu?
    Saya merasakan perubahan terjadi pada diri saya sekecil apapun itu baik dari network yang semakin luas, pencapaian yang meningkat, serta experience yang semakin banyak. mengapa demikian? karena saya selalu “Membandingkan diri dengan saya sendiri dan bukan orang lain”

    Foto tersebut merupakan salah satu foto pencapaian saya dari puluhan penghargaan yang saya dapatkan sejak 2023 yang diakhiri dengan memenangkan nominasi mahasiswa berprestasi terbaik kategori saintek dari ribuan mahasiswa di Unpad walaupun kala itu saya menjabat sebagai pemimpin organisasi dengan peran yang vital.

  • Mengukir Prestasi di Dunia Desain Grafis

    Mengukir Prestasi di Dunia Desain Grafis

    Saya bergabung dengan komunitas desain yang bernama Ruang Edit yang mana di dalam komunitas tersebut saya begitu banyak belajar dalam dunia desain grafis,
    editing serta ilmu-ilmu dalam dunia videography dan photography.

    Saya juga bergabung dengan komunitas IMAJIKARA di bidang Design (Graphic & Product),
    yaitu sebuah komunitas kreatif bagi generasi muda di Indonesia yang memiliki minat di dunia
    kreatif, bakat, dan minat di berbagai bidang seni.

    Saya memiliki skill di Editor Photo dan Video (Capcut, Picsart, Canva, PixelLab, Phonto, Mojo, Remini Pro, Tiktok, Pinterest).

    Berikut beberapa prestasi yang pernah saya raih: Juara 2 Lomba Nasional Desain Poster Infografis 2022 yang diselenggarakan oleh HIMAGEO Univeristas Siliwangi dan Juara Harapan 1 Lomba Nasional Desain Poster Tema Keberagaman Indonesia 2023 yang
    diselenggarakan oleh Komunitas Kreativi Seni.

  • Good Leader Good Teacher: Dare to Dream by Samartha Abhyasa

    Good Leader Good Teacher: Dare to Dream by Samartha Abhyasa

    Proyek “Good Leader Good Teacher” adalah sebuah perjalanan yang luar biasa, membawa warna baru dalam pengalaman saya dan rekan-rekan. Mendapat kesempatan untuk hadir dan berpartisipasi langsung dalam kelas sharing tentang motivasi dan cita-cita di SMPN 29 Bandung tanggal 4 Agustus 2023 merupakan sebuah pengalaman berharga yang tidak terlupakan. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari Group Project Social Movements Pilar Pendidikan Paragon yaitu Good Leader Good Teacher.

    Melalui proyek ini, kami memiliki kesempatan untuk berbagi kisah, pengalaman, dan wawasan mengenai motivasi dan impian. Dengan penuh antusiasme, kami mendengarkan pertanyaan, aspirasi, dan cerita unik dari teman-teman sekelas. Ini bukan hanya sekadar presentasi, tetapi sebuah pertukaran inspirasi yang saling memberi energi.

    Pengalaman ini mengukuhkan keyakinan bahwa memberikan inspirasi kepada orang lain adalah langkah penting menuju kepemimpinan yang baik. Setiap pertemuan adalah peluang untuk membentuk masa depan bersama. Proyek “Good Leader Good Teacher” bukan hanya memberi kami kesempatan untuk berbicara, tetapi juga belajar dan tumbuh bersama generasi penerus yang penuh potensi dan semangat.

    Dari project ini juga saya belajar banyak mengenai merancang dan handle event dari tim kecil yg beranggotakan 6 orang-orang hebat. Belajar bekerja sama dan koordinasi dalam tim. Melalui Dare to Dream juga, kami mengajak teman-teman untuk selalu berani untuk bermimpi dan beraksi. Bahwa masa depan bisa selalu kita usahakan sedari dini.

    Walau waktu yang singkat, banyak manfaat yang saya dapat selama menjalani GP ini dan semoga banyak juga manfaat yang saya bagi melalui GP ini khususnya untuk teman-teman 9A.

  • Moving Forward and Leaving the Past Behind

    Moving forward in life often requires the ability to let go of the past and embrace the possibilities of the future. Whether you’ve faced challenges, setbacks, or made mistakes, understanding how to keep moving forward is crucial for personal growth and overall well-being. Here are some insights on how to navigate this journey of progress and leave the past behind.

    Reflection and Acceptance:
    Before moving forward, it’s essential to reflect on the past. Understand the lessons learned, acknowledge the experiences, and accept that the past is a part of your journey. This reflection provides a foundation for growth and resilience.

    Set Clear Goals:
    Define your short-term and long-term goals. Having a clear vision of where you want to go creates a roadmap for your future. Break down these goals into actionable steps, allowing you to focus on the present while working towards a brighter tomorrow.

