Blog

  • Kuliah Kerja Nyata : Jendela Mahasiswa Melihat Kondisi Nyata Masyarakat Indonesia

    Kuliah kerja nyata, merupakan kegiatan yang erat kaitannya dengan mahasiswa. Terlebih lagi semenjak rilisnya film horor dengan judul “ KKN di Desa Penari” yang menjadi perbincangan banyak orang itu, kegiatan KKN bukanlah menjadi kegiatan asing lagi.

    Sama hal nya seperti diriku yang saat ini menjalani KKN bersama 19 kawanku dari berbagai fakultas sebagai syarat kelulusan semester ini. Kami tergabung dakam topik kkn “  Peningkatan Nilai Tamah Produk Lokal Melalui Pemberdayaan Wanita Wirausaha di Kawasan Jatigede “. Lokasi KKn ku berada di desa Mekarasih Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang. Berlokasi persis di dekat Waduk Jatigede. Warga Desa Mekarasih ini merupakan orang terkena dampak ( OTD) dari pembagunan Waduk Jatigede.

    Di kegiatan KKN ini, aku mengambil peran sebagai divisi ekonomi kreatif. Sebelum terjun ke masyarakat dan mengimplementasikan program kerja, penting bagi setiap divisi melakukan observasi dan perencanaan program. Setiap anggota kelompok menyumbangkan buah pikir mereka untuk kemajuan desa, termasuk pula aku. Sebagai mahasiswa bisnis yang beririsan dengan ekonomi kreatif, selama kehidupan perkuliahan rasanya lekat dengan teori-teori pengembangan bisnis, strategi pengembangan UMKM, dan  mempelajari penyebab stagnansi sebuah usaha. Rasanya kepala penuh dengan teori saja tanpa pernah tau implementasinya. Ku usulkan program kerja yang menurutku sudah sangat ideal dengan apa yang aku pelajari di dalam kelas lalu teman temanku menyetujuinya. Akhirnya sepakat, bahwa kami membagi 4 jenis program kerja

    1. Pembuatan nomor izin berusaha untuk UMKM yang belum memiliki izin usaha apapun
    2. Pembuatan label usaha bagi pelaku UMKM yang sudah memiliki izin usaha ( PIRT, NIB dan halal )
    3. Pembuatan dan pendampingan e-commerce bagi pelaku UMKM dengan skala menengah
    4. Mempromosikan seluruh produk UMKM ke daerah wisata setempat

    Aku merasa percaya diri dengan proker yang kami rumuskan karena semua telah disusun dengan matang, terstruktur dan terukur. Terlebih lagi, program kerja tersebut didasari oleh landasan keilmuan yang ada. Setelah mantap merumuskan program kerja yang kami lakukan selanjutnya adalah sosialisasi dan assesment tahap 1 ke masyarakat sekitar. Di sini lah aku tersadar, bahwa kenyataan di lapangan tak semudah dan sesederhana apa yang ada dibayanganku di dalam kelas.

    Aku mengunjungi salah satu lokasi produksi keripik peyek di wilayah desa, setelah melalui wawancara dan assesment diketahui bahwa produk tersebut sudah memiliki izin NIB, PIRT dan juga Halal. Sertifikasi halal didapatkan sebab produksi tersebut merupakan UMKM binaan Universitas Padjadaran. Pemasaran produk keripik peyek juga sampai ke pusat wisata, mengikuti bazzar yang diadakan kecamatan dan kerap kali mendapat pesanan dari pihak desa. Label produk  juga telah sesuai standar yang baik. Jika disesuaikan dengan program kerja kami, program yang paling tepat untuk ibu pemilik peyek tersebut adalah pembuatan dan pendampingan e-commerce. Ketika ditawari program tersebut, ibu pemilik usaha peyek menolak dengan beberapa alasan yang intinya adalah Ibu tersebut belum punya keinginan untuk memasarkan produknya ke e-commerce.

     

     

     

    Kemudian  tempat kedua, aku mengunjungi petani bakau yang menjual tembakaunya hanya kepada pengepul tanpa diolah karena keterbatasan modal. Tembakau yang mampu menjadi komoditas mahal harus dijual dengan dibawah harga rata-rata karena keterbatasan modal dan pengetahuan.

