Blog

  • Mewujudkan Mimpi Kreatif Melalui Warisan Budaya Nusantara

    Mewujudkan Mimpi Kreatif Melalui Warisan Budaya Nusantara

    Pengalaman menjadi bagian dari Indonesian Roadshow Challenge #1 di SDN Tlogoadi, Yogyakarta, adalah sebuah perjalanan yang penuh inspirasi dan pembelajaran. Sebagai salah satu awardee Instanter, saya merasa senang dapat berpartisipasi dalam proyek pendidikan yang tidak hanya memupuk kreativitas siswa, tetapi juga menghubungkan mereka dengan warisan budaya lokal yang kaya.

    Kami, enam orang awardee dari berbagai daerah dan latar belakang, berkumpul dengan satu tujuan: menggunakan pendidikan sebagai alat untuk memberdayakan generasi muda. Jogja, dengan kekayaan budayanya yang mendalam, dipilih sebagai lokasi ideal untuk menerapkan proyek ini. SDN Tlogoadi menjadi tuan rumah acara yang kami selenggarakan, membuka pintu bagi kami untuk menginspirasi siswa-siswi di sana.

    Dengan antusiasme yang membara, kami mengajak 30 siswa terlibat dalam serangkaian aktivitas interaktif dan diskusi menarik. Fokus utama kegiatan ini adalah mengeksplorasi tradisi dan kearifan lokal yang unik bagi komunitas mereka masing-masing. Para siswa dengan bangga memamerkan bakat kreatif mereka melalui seni tradisional, cerita rakyat, dan praktik budaya lainnya. Suasana ruangan menjadi hidup dan penuh energi ketika para siswa berbagi perspektif dan pengalaman khas mereka.

    Kegiatan ini tidak hanya memberdayakan anak-anak untuk merangkul identitas budaya mereka, tetapi juga membuka jendela bagi mereka untuk membayangkan masa depan yang penuh dengan mimpi dan aspirasi. Pengalaman ini sangat berharga bagi semua pihak yang terlibat. Para siswa mendapatkan wawasan baru dan apresiasi yang lebih dalam terhadap kearifan lokal mereka. Semangat kolaborasi dan kreativitas yang tumbuh dari kegiatan ini diharapkan menjadi pondasi bagi masa depan yang lebih cerah. Kami juga belajar banyak dari interaksi dengan siswa-siswa tersebut, memperkaya pemahaman kami tentang betapa beragam dan berharganya budaya Indonesia.

  • Gabung organisasi di kampus, wajib gak sih?

    Gabung organisasi di kampus, wajib gak sih?

    Halo, namaku Febriyanti Eryana Putri mahasiswa semester 6 Universitas Singaperbangsa Karawang. Salah satu hal yang dulu paling aku takutkan dari perkuliahan adalah anak anak organisasi. Stigma kalau anak organisasi adalah mahasiswa mahasiswa yang Cuma mentingin relasi daripada kegiatan akademik agaknya sangat melekat di kepalaku. Begitupun mungkin yang tertanam di kepala kita karena maraknya film film indonesia yang menggambarkan betapa kejamnya masa orientasi mahasiswa baru oleh kakak tingkat yang sangat senioritas. Dulu, aku berfikir “apakah organisasi membentuk kita jadi senioritas? Apakah organisasi ini sebenarnya Cuma keren kerenan aja supaya ga malu malu banget kalo nilai kita anjlok”. Nyatanya, memang banyak mahasiswa yang tergabung ke organisasi dan mengganggu aktivitas akademiknya. Salah satu konten di tiktok yang pernah kutonton, memberi testimoni bahwa teman sekelasnya yang bergabung ke organisasi adalah mahasiswa yang mereka sebut “beban” karena hanya aktif di kelas tanpa pernah bergabung dalam kegiatan kerja kelompok.

    Aku pribadi tadinya enggan mengikuti organisasi di perkuliahan, aku sangat pasif dengan kegiatan diluar kelas hingga semster 3. Di semester 4, aku baru menyadari bahwa tidak ada salahnya mencoba bergabung ke dalam 1 organisasi dulu. Tentang bagaimana organisasi itu membentukku dan bagaimana aku dimata teman temanku nantinya, bisa diatasi selama aku mampu mempertanggung jawabkan keputusanku. Akhirnya aku memutuskan untuk tergabung dalam suatu organisasi di lingkup universitas bernama Forum Mahasiswa Bidikmisi dan KIP Kuliah Universitas Singaperbangsa Karawang atau disebut FORMADIKIP UNSIKA.

