Blog

  • Kebaikan Sederhana, Dampak Luar Biasa

    Kebaikan Sederhana, Dampak Luar Biasa

    Hai semuanya! Aku mahasiswa di ITB, jurusan Sistem dan Teknologi Informasi. Jadi, selain sibuk sama tugas dan kuliah, aku juga punya misi keren: menebar kebaikan lewat Instagram. Yes, aku bikin konten tentang reminder agama Islam yang ternyata bisa banget kasih dampak positif.

    Awalnya, aku cuma mau bikin sesuatu yang simpel. Bayangin, cuma dengan video-video pendek yang ngasih pesan positif dan inspiratif. Intinya, mulai aja dulu dari yang sederhana. Gak usah mikir harus langsung bikin perubahan besar. Yang penting, ada niat baik dan konsisten ngejalaninnya.

    Setiap minggu, aku bikin beberapa video. Gak nyangka, responsnya luar biasa! Rata-rata video aku ditonton lebih dari 10 ribu kali. Bahkan, ada yang nembus 500 ribu views. Gila, kan? Ini nunjukin kalau hal sederhana bisa berdampak besar kalau kita niat.

    Manajemen Waktu ala Mahasiswa ITB

    Juggling antara tugas kuliah dan bikin konten tuh tantangan banget. Aku harus pintar-pintar bagi waktu. Kadang harus lembur ngerjain tugas, tapi juga nyempetin bikin video. Capek? Pasti. Tapi lihat feedback positif dari follower bikin aku semangat terus.

    Interaksi yang Bikin Happy

    Gak cuma views yang naik, interaksi dengan followers juga makin seru. Banyak yang kasih komentar positif, nanya lebih dalam tentang topik yang aku bahas, atau sekadar bilang terima kasih. Ini bikin aku makin termotivasi buat terus bikin konten yang bermanfaat.

    Belajar Banyak Hal

    Dari sini, aku belajar banyak soal manajemen waktu. Bikin jadwal yang efisien, prioritasin tugas, dan tetap disiplin itu kuncinya. Gak cuma itu, aku juga belajar menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi, kuliah, dan kegiatan di media sosial.

    Perjalanan ini ngajarin aku kalau teknologi dan media sosial bisa banget dipakai buat nyebarin kebaikan. Dengan niat yang baik dan usaha yang konsisten, kita bisa ngasih dampak positif yang luas. Aku harap, cerita ini bisa menginspirasi kalian, terutama mahasiswa dan anak muda, buat manfaatin teknologi dengan bijak dan selalu berusaha ngasih yang terbaik buat sesama.

    Ingat, mulai aja dulu dari hal yang sederhana. Kita gak perlu langsung bikin perubahan besar. Teruslah berbuat baik, sekecil apapun itu. Karena kita gak pernah tahu seberapa besar dampak yang bisa kita hasilkan. Ayo, mari kita bareng-bareng bikin dunia ini lebih baik, satu langkah kecil pada satu waktu!

  • IDRS Menjadi Melatih Kemandirian

    IDRS Menjadi Melatih Kemandirian

    Indonesia Roadshow atau salah satu tantangan yang harus terlaksanakan dari instarter.

    Hadirnya challange ini membuat diri semakin belajar untuk mandiri dan bertumbuh. Untuk menyelesaikan challange ini tidak hanya sekadar melatih kemandirian melainkan juga melatih kolaborasi yang bagus agar tantangan ini terpenuhi. Tidak menyangka bisa melaksanakan tantangan ini dan mengajak beberapa teman-teman yang belum menyelesaikan tantangan ini.

    Tantangan ini kolaborasi dan kerjasama dari teman-teman yang sangat bagus akhirnya kami bisa melaksanakan dan lokasi yang tepat kami pilih untuk menyelesaikan tantangan ini adalah SMAN 5 Yogjakarta. Terimakasih buat temen-temen yang sudah saling memabantu dalam menyelesaikan tantangan ini.

    Terimakasih instarter telah mengadakan tantangan ini yang menjadikan diri ini semakin yakin dalam mencapai sebuah tujuan. program ini juga mengajarkan tentang pentingnya mengembangkan dan mengekspolore diri untuk masa depan.