    Learn from Mistakes:
    Mistakes are inevitable, but they can also be powerful teachers. Instead of dwelling on past errors, extract valuable lessons from them. Use these lessons to refine your decision-making process and enhance your problem-solving skills.

    Cultivate a Positive Mindset:
    Positive thinking is a powerful force in moving forward. Train your mind to focus on the present and future rather than dwelling on past misfortunes. Affirmations, gratitude practices, and surrounding yourself with positive influences can contribute to a more optimistic mindset.

    Embrace Change:
    Change is a constant in life. Embrace it rather than resist it. Accept that growth often requires stepping out of your comfort zone. By being adaptable and open to change, you position yourself to welcome new opportunities and experiences.

    Build a Support System:
    Surround yourself with people who uplift and support you. Share your goals and aspirations with friends, family, or mentors who can offer guidance and encouragement. A strong support system can provide the motivation needed to keep moving forward.

    Live in the Present Moment:
    The past is gone, and the future is yet to come. Focus on the present moment. Practice mindfulness and engage fully in your daily activities. By being present, you can appreciate the journey, make conscious decisions, and avoid being bogged down by past regrets.

    Self-Compassion:
    Treat yourself with kindness and compassion. Understand that everyone makes mistakes, faces challenges, and experiences setbacks. Be forgiving towards yourself and use setbacks as opportunities for growth rather than reasons for self-criticism.

    Celebrate Small Wins:
    Acknowledge and celebrate your achievements, no matter how small. Recognizing your progress reinforces a positive mindset and motivates you to continue moving forward. Break down larger goals into smaller milestones to make the journey more manageable.

    Seek Professional Help if Needed:
    If past experiences are significantly impacting your ability to move forward, seeking the guidance of a therapist or counselor can be invaluable. Professional support can provide tools and strategies to help you process the past and focus on a brighter future.

    Moving forward involves a combination of self-reflection, goal-setting, and a positive mindset. By letting go of the past, learning from experiences, and embracing the present, you pave the way for a future filled with growth, resilience, and success. Remember that the journey is ongoing, and each step onclusion:forward is a testament to your strength and determination.

  • First Step to be Positive!

    First Step to be Positive!

    Menelaah peran salam dalam dinamika sosial telah memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai dampaknya yang luar biasa. Tanggal 21 November, yang sekarang dikenal sebagai Hari Halo Sedunia, diciptakan selama Perang Yom Kippur pada tahun 1973 melalui upaya unik McCormack bersaudara. Lulusan universitas terkemuka Brian dan Michael McCormack meluncurkan Kampanye Halo sebagai tanggapan kreatif terhadap ketegangan perang, mengumpulkan uang untuk perangko dan menyebarkan pesan perdamaian dunia.
    Dari perspektif psikologi sosial, teori penerimaan sosial Baumeister dan Leary menekankan bahwa sapaan positif berperan penting dalam memuaskan kebutuhan psikologis masyarakat akan penerimaan sosial.
    Sapaan dalam konteks agama juga mempunyai makna yang dalam dalam Islam, dimana salam tidak hanya sekedar ucapan sehari-hari saja, namun juga merupakan doa perdamaian dan cinta kasih. Ajaran Nabi yang menekankan pentingnya menebar kedamaian dan cinta kasih melalui salam menjadi landasan filosofis bahwa setiap ungkapan salam lebih dari sekedar kata-kata. Ini adalah jembatan menuju hubungan yang harmonis dan penuh kasih. Dalam bidang keilmuan ini, salam digunakan sebagai media untuk meningkatkan kesadaran dan mengoptimalkan interaksi sosial.
    Dalam kaitan ini, perhatian juga tertuju pada ayat Al-Qur’an (Al-Anam: 54) yang di dalamnya Allah memperkenalkan istilah “salaam” sebagai salah satu bentuk salam, termasuk salam dan doa rahmat. Ayat ini memberikan landasan spiritual dan menekankan bahwa memberi salam bukan sekedar tindakan sosial, namun juga sarana menjalin hubungan yang mendalam dengan bimbingan dan kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa.
    Mempraktikkan konsep sapaan positif akan menciptakan dasar suasana yang lebih bersahabat dan nyaman. Terinspirasi oleh konsep “halo” dari McCormack bersaudara, membiasakan diri menyapa secara teratur adalah langkah pertama untuk menciptakan suasana sosial yang lebih positif.
    Oleh karena itu, penerapan konsep keilmuan sapaan positif tidak hanya sekedar sebagai unsur etika sosial, namun juga sebagai alat untuk menciptakan perubahan positif dalam dinamika sosial sehari-hari. Melalui pendekatan ini, salam menjadi lebih dari sekedar kata-kata, namun menjadi doa dan langkah menuju perdamaian yang lebih besar.