    Setelah tergabung di organisasi ini, aku membuang jauh jauh rasa takutku terhadap organisasi. Aku juga tidak lagi berfikir bahwa semua organisasi dapat membentuk seseorang menjadi senioritas dan tidak bertanggung jawab. Formadikip justru memberiku banyak pelajaran berharga. Lain kali, aku akan ceritakan seseru apa pengalamanku di FORMADIKIP UNSIKA.

    Saat tergabung di organisasi ini, aku mengikuti banyak kelas yang difasilitasi oleh organisasi diantaranya : kelas keorganisasian, pelajaran kebirokrasian, kelas critical thinking & problem solving, kelas desain, kelas kesekretariatan, pelatihan karya tulis ilmiah dan masih banyak lagi. Itu baru kelas kelas teoritis yang diajarkan, belum pelajaran pelajaran yang aku dapatlan dilapangan seperti ilmu menjadi panitia, leadership dan making decision.

    Di formadikip, aku menjabat sebagai sekretaris departemen. Sebagai seseorang yang belum memiliki pengalaman sebagai sekretaris dimanapun, aku seringkali kewalahan. Ditambah harus membagi tugas antara organisasi dan tugas tugas kuliah. Tapi tebak apa? Aku mampu melwati semua itu. Aku bahkan tetap mampu mengerjakan tugas kelompok sendirian. Meski tergabung ke organisasi, aku tetap mampu mempertahankan IPK-ku. Hal ini dikarenakan sebanyak apapun tugas yang aku dapatkan, formadikip tidak pernah memberiku tekanan. Meski tergabung ke organisasi, aku tahu betul bahwa prioritas utamaku berkuliah adalah belajar untuk mencari ilmu termasuk mengerjakan tugas tugas kuliah. Bahkan jika aku dihadapkan antara mengerjakan tugas kuliah atau mengerjakan tugas organisasi. Untungnya, aku tergabung di organisasi yang sangat memahami bahwa organisasi bukanlah prioritas utama. Biasanya mereka (para SC/Senior organisasi), memberikan keringanan berupa sedikit bantuan ataupun tenggat tugas yang diperpanjang.

    Tentu saja tidak semua organisasi seramah FORMADIKIP UNSIKA. Beberapa temanku ada yang mengeluh tentang betapa organisasinya sangat menjunjung tinggi senioritas dan memiliki birokarsi yang tidak jelas kemana alurnya.

    Jadi, apakah bergabung ke organisasi kampus wajibb atau tidak? Semuanya kembali ke dirimu sendiri. Pastikan kamu rmempelajari budaya di organisasi itu dengan bertanya pada teman temanmu yang pernah tergabung kesana. Lihat para pengurus organisasinya apakah kamu rasa kamu mampu seperti itu atau tidak. Dan tanyakan pada dirimu apakah kamu mampu bertanggung jawab nantinya atau tidak. Ada banyak cara untuk mengetahui apakah lingkungan organisasi yang ingin kamu masuki memiliki lingkungan yang sehat atau tidak. Semua pilihan ada ditanganmu.

    Lain kali, aku akan ceritakan seseru apa pengalamanku di FORMADIKIP UNSIKA.

  • YOU AN’T CHANGE PEOPLE AROUND YOU, BUT YOU CAN CHANGE PEOPLE AROUND YOU

    YOU AN’T CHANGE PEOPLE AROUND YOU, BUT YOU CAN CHANGE PEOPLE AROUND YOU

    Pernahkah kamu terjebak di lingkungan yang toxic? Lingkungan di mana orang-orangnya punya perilaku, sikap, atau budaya yang negatif dan merusak kesejahteraan orang-orang di dalamnya.

    Halo, namaku Febriyanti Eryana Putri mahasiswi semester 6 dari Universitas Singaperbangsa Karawang. Di Sharing Knowledge ini aku ingin membagikan hal hal seputar “toxic environment” yang bisa saja terjadi disekitar kita. Dan bagaimana cara menghindarinya? Yuk simak artikel ini.