    Kini aku sadar, banyak sekali gap yang ada di masyarakat dengan bidang keilmuan yang ada. Kini aku merasa, Indonesia tidak kekurangan orang cerdas. Namun kekurangan orang yang mau terjun ke lapangan dengan penuh keikhlasan untuk memajukan Indonesia.

     

     

    Dari pengalaman tersebut aku sadar, bahwa selama ini mataku terlalu sempit melihat situasi. Nyatanya, masyarakat yang jauh dari perkotaan lebih membutuhkan perhatian dan metode khusus untuk mengembangkan wilayahnya.

  • Vibes UPN Mengajar Jilid IX: Pesta Ilmu Kreatif Buat Anak SD, Seru Abis!

    Vibes UPN Mengajar Jilid IX: Pesta Ilmu Kreatif Buat Anak SD, Seru Abis!

    Wohoo, UPN Mengajar banget nih, guys! 🚀🎉 Gak cuma kece, tapi juga bikin suasana belajar SD makin seru dari bulan Juli sampe Agustus. Mahasiswa dari UKM Penalaran dan Kreativitas UPN “Veteran” Jawa Timur bener-bener jadi pahlawan pengetahuan buat adik-adik SD dan guru-guru di sana, loh! 🌟

    Seru banget, kan? Gak cuma belajar dari buku, tapi juga dapetin ilmu dari mahasiswa kekinian yang penuh semangat. Ada workshop, seminar, dan kegiatan keren lainnya buat bikin anak-anak SD makin pintar dan kreatif. UPN Mengajar nggak cuma jadi guru, tapi juga temen belajar yang asik! Nggak cuma itu, guys! UPN Mengajar juga peduli banget sama perkembangan sosial anak-anak. Gak cuma pelajaran, tapi juga nilai-nilai moral dan keterampilan sosial yang penting buat masa depan mereka. Jadi, nggak heran kalau UPN Mengajar tuh jadi pilihan belajar yang keren banget!

    Bukan cuma buat anak-anak, loh! Para guru SD juga dapet benefit dari UPN Mengajar. Dapet insight baru, strategi pengajaran yang kece, sampe metode evaluasi yang mantap. Jadi, guru-guru juga semakin jago dalam mengajar. UPN Mengajar bener-bener jadi jembatan ke arah profesionalisme yang lebih tinggi! Mulai dari Juli sampe Agustus, UPN Mengajar bukan cuma acara biasa, guys. Ini momen penting banget buat ngebentuk hubungan erat antara kampus dan SD. UPN Mengajar bukan sekadar bantuan, tapi komitmen nyata dalam mendukung pendidikan dasar dengan sumber daya akademis yang top banget. Akibatnya? Dampak positifnya nggak cuma di pengetahuan, tapi juga di pengembangan pribadi dan karir anak-anak dan guru-guru di sana. Keren, kan?

    Jadi, selamat buat UPN Mengajar! Semoga kedepannya makin banyak kampus lain yang ikutan kece kayak gini. Yuk, mari bersama-sama jadi agen perubahan dalam dunia pendidikan! 🌈📚 #UPNMengajar #EdukasiKeren #PendidikanHebat

  • Siapa Bilang Limbah Jadi Masalah? Kini, Lely Sulap Limbah Rajungan Jadi Produk Pereduksi Asap Rokok

    Siapa Bilang Limbah Jadi Masalah? Kini, Lely Sulap Limbah Rajungan Jadi Produk Pereduksi Asap Rokok