    source gambar:bobo.id

  • You Do You

    You Do You

    Bayangkan seekor gajah yang gigih mencoba untuk terbang, memaksa dirinya melepas ikatan bumi dengan usahanya yang luar biasa. Meski upayanya penuh semangat, kenyataannya jelas: gajah tidak diciptakan untuk terbang. Pemandangan ini memperlihatkan betapa sia-sia usaha kita ketika mencoba menjadi seseorang yang kita sebenarnya tidak.
    Sebelumnya saya adalah seseorang yang selalu merasa tertekan oleh ekspektasi sosial, saya merasa perlu untuk mencocokkan diri saya dengan gambaran sempurna yang seringkali tidak mencerminkan siapa saya sebenarnya. Hingga suatu saat, saya membaca suatu buku yang berjudul “You Do You” oleh Fellexandro Ruby dan menjadi momen saya menyadari bahwa kebahagiaan sejati dan perkembangan pribadi datang ketika kita mampu memahami dan merangkul diri sendiri sepenuhnya.
    Mempraktikkan konsep “You Do You” membawa perubahan besar dalam hidup saya. Saya mulai menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai dan minat pribadi, tanpa terpengaruh oleh pandangan orang lain. Mungkin ada ketidaksetujuan atau skeptisisme dari sekitar, tetapi kebebasan untuk menjadi diri sendiri tanpa disadari adalah langkah awal kita memulai perkembangan diri yang autentik.
    Saya mulai belajar untuk mendengarkan hati dan intuisi pribadi. Ketika saya berhenti mencoba memaksa diri menjadi orang yang tidak sesuai dengan esensi diri saya, saya menemukan kreativitas yang lebih luwes.
    “You Do You” memberikan pesan secara tersirat bahwa tidak perlu mengejar standar atau harapan orang lain untuk meraih keberhasilan. Perkembangan pribadi yang baik adalah tentang menetapkan tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi kita, memahami kekuatan dan kelemahan kita, dan berkomitmen untuk terus belajar dan berkembang.
    Mungkin ada beberapa dari teman-teman yang membaca tulisan ini sedang merasa krisis identitas, takut dengan ekspektasi orang lain, atau terlalu memikirkan pendapat orang lain, yuk kita coba terapkan konsep “You Do You.” Hidup sesuai dengan yang kita nilai dan rasakan sebagai benar untuk diri sendiri. Jangan terlalu terpaku pada pemikiran orang lain, karena sejatinya, kita punya kekuatan untuk merangkul keunikan diri dan mengeksplorasi apa yang membuat kita berkembang. Dengan menerapkan “You Do You,” kita bisa membuka pintu untuk perkembangan pribadi yang lebih bebas dan autentik.

  • Menuju Kedewasaan Emosional: Menguasai Pikiran dan Respons Diri

    Menuju Kedewasaan Emosional: Menguasai Pikiran dan Respons Diri

    Pikiran kita merupakan medan netral dimana kita bisa ditanamkan berbagai macam pikiran positif dan negatif.Ini bukan sekedar konsep, ini adalah berkah yang diberikan kepada kita. Artinya, kebebasan memilih dan menentukan arah pola pikir. Untuk menghadapi pikiran negatif, Anda perlu mengembangkan pola pikir yang kuat dan tepat. Kita mempunyai kendali penuh atas bagaimana kita bereaksi terhadap setiap situasi yang kita hadapi, dan kita mempunyai kemampuan untuk menemukan kebahagiaan dalam diri kita sendiri dan mengatasi kesedihan.
    Memahami bahwa kebahagiaan atau kesedihan tidak bergantung sepenuhnya pada bagaimana orang lain bertindak, melainkan pada bagaimana kita bereaksi terhadap suatu situasi. Itu sebabnya penting untuk merefleksikan dan mengendalikan reaksi dan emosi Anda ketika menghadapi peristiwa apa pun. Inilah inti dari kematangan emosi, yang tidak hanya didasarkan pada cara Anda bereaksi terhadap situasi yang ada, namun juga pada kemampuan Anda memilih cara bereaksi.
    Kedewasaan seseorang tidak hanya ditentukan oleh usia dan pengalamannya, tetapi juga oleh kemampuannya dalam mengatur diri. Kemampuan mengendalikan reaksi, memfokuskan pikiran pada hal-hal positif, dan bertanggung jawab atas reaksi emosional sendiri merupakan inti dari pengendalian diri. Proses ini melibatkan pemahaman diri yang mendalam, pembentukan pola pikir yang sehat, dan peningkatan kemampuan untuk menghadapi berbagai situasi secara dewasa. Oleh karena itu, mengendalikan pikiran dan respons emosional Anda adalah jalan menuju pertumbuhan pribadi yang berkelanjutan.