    Seperti yang kutulis sebelumnya, lingkungan di mana orang-orangnya punya perilaku, sikap, atau budaya yang negatif dan merusak kesejahteraan orang-orang di dalamnya. Tapi bagaimana kita tahu bahwa kita sedang terjebak di lingkungan toxic itu? Berikut adalah beberapa contoh perilaku toxic berdasarkan pengalamanku :

    • Kritik yang Merusak

    Kritik yang tidak konstruktif, cenderung menyerang pribadi, merendahkan, atau menghina yang dapat membuat rasa percaya diri anjlok dan harga diri runtuh.

    • Gosip dan Rumor

    Lingkungan yang dipenuhi gosip dan rumor negatif. Ini membuat rasa aman dan nyaman menjadi hilang.

    • Persaingan Tidak Sehat

    Persaingan yang nggak sehat, di mana orang lebih suka menjatuhkan daripada saling mendukung untuk sama sama berkembang.

    • Kurangnya Dukungan

    Minim dukungan atau pengakuan terhadap prestasi dan usaha seseorang. Orang-orang di lingkungan ini lebih suka mengabaikan atau meremehkan pencapaian satu sama lain.

    • Manipulasi dan Kontrol

    Ada individu atau kelompok yang berusaha mengontrol atau memanipulasi orang lain buat keuntungan pribadi mereka. Biasanya, ini dilakukan dengan cara yang tidak adil atau nggak etis.

    • Ketidakadilan dan Diskriminasi

    Perlakuan yang tidak adil atau diskriminatif berdasarkan latar belakang, penampilan, atau preferensi pribadi.

    • Negativitas Berlebihan

    Atmosfer yang dipenuhi pesimisme, keluhan terus-menerus, dan pandangan negatif terhadap segala sesuatu yang membuat hilangnya energi dan semangat.

    • Kurangnya Empati dan Pengertian

    Ketidakmampuan atau ketidakmauan buat memahami atau merasakan perasaan dan perspektif orang lain. Ini menghambat komunikasi yang sehat dan saling pengertian.

    Lingkungan toxic bisa ada di mana aja, di sekolah, tempat kerja, komunitas, bahkan dalam hubungan personal. Dampaknya bisa sangat merugikan, mulai dari kesehatan mental dan emosional yang terganggu, hingga produktivitas dan semangat hidup yang turun.

    Tapi kan, kita tidak bisa mengubah orang orang disekitar kita? Bagaimana jika kita terlanjur ‘terjebak’ di lingkungan toxic itu? Itulah makna dari kutipan “You can’t change people around you, but you can change people around you”. Kamu pasti pernah mendengar kutipan itu setidaknya sekali dalam hidupmu. Makna dari kutipan itu adalah benar, kamu tidak bisa mengubah ‘perilaku’ orang orang disekitarmu. Cara mereka memandangmu, cara mereka pesimis satu sama lain, perilaku negative lingkungan yang perlahan mengikis semangatmu untuk maju, tidaklah mampu untuk kamu ubah. Tapi ada 1 yang bisa kamu ubah. Yap, LINGKUNGANMU. Kamu tidak bisa merubah ‘perilaku’ orang orang disekitarmu tapi kamu bisa ubah siapa yang ada di sekitarmu dengan masuk ke lingkungan yang lebih positif.

    Berdasarkan pengalamanku, meninggalkan lingkungan toxic dan mulai masuk ke lingkungan yang lebih positif bisa dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

    1. Langkah pertama adalah menyadari bahwa kamu berada di lingkungan toxic. Akui dampak negatifnya terhadap kesehatan mental dan emosionalmu.
    2. Belajar untuk menetapkan batasan yang jelas dengan orang-orang yang toxic. Jangan takut untuk mengatakan “tidak” atau menjaga jarak dari mereka. Hal ini biasa disebut dengan istilah “Boundaries”.
    3. Temukan orang-orang yang mendukung dan peduli padamu. Bisa dari keluarga, teman dekat, atau bahkan komunitas baru yang punya minat yang sama.
    4. Jangan terlibat dalam drama atau gosip yang ada di lingkungan toxic. Fokus pada hal-hal positif dan produktif.
    5. Fokus pada pengembangan diri. Ikuti kegiatan yang kamu sukai, belajar hal baru, atau terlibat dalam proyek yang membuatmu merasa bersemangat.
    6. Jika memungkinkan, bicarakan masalahmu dengan orang-orang di lingkungan toxic tersebut. Kadang, mereka mungkin tidak menyadari dampak perilaku mereka.
    7. Mulailah mencari lingkungan baru yang lebih positif. Bergabung dengan klub, komunitas, atau organisasi yang sesuai dengan minatmu.
    8. Lakukan kegiatan yang bisa menjaga kesehatan mentalmu, seperti meditasi, olahraga, atau sekadar waktu untuk diri sendiri.
    9. Pertahankan sikap positif dan optimis. Percaya bahwa kamu layak mendapatkan lingkungan yang lebih baik dan orang-orang yang mendukungmu.
    10. Secara aktif cari dan jalin hubungan dengan orang-orang yang positif. Mereka akan memberimu energi, dukungan, dan inspirasi untuk berkembang.
    11. Selalu evaluasi kondisi lingkunganmu secara berkala. Pastikan kamu tetap berada di tempat yang mendukung dan membangun.