    Kota Tuban merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi besar di bidang perikanan salah satunya rajungan di wilayah Jawa Timur. Dari hasil observasi, rajungan menjadi komoditas hasil laut yang cukup besar, menjadikan rajungan berkontribusi besar atas limbah yang dihasilkan. Oleh karena alasan, aku mencoba melakukan sebuah penelitian serta pengembangan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan untuk mengolah cangkang ranjungan menjadi produk yang bernilai.
    Alhasil dengan riset yang mendalam maka di tahun 2022 lolos dalam pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang riset eksakta dengan judul penelitian “Cangkang Rajungan (Portunus Pelagicus) sebagai masker antitoksik berlapis Chitosan Polymer Medium (CPM) Pereduksi Nikotin menggunakan Spray Coating”. Tidak berhenti disitu, pada 2023 juga berhasil lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang kewirausahaan dengan judul “Bisnis Kreatif dengan Pemanfaatan Limbah Cangkang Rajungan menjadi Spray Sebagai Upaya Pereduksi Bahaya Asap Rokok”.
    Melihat kesempatan dan peluang yang ada, turut merasa bahagia atas capaian yang telah aku raih. Aku berpesan kepada seluruh mahasiswa di Indonesia untuk selalu melihat lingkungan sekitar menjadi sebuah karya. “Jangan anggap limbah sebagai sampah, tapi lihatlah potensinya sebagai sumber baru yang dapat diolah dan menghasilkan karya”, -Lely
    Tak berhenti disitu, aku juga selalu berpesan kepada seluruh anak muda di Indonesia untuk selalu memberikan dampak dan manfaat terhadap orang lain meski tidak dapat dipungkiri rintangan selalu menghadang. “Jangan biarkan hambatan menghalangimu untuk berbagi kebaikan dan memberikan manfaat bagi orang lain. Kebaikan yang telah kamu berikan akan kembali memperkuat semangatmu untuk berdiri,” -Lely

  • Suka Duka Sampai Jadi Top 10 Most Active Paranovo di Novo Club Part 3 (Final)

    Suka Duka Sampai Jadi Top 10 Most Active Paranovo di Novo Club Part 3 (Final)

    Sharing Aktivitas Group Project Paranovo Part 3

    Kalau di dua postingan sebelumnya yang aku ceritakan mengenai masalah-masalah dan kesalahanku. Di postingan ini aku akan menceritakan mengenai hasil yang aku peroleh selama mengerjakan projek Paragon Book Club (PBC).

    Bisa dibilang hasil ini tidak aku bayangkan sebelumnya dan mungkin tidak melupakan kerjakerasku disamping kesalahan yang sudah aku perbuat.

    Di hari pengumuman best group project dan best most active paranovo tiba-tiba banyak chat masuk ke WA ku. Sebetulnya aku gak tahu kenapa. Aku juga nonton siarannya tapi terlambat karena sambil bantu orang tua di rumah. Nah, pas lihat chatnya ternyata isinya ucapan selamat semua dan aku langsung aku percepat siarannya di Youtube. Yes, ternyata PBC Region Surabaya jadi best group di kategori PBC wah senang dong. Lanjut lagi, eh ternyata gak disangka bisa dapat title top 10 paranovo.

    Sebetulnya aku agak kurang rela dapat penghargaan Top 10 Paranovo mengingat kesalahan yang sudah aku ceritakan di postingan sebelumnya. Tapi aku rasa hal baik ini juga pelajaran.

    “Aku perlu menghargai kerja keras yang sudah aku lakukan sebanyak kesalahan yang sudah aku lakukan”. Itu yang ada dipikiranku dan akhirnya aku rela menerima title ini. Dari refleksi ini aku kembali teringat hal-hal baik yang sudah aku lakukan selama group project, aku ingin kalian juga tahu dan bisa menerapkannya.

    ● Aktif Mengeluarkan Pendapat
    Terlepas apapun posisi kita, entah itu sebagai peserta atau panitia. Pendapatmu disertai landasan yang objektif akan sangat dihargai untuk didengarkan.

    ●Memberikan Lebih Dari yang Diminta.
    Mungkin ini terlihat seperti sekadar menjadi orang yang aktif saja. Tidak.. kamu harus jadi orang yang peka dengan kebutuhan orang lain dan menawarkan bantuan jika kamu memiliki kapasitas dan waktu untuk menyelesaikan problem yang mereka miliki.