    Terimaksih

  • Krisis Iklim Telah Tiba, Lantas Kita Harus Apa?

    Krisis Iklim Telah Tiba, Lantas Kita Harus Apa?

    Akhir-akhir ini sering kali aku mendengar ungkapan, “Aduh panas sekali”. Tanpa mereka sadari itu adalah dampak dari aktivitas manusia yang merusak lapisan pelindung Bumi, sehingga panas matahari lebih terasa saat memasuki permukaan Bumi yang manusia tinggali. Hal tersebut nantinya akan bermura pada terminologi perubahan iklim. Perubahan iklim sendiri mengacu pada perubahan pola suhu dan cuaca dalam jangka waktu yang panjang. Perubahan iklim adalah bencana bagi kita, sebab perubahan iklim bisa menghancurkan multi-sektor secara perlahan di dalam kehidupan manusia. Perubahan iklim sendiri terjadi, karena berbagai aktivitas manusia dari mulai bangun hingga tidur kembali. Aktivitas manusia yang merusak tersebut datang dari berbagai gas emisi yang mereka hasilkan. Dimulai dari sektor pertambangan, industri, pembukaan lahan di hutan, sampai sampah makanan pun adalah alasan Bumi ini semakin panas. Terlebih aktivitas tersebut dilakukan secara repetitif dengan sifat yang destruktif dan eksploitatinya, terlebih bagi sektor pertambangan dan pembukaan lahan di hutan. Sungguh miris, aktivitas tersebut membuat Bumi semakin meringis dan bisa membuat manusia menangis.

    Tetapi, Perubahan Iklim Itu Apakah Memang Ada?
    Aku cukup muak dengan orang-orang yang sudah tahu realitasnya, tetapi masih denial akan hal tersebut, contohnya orang yang masih tidak mempercayai adanya perubahan iklim. Bayangkan saja betapa bebalnya mereka menolak sebuah kenyataan yang sudah terasa dampak buruknya di berbagai sektor. Di sektor pertanian, banyak sekali Petani yang mendapatkan pemasukan sedikit untuk memenuhi kebutuhan ekonominya, sebab kegagalan panen selalu menimpa mereka, imbas dari bencana banjir ataupun kekeringan yang terjadi. Contoh teranyarnya, terjadi di Jambi, menurut UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jambi menyebutkan, bahwa jika biasanya produksi padi bisa mencapai 4,5 ton per hektare, alhasil sekarang akibat dari perubahan iklim ada 129 ton lebih padi yang harusnya dihasilkan tak dapat terpenuhi akibat adanya bencana banjir. Dengan demikian data tersebut mengisyaratkan bahwa perubahan iklim berimbas sangat signifikan di masyarakat. Selain itu, di sektor perairan atau di wilayah pesisir nelayan juga mengeluhkan hasil tangkapan ikan mereka yang sedikit, tak seperti biasanya. Menurut kajian dari Badan Pembangunan Nasional (Bappenas) di tahun 2021, sektor pesisir dan laut diperkirakan akan mengalami kerugian ekonomi rata-rata sebesar Rp.81,53 triliun setiap tahun selama periode 2020-2024 akibat dari dampak buruk perubahan iklim. Dengan realitas menyedihkan seperti itu, apakah kalian yang masih tak percaya dengan perubahan iklim dan tetap kekeh kalau semua ini adalah hanya fiktif belaka?