    Contohnya, jika kamu merasa lingkungan sekolah atau kampus terlalu toxic, coba untuk lebih aktif di organisasi atau komunitas yang sesuai dengan minat dan hobimu. Ini bisa jadi cara untuk bertemu orang-orang baru yang punya energi positif. Tidak mudah memang. Tapi perlu diingat, perubahan ini butuh waktu dan usaha, tapi dengan langkah-langkah yang konsisten, kamu bisa meninggalkan lingkungan toxic dan menemukan tempat yang lebih mendukung perkembangan dirimu.

  • Seberapa jauh INSTARTER mengubahku?

    How Far Instarter Change You?

    really far.

    It almost 1 year to be the part of instarter. What is instarter? Instater Program is a part of paragon.corp! Instarter leadership program adalah program yang diikuti oleh mahasiswa/i seluruh Indonesia dengan harapan ketika menjadi alumni, sudah memiliki pondasi yang kuat untuk mandiri ke jalan nya masiing-masing. beberapa fokus nya saat ini adalah menjadi entrepreneur, lanjut s2, atau bekerja di industri. Emang dalam membangun pondasi itu ngapaian aja? Apa yang diasah?

    1. Public Speaking. Disini ada banyak sekali chance yang dapat dimanfaatkan. Mulai dari menjadi speaker di exhibition, master of ceremony, moderator, ambassador, diskusi, conversation bahasa inggris.
    2. Self-development. Tiap zoom , pasti diajak untuk speak up dan open terkait progress nya. Selalu ada approach untuk update progresnya.
    3. Networking. Seluruh mahasiswa di Indonesia ada di wadah instarter! Tebak, mahasiswanya bukan kaleng-kaleng loh, mahasiswa berprestasi ada, yang uda bangun start up ada, content creator ada, selebgram ada. Intinya kalau ga punya bisnis sendiri, berprestasi, pasti ada yang sering jalan-jalan tiap lihat storynya.
    4. Kompetisi skala internasional. Ditantang untuk ikut Global Business Challenge! Jadi tahu gimana cara nyari sponsor ke company, buat inovasi bisnis dan banyak lagiiii
    5. uda deh capek, liat ignya sendiri aja ya di @instarter.id
  • How Big Company Earn Money Without Having Their Own Businesses