    ●Transfer Ilmu sehingga Kamu dan Orang Lain juga Merasakan Manfaatnya.
    Pelaksanaan proyek PBC-ku lebih cepat dari group project PBC region lainnya. Dari pengalaman tersebut aku bisa sharing insight-insight yang aku dapatkan selama acara, memberi tips dan memberitahu do’s and don’ts yang perlu mereka perhatikan. Dari situ kadang aku juga dapat inspirasi dari pengalaman yang mereka ceritakan. Sehingga sama-sama membantu dan kedepannya bisa menjadi mitra.

    Mungkin sekian dulu sharingku, aku harap bisa bermanfaat. Feel free kalau ada yang ingin kalian tanyakan terkait sharingku kali ini yaitu tentang project Paragon Book Club sebagai Paranovo.

    Terimakasih sudah membaca sampai sini semoga bisa menginspirasi kalian semua.

    “Ingat kesuksesan yang besar datang juga dari usaha yang besar” 😊❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥💪

    📍NB: Ini foto-foto waktu pengumuman best title yang aku dapatkan dari kegiatan Paranovo.

  • Suka Duka Sampai Jadi Top 10 Most Active Paranovo di Novo Club Part 2

    Suka Duka Sampai Jadi Top 10 Most Active Paranovo di Novo Club Part 2

    Sharing Aktivitas Group Project Paranovo Part 2

    Kalau di postingan sebelumnya aku sudah menceritakan mengenai proses menuju hari H. Sekarang di postingan ini aku akan lebih fokus pada pembahasan pelaksanaan projek dan evaluasi dari projek yang aku kerjakan.

    Kebetulan karena anggota Paragon Book Club(PBC) di regionku besar. Aku diberi amanah untuk melaksanakan projek PBC sebanyak 2 kali yaitu di tanggal 12-7-2023 (PBC pertama) dan 9 Agustus 2023 (PBC kedua).

    Untuk proyek PBC pertama kesulitan dirasakan karena aku dan teman-teman paranovo masih belum punya gambaran yang jelas dan standar untuk event ini disamping waktu pelaksanaan kegiatan yang dimajukan. Lalu di proyek PBC kedua, kesulitan yang aku temui adalah masalah kekurangan anggota untuk pelaksanaan event. Hal ini memaksa aku untuk mengubah event ini menjadi daring dan bekerjasama dengan group project dari region Jakarta untuk menyisiati masalah kekurangan anggota.

    Pada hari H untuk PBC 1 berjalan lancar dan aku sebenarnya tidak menyangka projek tersebut bisa berjalan dengan sukses. Jika ada yang perlu di evaluasi dalam PBC 1 itu adalah masalah pengaturan waktu.

    Di hari H pelaksanaan acaranya mundur karena perlu menunggu semua peserta yang mendaftar hadir kebetulan juga baru pulang kerja jadi wajar. Evaluasi untuk diriku adalah aku sempat salah mengatur hitung mundur waktu dan aku mengambil keputusan sendiri untuk mengurangi 1 menit dari tiap pembicara untuk menyisiati waktu yang molor dari yang direncanakan.

    Dari kejadian tersebut aku belajar untuk lebih berhati-hati dan harus lebih tenang ketika menghadapi sesuatu yang menguras mental dan pikiran. Ada baiknya berkomunikasi dengan partner yang kita ajak kolaborasi juga. Soal masalah pemotongan waktu, HR nya mengutarakan tidak masalah kalau waktunya molor jangan dipotong waktu bicaranya karena memang mulai tadi memang sudah telat.

    Untuk proyek PBC 2 berjalan dengan sukses juga walaupun aku rasa ada sisi yang masih belum interaktif dalam pelaksanaan acara. Walaupun acara ini sukses dilakukan, aku melakukan kesalahan fatal yang patut dievaluasi. Kondisinya karena kekurangan panitia, akupun merangkap sebagai pemateri acara pada PBC 2 ini namun aku tidak hadir di awal acara dan baru masuk di paruh akhir acara. Padahal aku bertugas hari itu.