    Sekarang Bukan Lagi Perubahan Iklim, Tetapi Krisis Iklim
    Sekali lagi, aku sudah cukup muak dengan omong kosong belaka bahwa kalian tidak percaya perubahan iklim, akan tetapi sekarang kalian harus percaya dengan krisis iklim. Ya, krisis iklim, krisis yang timbul dari perubahan iklim yang semakin memburuk. Kondisi sekarang mengharuskan kita semua secara kolektif untuk membendung krisis iklim ini agar tidak terus meningkat dalam konteks kenaikan suhunya. Di sini memang benar diperlukan usaha kolektif, akan tetapi kebijakan yang pro terhadap pembatasan laju krisis iklim adalah usaha paling efektif juga yang seharusnya bisa pemerintah manfaatkan. Dalam konteks ini, seperti yang sudah diketahui, Indonesia bersama negara-negara di dunia berkomitmen untuk membatasi kenaikan suhu di angka 1,5 derajat celcius dan di bawah 2 derajat celcius melalui Paris Agreement di tahun 2015. Namun, nyatanya komitmen tersebut justru tidak terpenuhi, karena suhu Bumi telah mencatat lebih dari 1,5 derajat celcius. Tentu saja, hal ini ada berbagai campur tangan kotor dari sisi kebijakan pemerintah juga, terutama terkait dalam hal-hal yang bisa menimbulkan gas emisi. Sejalan dengan hal tersebut bahwa suhu Bumi sudah melebihi 1,5 derajat celcius adalah suatu ketakutan bagi diriku. Ya, masa-masa krisis iklim sedang kita rasakan saat ini. Kita benar-benar sudah merasakan manifestasi dari dampak-dampak gas emisi yang telah dihasilkan. Jadi, di tengah krisis iklim ini kita harus bagaimana?

    Sadar Dulu Saja, Lalu Lakukan Aksi Nyata!
    Segala sesuatu akan dijalankan dengan sepenuhnya, jika kita sudah menyadari bahwa hal tersebut adalah penting bagi kita, bahkan untuk orang lain. Aku bisa memiliki kekhawatiran pada isu lingkungan hidup, terkhususnya krisis iklim, karena berawal dari kesadaran bahwa krisis iklim bisa menghancurkan masa depanku. Alhasil, setelah aku sadar, barulah aku mulai melakukan iniastif untuk melakukan aksi nyata dalam membatasi dampak yang lebih buruk dari krisis iklim. Sekecil dan sesederhana yang bisa dilakukan terlebih dahulu saja, sebab itu bisa saja memberikan dampak yang besar di kemudian hari. Sudah aku bilang bahwa sekarang adalah kondisi yang mengharuskan kita beraksi secara kolektif. Tindakan yang dilakukan paling efektif adalah dengan mengubah sistem atau kebijakan yang tadinya tidak memiliki keberpihakan menjadi berpihak terhadap iklim. Tentu saja, prosesnya lama, tapi hasilnya sangat terasa. Selain itu, alternatif lain juga tindakan secara individual juga adalah tindakan yang bermakna. Memang kecil, tapi dengan konsistensi juga bisa membuahkan dampak yang besar. Bayangkan saja, jika kamu setiap hari rutin bergaya hidup ramah lingkungan dan di satu waktu ada kawanmu yang mengikuti gaya hidupmu, itu juga suatu pencapaian bagi kamu untuk melakukan aksi nyata untuk membatasi laju dari krisis iklim. Oleh karena itu, sadari dulu saja, kemudian lakukan aksi nyata!

    Pada akhirnya, perubahan iklim sudah beranjak menjadi krisis iklim dan di kondisi sekarang ini kita harus benar-benar percaya akan hal itu. Berbagai fakta dan data sudah banyak disajikan, tidak ada hal lain lagi yang patut dipertanyakan. Aku hanya ingin kalian menyadari bahwa krisis iklim ini benar-benar tengah kita lawan. Setelah menyadarinya, tentu saja mulailah untuk melakukan aksi nyata demi membatasi laju krisis iklim. Aku percaya kita semua bisa mulai secara kolektif bertindak untuk mengubah sistem yang tak berpihak pada iklim. Yuk mulai sekarang kita sadari dan lakukan aksi nyata itu!

    Referensi:
    Internet
    https://lcdi-indonesia.id/2022/08/29/loss-and-damage-akibat-dampak-perubahan-iklim-di-sektor-pesisir/

    https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/sumbagsel/berita/d-7224949/129-ton-padi-di-jambi-gagal-panen-akibat-banjir-dan-perubahan-iklim/amp

    https://unfccc.int/process-and-meetings/the-paris-agreement

    Penulis: Rio Ananda Andriana
    Instagram: @rio.anandaa
    LinkedIn: Rio Ananda Andriana

  • SEMANGAT BERJUANG, MAHASISWA KEREN!!