    How Big Company Earn Money Without Having Their Own Businesses

    Siapa yang tak kenal dengan Netflix, Gojek, dan Shopee?
    Apa yang mereka jual kepada pelanggan? Jasa? Produk?
    Tidak, mereka tidak menjual kedua hal tersebut. Sebagian besar perusahaan sudah menyadari bahwa inovasi pada kedua hal tersebut tidaklah berlangsung lama. Butuh sesuatu yang lebih powerful dan mengikat konsumen yang menggunakan platform mereka. Mereka tidak berinovasi pada kualitas produk, kecepatan proses, dan kemudahan platform pada awalnya. Hal seperti ini dilakukan ketika usaha yang mereka jalani sudah mantap memiliki posisi di market dan merupakan suatu aksi perbaikan yang sudah dijadwalkan, disebut dengan ‘incremental innovation’.
    Jauh di belakang, yang menjadi pondasi mereka memasuki market dan yang menjadi daya tarik bagi stakeholder, investor, dan penggunanya adalah model bisnis yang mereka tawarkan. Oleh karena itu, business model innovation semakin gencar pula dipelajari dalam perkembangan ilmu manajemen bisnis.
    Model bisnis dasarnya terdiri atas 4V faktor, yakni
    1. Value Proposition
    Ini merujuk pada proses dan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk atau layanan yang diinginkan atau dibutuhkan oleh pelanggan. Penciptaan nilai melibatkan inovasi, produksi, dan penyediaan fitur atau manfaat yang memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. Tujuan utamanya adalah menciptakan sesuatu yang bernilai bagi pelanggan yang pada gilirannya dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
    2. Value Creation
    Proposisi nilai adalah pernyataan yang menjelaskan mengapa pelanggan harus memilih produk atau layanan perusahaan dibandingkan dengan kompetitor. Ini mencakup manfaat unik dan keunggulan kompetitif yang ditawarkan, serta bagaimana produk atau layanan tersebut memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah pelanggan. Proposisi nilai berfungsi sebagai dasar untuk menarik dan mempertahankan pelanggan.
    3. Value Network
    Penangkapan nilai adalah proses dimana perusahaan memperoleh keuntungan atau manfaat dari nilai yang telah diciptakan. Ini melibatkan strategi untuk memastikan bahwa perusahaan mendapatkan pendapatan, laba, atau manfaat lain yang sebanding dengan nilai yang diberikan kepada pelanggan. Hal ini mencakup model bisnis, harga, dan mekanisme pendapatan yang dirancang untuk menangkap sebagian dari nilai yang diciptakan.
    4. Value Capture
    Jaringan nilai adalah sistem hubungan dan interaksi antara berbagai pihak yang terlibat dalam penciptaan, pengiriman, dan penangkapan nilai, termasuk pemasok, mitra, distribusi, dan pelanggan. Jaringan ini memungkinkan kolaborasi dan sinergi antara berbagai entitas untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menghasilkan dan menyampaikan nilai. Semakin baik jaringan nilai, semakin efektif perusahaan dalam menciptakan dan menangkap nilai.
    Seiring berkembangnya zaman, framework yang digunakan dalam model bisnis bertambah dan yang paling dikenal saat ini adalah business model canvas.
    Untuk memahami lebih jelas mengenai keterkaitan dan praktik inovasi model bisnis ini pada perusahaan, berikut beberapa studi kasus yang telah saya rangkum sedemikian rupa,
    – Google, awalnya google merupakan bagian dari yahoo yang kemudian memisahkan diri karena keuntungan yang didapatnya meningkat pesat. Hal yang dilakukan oleh Google, yang membedakannya dengan model bisnis search engine lainnya adalah penambahan google adsense, cost per click untuk setiap pencarian, service based apps, dan AI optimisation (gemini).
    – Netflix,
    Peningkatan Pelanggan: Peralihan ke streaming dan produksi konten asli secara signifikan meningkatkan basis pelanggan Netflix, baik domestik maupun internasional.
    Dominasi Pasar: Netflix berhasil menjadi pemimpin dalam industri streaming, menggeser model bisnis tradisional penyewaan DVD dan bersaing secara langsung dengan layanan TV kabel dan platform streaming lainnya.
    Keuangan yang Kuat: Dengan model langganan berulang dan konten yang menarik, Netflix berhasil membangun sumber pendapatan yang kuat dan stabil, memungkinkan investasi lebih lanjut dalam teknologi dan konten.
    Di bawah ini saya cantumkan juga materi terkait business model innovation yang saya dan teman teman saya buat pada sektor bisnis ikan hias dengan memanfaatkan AI sebagai tools dalam pengolahan data.

  • Menyoal Urgensi Penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia

    Menyoal Urgensi Penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia

    Sudah sejak tahun 2021 aku concern terhadap isu-isu lingkungan hidup dalam skala regional, nasional, dan global. Isu lingkungan yang aku khawatirkan kemudian aku relevansikan dengan latar belakang pendidikan aku saat ini, yaitu hukum. Sejalan dengan hal tersebut, ternyata pada Pasal 65 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 menyebutkan, bahwa “Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat”. Salah satu hak yang aku soroti adalah berkenaan dengan pendidikan lingkungan hidup. Seperti kita ketahui, bahwa pendidikan merupakan hak fundamental yang perlu dipenuhi bagi setiap orangnya agar mendapatkan pengetahuan dan pemahaman terkait dengan suatu ilmu tertentu dan hak pendidikan juga adalah bagian daripada usaha negara untuk memenuhi cita-citanya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai yang tertera pada konstitusi kita. Oleh karena itu, dalam konteks lingkungan hidup, pendidikan juga sangat penting untuk mencerdaskan anak bangsa agar berwawasan lingkungan hidup yang baik dan sehat.