    Aku beruntung pada saat itu ada yang menggantikan sesiku dan sebagai gantinya aku berusaha aktif sebagai peserta dalam acara tersebut. Hal ini jelas buat aku trauma dan down karena aku sudah melakukan kesalahan besar, tapi aku mengakui tidak ada permintaan maaf yang lebih baik selain bangkit kembali dan memberikan hal lebih baik untuk memperbaiki kesalahan itu. Dari PBC 2 aku belajar semangat pentingnya bangkit kembali dan please jangan lupa pasang note di kalender. Cukup aku aja kalian jangan.

    Kesannya ini akhir yang tragis kan? Tapi sharingku belum selesai loh… Lanjut part 3 tentang hasil yang aku dapatkan dari projek ini.

  • Suka Duka Sampai Jadi Top 10 Most Active Paranovo di Novo Club Part 1

    Suka Duka Sampai Jadi Top 10 Most Active Paranovo di Novo Club Part 1

    Sharing Aktivitas Group Project Paranovo Part 1

    Berawal dari ikut Novo Club akhirnya bisa dapat kesempatan untuk ikut buat group project yang difasilitasi Paragon Corp. Aku pun memilih bergabung dengan project Paragon Book Club (PBC) dimana klub ini adalah wadah untuk berbagi pengetahuan yang kita dapat dari suatu buku yang diangkat dengan cara yang fun dan interaktif.

    Dalam kesempatan ini aku memilih untuk menjadi PIC yang akan bertanggungjawab akan kelancaran projek dan berkolaborasi dengan kakak-kakak Paragonian (sebutan untuk karwayan Paragon).

    Jujur aja waktu pegang mandat ini rasanya challenging banget. Harus bisa bisa manage waktu dengan baik, koordinasi teman-teman paranovo, aktif berkomunikasi dengan HR DC Surabaya sebagai partner kolaborasi acara, fleksibel dalam mengeksekusi rencana dan banyak hal lainnya.

    Dalam pelaksanaan projek, aku bertemu dengan banyak orang baru. Menjalin relasi, memberi masukan kalau ada yang belum mereka mengerti dan bermitra bersama untuk menyelesaikan proyek PBC.

    Intinya menantang tapi tidak mustahil untuk diselesaikan.

    Kelanjutan cerita mengenai bagaimana pelaksanaanya pada Hari H dan hasil apa saja yang aku peroleh akan aku lanjutkan di postingan selanjutnya.

    So stay tune. Ngomong-ngomong kalian ada pengalaman yang sama waktu aktif berorganisasi? Aku mau dengar nih pengalaman kalian seperti apa. Bisa tulis pengalaman kalian di kolom komentar ya… biar kita sama-sama belajar😄💪❤️‍🔥

  • Sharing Review Buku Grit: Kekuatan Passion + Kegigihan

    Hai… Salam kenal semuanya aku Vero mahasiswa Instarter dari Jawa timur senang berkenalan dengan teman-teman semua. Kebetulan aku sudah selesai membaca buku Grit: Kekuatan Passion + Kegigihan karya Angela Duckworth. Buku self development ini sangat cocok untuk kalian yang ingin memiliki semangat GRIT dalam hidup kalian. Secara khusus aku akan membahas hubungan minat dengan GRIT dan cara mengetahui apa minat kita dalam review buku ini. Link review aku drop di bawah ya. Happy reading.

     

  • TIPS LOLOS PENDANAAN PKM DI 2 TIM!!!

    TIPS LOLOS PENDANAAN PKM DI 2 TIM!!!

    Hai! Pejuang PIMNAS, bukan? PKM pride? Kalo bukan, kamu ga diajak, hush. Engga deh, bercandyahh. Jadi, kenalin aku Helen, mahasiswa farmasi di USU (tau kan? PTN ternama di Medan itu). Nah, aku mau sharing nih perjalanan aku sampai bisa dapat koleksi 2 sertifikat PKM di tahun 2023. Wait, PKM tuh apa? Bagi yang gatau, PKM adalah Program Kreativitas Mahasiswa. Ajang lomba bergengsi di kalangan mahasiswa yang jika lolos proposal nya akan diberi dana sesuai kebutuhan untuk melanjutkan penelitian/hasil.