    Kehidupan mahasiswa merupakan kehidupan baru bagi seorang yang telah selesai menjalankan kehidupan di masa sekolah. Pastinya dengan kehidupan baru tersebut perlu adanya penyesuaian dari adanya transisi. Tentunya banyak hal sekali yang berbeda dari pola pikir kemudian gaya belajar hingga kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Yang paling perlu diperhatikan dari perpindahan dunia sekolah menuju dunia perkuliahan adalah mindset kita. Kenapa mindset itu penting?? Karena dari mindset itu akan membentuk cara belajar dan memahami arti dari kehidupan mahasiswa itu sendiri. Saat sekolah kita akan lebih condong seperti halnya disuapin dan diarahkan oleh guru kita, namun berbeda halnya dengan perkuliahan yaitu dosen akan membimbing kita lalu kita yang menentukan mana sih arah yang kita inginkan untuk kehidupan kita di masa depan.

    Salah satu contoh yang berbeda dan dapat mengubah pola pikir kita sebagai mahasiswa, ya itu belajar tidak hanya di kampus namun lingkungan alam sekitar dunia luar pun masih luas untuk kita pelajari. Hal yang sama dikatakan oleh Mas Nadim, ya itu pentingnya masa belajar di luar zona nyaman karena mahasiswa hanya dituntut cakap di satu bidang saja tetapi juga harus bisa menguasai bidang lain. Kalimat tersebut membuat saya terpacu untuk menginginkan ilmu lebih banyak dari pada yang telah saya dalami saat ini. Ilmu yang saya inginkan bukan hanya ilmu secara literatur tetapi ilmu yang membentuk karakter diri saya. Cari yang saya terapkan itu dengan mengikuti berbagai macam beasiswa. Tetapi jalan tidak semudah itu, satu kali gagal dua kali gagal 3 kali gagal berkali-kali gagal. Dari sini saya terus belajar untuk mengevaluasi diri saya dan menanamkan rasa tidak untuk kata menyerah karena saya yakin perjalanan saya masih panjang. hingga akhirnya pada suatu saat terdapat informasi bahwa saya lolos dalam instarter ini. Dari instarter banyak sekali hal yang telah saya pelajari. Saya tidak hanya belajar mengenai ilmu bisnis tetapi kepemimpinan itu adalah hal yang sangat penting bagi saya karena saya merupakan orang yang sangat aktif dan suka dalam mengikuti berbagai organisasi. Kedua ilmu penting tersebut bersama-sama membangun diri saya agar menjadi seseorang yang dapat memimpin dan berani mengambil resiko untuk terus berusaha dan berjuang menggapai tujuan yang saya harapkan.

    Selama saya mengikuti program ini, saya mendapatkan banyak wawasan dari teman-teman saya. Karena kenyataannya, mereka jauh lebih berpengalaman dan cakap selama mereka berkuliah. Ya tentunya dari situ saya sempat merasa malu karena jika dibilang apakah saya memiliki prestasi, jawabannya adalah tidak. Namun saat itu teman saya yang bernama Fahmi membuat saya lebih semangat, Dia berkata bahwa jika kamu berada di sini berarti kamu telah dipercaya dan mereka yakin bahwa kamu adalah orang yang berprestasi. Dari situ saya lebih semangat lagi dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang diadakan oleh program ini maupun saat perkuliahan. Dari situ kita tahu bahwa bergaul dan memiliki pertemanan itu sangatlah penting selain memberikan ilmu yang berbeda dari yang kita dalami, mereka juga memberikan ilmu yang sangat berharga bagi kehidupan kita.

    Dari pengalaman yang saya alami, dapat diambil beberapa poin penting yang minimal harus kita lakukan di dunia perkuliahan yang pertama adalah mengubah mindset kita, karena kita harus memiliki growth mindset agar kita terpacu untuk terus berkembang menjadi diri yang lebih baik. Kemudian jangan sampai ada kata menyerah sebelum kita mencapai apa yang kita inginkan pasti banyak sekali jalan menuju hal yang kita harapkan baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari. Dan yang terakhir adalah memiliki lingkungan yang baik sangatlah penting karena dari situ kita akan lebih termotivasi dan lebih percaya diri bahwa kita bisa terus bersaing untuk menjadi seorang yang lebih baik. Tetap semangat bagi mahasiswa yang sedang mengalami masa transisi, yakinlah pada diri Anda bahwa anda mampu untuk fighting menjadi pribadi yang sukses sesuai dengan yang kita inginkan. Tak lupa saya akan memberikan kepada anda semua kalimat yang menjadi pegangan hingga saat ini bagi saya. Yaitu, Dream it, Do it, Get it.