    Relevansi Pendidikan dan Lingkungan Hidup
    Pendidikan dan lingkungan hidup adalah dua hal yang harus terus beriringan demi terciptanya lingkungan hidup yang baik dan sehat. Aku sebagai individu yang memiliki fokus terhadap lingkungan hidup selalu membawakannya pada ranah pendidikan. Hal tersebut aku desain agar isu mengenai lingkungan hidup dapat diedukasikan kepada orang yang awam. Dari hal tersebut bisa ditarik, bahwa pendidikan berguna untuk mengantarkan esensi agar orang-orang dapat memahami mengenai isu-isu lingkungan hidup. Tentu saja hal ini penting di tengah cabut marutnya isu lingkungan hidup di Indonesia. Aku juga meyakini bahwa memang pendidikan dan lingkungan hidup ini penting untuk digabungkan, terbukti dengan dihadirkannya hak pendidikan lingkungan hidup oleh pemerintah sebagai bagian dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Namun, yang menjadi pertanyaan besar apakah pemerintah sendiri bisa menggabungkan antara pendidikan dan lingkungan hidup sendiri yang notabene adalah hak bagi tiap warga negaranya?

    Cerita Singkat Susahnya Mewujudkan Hak Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia
    Beberapa tahun ke belakang komunitas lingkungan hidup yang aku ikuti, secara kolektif membuat suatu petisi bersama gerakan, komunitas, dan organisasi lingkungan hidup lainnya agar Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi mengintegrasikan pendidikan iklim ke dalam kurikukulum pendidikan sekolah di Indonesia. Pendidikan iklim adalah bagian dari pendidikan lingkungan hidup juga, tetapi dalam konteks lebih spesialis. Perjuangan kami dalam mendorong agar pemerintah mengintegrasikan kurikulum tersebut berakhir dengan ketidakpastian. Entahlah, pemerintah memang sukanya membuat ketidakpastian terlebih kepada kaum muda yang mungkin dianggap hanya omong kosong belaka, memang suka bikin kesal. Namun, satu hal yang menjadi pembelajaran bahwa dengan perjuangan kami yang penuh ketidakpastian tersebut, kami menyadari ternyata untuk mewujudkan hak pendidikan lingkungan hidup di Indonesia sesusah it, padahal pemerintah sendiri yang membuat aturan, tapi pemerintah juga yang melanggar, aduh.

    Lalu Urgensinya Apasih Pendidikan Lingkungan Hidup Itu?
    Urgensi sekali. Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa pendidikan adalah hak fundamental bagi warga negara, berarti sama halnya pendidikan lingkungan hidup juga hak fundamental agi warga negara untuk bisa memahami isu lingkungan hidup. Aku tidak akan membahas panjang lebar, toh UUD 1945 dan UU No. 32 Tahun 2009 juga sudah jelas mengabarkan terkait hak pendidikan lingkungan hidup, tinggal bagaimana pemerintah merealisasikannya saja, karena sudah jelas apa yang kami perjuangan juga untuk pendidikan lingkungan hidup dinilai sebelah mata dan sia-sia. Apa jangan-jangan ini ulah pemerintah dalam mengurangi hak asasi manusia warga negaranya untuk tidak memahami isu lingkungan hidup, sehingga pemerintah bisa seenaknya terus mengeksploitasi alam secara masif? Upsss! Terakhir dari aku bahwa hak pendidikan lingkungan hidup adalah hak yang harus selalu kita perjuangan meskipun pemerintah sebagai pemegang kepentingan tidak memperhatikannya, kita sebagai warga negara harus bisa juga memenuhi hak untuk warga negara lainnya.