    Singkat cerita, awal aku kenal sama PKM tuh di tahun 2022, waktu semester 2. Kebetulan diajak kating satu ukm. Pas itu gatau apa-apa. Tapi, mulai kenal “oh gini prosesnya ternyata”. Pengumuman internal keluar kan. Eh taunya ga lolos. Yauda namanya first time. Lanjut ke semester 4, disini uda punya lumayan teman di luar kampus. Banyak yang bisa diajak dan ada yang ajak aku. Terakhir, ambil 4 proposal total dengan aku sebagai anggota di dalam nya. Namun, sayangnya, yang lolos pendanaan cuma satu. Tapi, seneng banget ga sih bisa lolos tahap pendanaan? Sebuah apresiasi setelah rumit dan ribetnya mengurus proposal dan berkas. Lalu, di semester 5 nih ceritanya. Ada kenalan yang ajak jadi anggota ganti di satu tim karena mereka kekurangan orang. Tanpa pikir panjang langsung ku gas aja kesempatan ini kan? So that’s it. Jadinya aku pegang 2 tim yang on-going berjalan.

     

    Oke, balik ke topik utama. Apa tips yang bisa ku sharing dalam experiences ku join 2 tim tahun lalu? Ada 7 !

    1. Konsisten cari info! Jangan males dan mager cari info. Baik itu di instagram maupun di grup kelas, karena pengumuman selalu akan update dan berubah, serta mendadak. Jadi harus prepare dan tau kapan tanggal mainnya.
    2. Bangun koneksi di luar fakultas! Prinsip PKM ini adalah kolaborasi antar fakultas. Karena itu, peluang tim yang berkolaborasi dari berbagai jurusan lebih diterima untuk lolos. Bangun koneksi mu dengan mengikuti ukm universitas.
    3. Harus siap belajar dan ready! Maksudnya adalah kita harus tetap maju, tidak bisa stuck terus-menerus di tempat. Karena PKM artinya harus berprogres. Harus dapat kemajuan atau hasil, siap presentasi, siap jawab pertanyaan juri pas PKP2, dan siap laporan.
    4. Siap menyisihkan waktu! Jika kamu bukan anak ukm, maka siapkan mental untuk rapat dengan tim dan dosen, mengurus berkas dan melakukan penelitian/tahapan yang menguras tenaga, mental dan waktu. Apalagi jika kamu tidak mendapat rekognisi, maka siapkan hati untuk bekerja lebih keras.
    5. Komitmen tinggi! “Kak, saya tidak tahan, Maui mengundurkan diri saja” “Kayanya aku ga bisa deh, ada banyak kegiatan juga sibuk” “Mau prioritasin hal lain”. Banyak yang mundur, padahal kita tau setiap orang memiliki prioritas dan kesibukan masing-masing.
    6. Bertanggung jawab dan bekerja sama. Baik sebagai anggota dan ketua, setiap pembagian tugas harus didistribusikan dan dikerjakan sesuai deadline. Jika tidak bekerja sama, maka keharmonisan tim tidak akan bertahan lama.
    7. Satu tujuan! Berkembang & Tumbuh! Dengan mindset seperti itu kamu akan mendapatkan lebih banyak pelajaran lebih dari yang kamu ekspetasi. Contohnya, skill public speaking, skill networking, skill administration, dan lain-lain nya.

     

    Tidak ada yang percuma, semuanya worth-it. Intinya kamu sanggup apa engga.
    (more…)

  • Pengabdian Desa Internasional di Malaysia bersama 6 negara lainnya bagaimana tuh rasanya?

    Pengabdian Desa Internasional di Malaysia bersama 6 negara lainnya bagaimana tuh rasanya?