    Penulis: Rio Ananda Andriana
    Instagram: @rio.anandaa
    LinkedIn: Rio Ananda Andriana

  • Sebuah Perjalanan Pencapaian Mimpi

    Sebuah Perjalanan Pencapaian Mimpi

    Menjadi mahasiswa rantau merupakan tantangan tersendiri bagi saya. Awal nya saya sering pesimis dan merasa bahwa saya akan menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja karena bersanding dengan banyak mahasiswa kota yang secara akses pendidikan lebih maju dibandingkan dengan pendidikan di daerah. Namun seiring berjalannya waktu, ternyata semua tantangan tersebut bisa saya lewati bahkan melebihi ekspektasi saya. Hingga saat ini, saya bisa menjalani tiap semester dengan IPK stabil selama 5 semester dan termasuk peraih IPK tertinggi diantara penerima beasiswa program studi soshum Universitas Pertamina.

    Saya merupakan peraih beasiswa penuh sejak SMA dan saya menyadari bahwa ini bukanlah hal yang mudah. Di balik pencapaian ini, terdapat dedikasi, kerja keras, dan strategi yang terencana. Dalam artikel ini, saya ingin berbagi kisah dan tips yang mungkin bermanfaat bagi para pelajar yang ingin mencapai hal serupa.

    Kunci utama dalam mempertahankan prestasi akademik adalah konsistensi. Saya memiliki kebiasaan belajar yang teratur. Saya juga selalu mengerjakan tugas tepat waktu dan berusaha memahami materi sedalam mungkin. Selain itu, saya aktif melakukan belajar tambahan melalui referensi lain untuk materi yang sulit saya mengerti.

    Selanjutnya adalah motivasi, dimana motivasi ini merupakan faktor penting dalam mendorong semangat belajar. Saya selalu mengingat tujuan awal saya dalam berkuliah, yaitu untuk meraih cita-cita dan masa depan yang lebih baik. Hal ini membantu saya untuk tetap fokus dan disiplin dalam belajar, meskipun terkadang merasa lelah atau bosan.

    Tips selanjutnya adalah memanfaatkan Fasilitas dan Komunitas Belajar. Kampus menyediakan berbagai fasilitas yang dapat membantu mahasiswa dalam belajar, seperti perpustakaan, laboratorium, dan pusat tutor. Saya memanfaatkan fasilitas ini dengan maksimal untuk memperdalam pengetahuan dan menyelesaikan tugas-tugas. Selain itu, saya juga aktif mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan yang berkaitan dengan bidang studi saya. Hal ini membantu saya untuk membangun jaringan pertemanan dan saling bertukar ilmu dengan teman-teman.

    Sejak SMA, saya memiliki tekad kuat untuk meraih beasiswa penuh. Oleh karena itu, selama berkuliah saya juga aktif mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi. Prestasi dan pengalaman ini saya jadikan portofolio saat mendaftar beasiswa untuk pendidikan saya selanjutnya.

    Satu pepatah yang saya ingat “Ingatlah, kesuksesan adalah hasil dari kerja keras dan kegigihan”

  • IDRS bersama SMAN 1 Serang

    IDRS bersama SMAN 1 Serang

    IDRS Challenge merupakan tantangan untuk awardee berkontribusi dan berkolaborasi dengan masyarakat di sekitarnya, melalui IDRS Instarter dikenal dan kami para Awardee menampakkan diri sebagai salah satu star. Tugas dari bintang dalam tatanan rasi bintang adalah untuk memandu pra Pelaut dikala mereka di tengah laut. Kami awardee bersama SMAN 1 Serang saling berbagi cerita dan pengalaman mereka, serta pandangan mereka mengenai dunia ini, dan kami para star berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memandu mereka untuk mencapai impian mereka, mencoba meyakinkan bahwa mereka bisa merupakan kebahagiaan tersendiri bagi kami. Inilah kami Instarter, Start to be Star. Terima kasih

  • Keluar dari Zona Nyaman melalui Instarter Exhibition

    Keluar dari Zona Nyaman melalui Instarter Exhibition

    Pada tanggal 9 Februari 2024 kemarin, melalui instarter exhibiton saya berkesempatan menjadi pembicara di live instagram bersama instarter. Materi yang saya bawakan adalah “Time Mastery and Stress Management for Gen Z: Navigating the Digital Age with Balance and Resilience”. Pengalaman exhibition ini merupakan pengalaman saya keluar dari zona nyaman, dimana saya harus melakukan live instagram untuk sharing pengalaman saya. Dan Alhamdulillah yang mengunjungi live saya saat itu lebih dari 10 orang. Melalui exhibition ini saya menjadi lebih berani untuk sharing dan membuka diri ke orang banyak, serta berbicara di depan umum