    Di bawah langit biru yang cerah dan sinar matahari yang hangat, Islamic Youth Leadership Convention 2.0 menjadi panggung bagi pengabdian desa internasional yang luar biasa. Universiti Sultan Zainal Abidin di Malaysia menjadi tuan rumah untuk acara tersebut, yang mengumpulkan pemuda-pemudi dari enam negara berbeda: Indonesia, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Nigeria, India, dan Pakistan. Desa Cheting, Terengganu Malaysia, menjadi saksi bisu dari semangat kebersamaan dan kerja bakti yang mengikat hati para peserta. Acara dimulai dengan sarapan pagi yang lezat, di mana peserta berkumpul untuk merencanakan kegiatan hari itu. Setiap negara membawa keunikan dan warna tersendiri, menciptakan sebuah mozaik kebudayaan yang memukau. Bahasa-bahasa berbaur, dan senyum-senyum ramah menjadi bahasa universal di antara peserta yang bersemangat untuk memulai pengabdian desa.
    Bersama-sama, mereka memasuki desa dengan semangat kebersamaan. Tugas pertama adalah membersihkan rumah-rumah warga yang membutuhkan bantuan. Para pemuda dan pemudi dengan penuh semangat membersihkan dan merapikan rumah-rumah yang telah menjadi saksi bisu dari kehidupan sehari-hari penduduk desa. Tidak hanya sekadar membersihkan, tetapi mereka juga memberikan sentuhan keceriaan dengan ornamen-ornamen kecil yang mereka bawa dari negara masing-masing. Setelah merampungkan tugas membersihkan rumah, para peserta beralih ke pemakaman setempat. Meskipun mungkin terdengar tidak biasa, namun inilah bagian penting dari pengabdian desa mereka. Membersihkan dan merawat pemakaman adalah cara untuk menghormati leluhur dan menunjukkan rasa hormat terhadap nilai-nilai budaya setempat. Dalam keheningan pemakaman, suara alat pel, sapu, dan percakapan ramah mengisi udara, menciptakan suasana yang penuh dengan keberkahan.
    Acara berlanjut dengan kegiatan memasak bersama, di mana peserta bersatu untuk menciptakan hidangan lezat yang mencerminkan keanekaragaman kuliner dari berbagai negara. Setiap negara menyumbangkan resep-resep tradisional mereka, menciptakan sebuah pesta rasa yang menggoda lidah. Dalam proses ini, mereka tidak hanya saling berbagi resep, tetapi juga kisah-kisah di balik setiap hidangan, menjalin ikatan yang lebih kuat antara satu sama lain. Visitasi budaya menjadi puncak dari serangkaian kegiatan harian. Para peserta berkunjung ke makam pahlawan Tok Gajah, tokoh yang dihormati dalam masyarakat setempat. Mereka mendengarkan dengan penuh penghormatan cerita-cerita tentang keberanian dan kebijaksanaan Tok Gajah, sambil mengenang nilai-nilai kejujuran dan integritas yang dia perjuangkan. Selanjutnya, mereka melanjutkan perjalanan ke Batu Bersurat, sebuah situs bersejarah yang mengandung petuah-petuah dari nenek moyang mereka. Pengunjung dari berbagai negara itu berdiri di hadapan batu tersebut, menyatu dalam refleksi tentang pentingnya memahami dan menghormati warisan budaya.

    Hari itu diakhiri dengan pengajian bersama di bawah langit malam yang cerah. Suara tilawah dan khotbah menggema diantara pepohonan, menciptakan suasana yang penuh ketenangan dan spiritualitas. Para peserta duduk bersama-sama, merenungkan pengalaman mereka sepanjang hari dan merayakan kebersamaan yang telah mereka bangun. Pengalaman pengabdian desa internasional di Malaysia bersama enam negara lainnya tidak hanya meninggalkan jejak di Desa Cheting, Terengganu, tetapi juga di hati setiap peserta. Mereka tidak hanya membantu membersihkan dan merawat tempat-tempat penting dalam desa, tetapi juga menyatukan keanekaragaman budaya dari seluruh penjuru dunia. Inilah pengalaman yang merubah pandangan mereka tentang kebersamaan, kerja bakti, dan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya dalam perjalanan hidup mereka.

    Dalam perjalan pulang ke negara masing-masing, peserta membawa pulang kenangan yang tak terlupakan. Mereka membawa pulang cerita-cerita tentang kegembiraan membantu sesama, menjelajahi keindahan budaya baru, dan merasakan kehangatan persahabatan yang baru terbentuk. Mereka membawa pulang pelajaran bahwa kebersamaan lintas batas dan perbedaan adalah kekuatan yang dapat mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik. Pengabdian desa internasional di Malaysia melalui Islamic Youth Leadership Convention 2.0 bukan hanya tentang membersihkan dan merawat tempat-tempat bersejarah, tetapi juga tentang membersihkan dan merawat hati. Hati yang kini terhubung oleh kenangan-kenangan yang indah, pengalaman bersama yang menginspirasi, dan tekad untuk terus menjaga kebersamaan lintas batas.

  • Jalan-jalan ke Labuan Bajo secara gratis + Indonesia Roadshow emang bisa?

    Jalan-jalan ke Labuan Bajo secara gratis + Indonesia Roadshow emang bisa?

    Apakah bisa kita bisa menuju ke Labuan Bajo secara gratis tanpa keluar biaya sedikitpun dan bisa memenuhi challenge Indonesia Roadshow dari Instarter ditambah juga menjadi speaker tingkat nasional serta menyumbang prestasi bagi kampus kita? Jika ditanya jawabannya bisa asalakan kita mau berusaha dan optimis dalam mendapatkan hal itu serta tak lupa juga senantiasa berdo’a kepada Allah SWT. Hallo Para star disini saya ingin sedikit berbagi cerita terkait pengalaman saya dalam ke Labuan bajo secara gratis, hal itu diawali dengan munculnya sebuah tantangan dari Instarter yang diumumkan pada bulan agustus pasca bootcamp offline. Instarter memberikan sebuah challenge agar awardee nya mampu menjadi speaker di Tingkat nasional dengan berpindah provinsi. Pada awal nya saya berpikir apakah itu mungkin? Kemudian saya mempunyai ide bersama dengan dua rekan tim saya yang biasa mengikuti lomba, untuk mengikuti lomba yang diadakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Kita bertiga bersepakat untuk mendaftar mengikuti seleksi di tahap awal terlebih dahulu dengan membuat paper selama 3 hari kemudian kita submit di last day dengan segala keterburu buruan semuanya hehehe.
    Tibalah pengumuman final untuk mengikuti grand final secara offline, Alhamdulillah tim kami lolos melaju ke babak final. Selanjutnya kami berusaha berpikir bagaimana ini pendanaan kami untuk bisa berangkat ke Labuan Bajo, kemudian kami mengajukan ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember untuk meminta pendanaan. Alhamdulillah fakultas dan dekanat full support ketika mendukung mahasiswa nya dalam berproses dan berkembang sehingga kami bertiga di danai fully funded secara keseluruhan. Tibalah hari keberangkatan, kami bertiga berangkat diawali menggunakan Kereta Ranggajati menuju stasiun Surabaya gubeng kemudian kami menuju Bandara Juanda untuk melanjutkan penerbangan menggunakan maskapai Super Air Jet. Saat di udara kami menikmati betapa indahnya laut Labuan Bajo, sangat berbeda dengan laut-laut lain begitu indahnya pesona Indonesiaku. Tibalah kami di Labuan Bajo, kami langsung menuju Hotel dan bersantai sejenak di pinggir Pantai untuk menikmati indahnya malam di Labuan Bajo.
    Keesokannya tibalah kita kompetisi dengan membawakan ide pengolahan limbah Jerami kami alhamdulillah dapat mendapatkan peringkat silver medal dengan beberapa peserta yang lainnya. Selain sebagai ajang perlombaan kami juga menjadikan kesempatan ini dalam memperluas relasi. Keesokannya tibalah saat kami mengikuti field trip untuk berkunjung ke pulau padar dan pulau Komodo sebagai ikon dari labuan bajo, meskipun hal itu sangat mendekati dengan penerbangan kami pulang menuju Surabaya tepat pukul 2 kami tiba di Pelabuan Labuan Bajo yang kemudian kami bergegas menuju Bandara untuk megejar penerbangan ke Surabaya pada pukul 4. Itulah cerita ku dalam Indonesia roadshow ke Labuan Bajo secara gratis tanpa keluar biaya sedikitpun. Semoga menginspirasi, salam prestasi.