  • Novo Club sebagai Wadah Pemberdayaan Potensi Mahasiswa dalam Menyongsong Visi Indonesia Emas 2045 Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Novo Club sebagai Wadah Pemberdayaan Potensi Mahasiswa dalam Menyongsong Visi Indonesia Emas 2045”

    arenakan John berpendapat bahwa perusahaan dikatakan baik karena tidak hanya mementingkan keuntungan saja, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. 

    Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Novo Club sebagai Wadah Pemberdayaan Potensi Mahasiswa dalam Menyongsong Visi Indonesia Emas 2045”, Klik untuk baca:
    https://www.kompasiana.com/syafimahanggita26/64206094d3aa0f33ee63fea2/novo-club-sebagai-wadah-pemberdayaan-potensi-mahasiswa-dalam-menyongsong-visi-indonesia-emas-2045?page=all#section1

    Kreator: Syafimah Anggita

  • Berbagi Semangka, Solidaritas Untuk Palestina

    Berbagi Semangka, Solidaritas Untuk Palestina

    Di minggu lalu, aku tiba- tiba terbesit untuk melakukan aksi bagi-bagi semangka di daerah Kayutangan, Malang. Alhasil tanpa pikir panjang, Jum’at kemarin tepat di tanggal 1 Dzulhijjah 1445 H aku bersama adik-adik mentoring melakukan “Jum’at Berbagie” yang diinisiasi oleh @berbagie.bikin.happy. Lalu, mengapa harus semangka?

    Selain memiliki komponen warna yang sama dengan bendera Palestina. Penggunaan simbol semangka ini punya sejarahnya sendiri. Mengutip dari laman Program Studi Ilmu Komunikasi UII, Semangka sudah menjadi simbol perlawanan sejak tahun 1960-an ketika Perang Enam Hari 1967 terjadi dan Israel melarang pengibaran bendera Palestina. Mereka menganggap mengibarkan bendera Palestina di ruang publik adalah tindakan kriminal.

    Dan kalian pasti tahu kan? Akhir-akhir ini berita tentang Palestina semakin hari semakin mengiris hati. Akhirnya, untuk “Jum’at Berbagie” kali ini kami membagikan semangka sebagai bentuk solidaritas kepada rakyat Palestina. Senang sekali di Jum’at sore di waktu yang Insyaallah diijabah oleh Allah bisa berbagi dan mengajak orang sekitar untuk sama-sama mendoakan Palestina. Di akhir, kami selipkan pesan ke mareka, “Pak,Bu, titip doa untuk Palestina, yaa!”

  • You can’t change people around you, but you can change people around you

    You can’t change people around you, but you can change people around you

    Pernahkah kamu terjebak di lingkungan yang toxic? lingkungan di mana orang-orangnya punya perilaku, sikap, atau budaya yang negatif dan merusak kesejahteraan orang-orang di dalamnya. Berikut adalah beberapa contoh perilaku toxic berdasarkan pengalamanku :

    • Kritik yang Merusak

    Kritik yang tidak konstruktif, cenderung menyerang pribadi, merendahkan, atau menghina yang dapat membuat rasa percaya diri anjlok dan harga diri runtuh.

    • Gosip dan Rumor

    Lingkungan yang dipenuhi gosip dan rumor negatif. Ini membuat rasa aman dan nyaman menjadi hilang.

    • Persaingan Tidak Sehat

    Persaingan yang nggak sehat, di mana orang lebih suka menjatuhkan daripada saling mendukung untuk sama sama berkembang.

    • Kurangnya Dukungan

    Minim dukungan atau pengakuan terhadap prestasi dan usaha seseorang. Orang-orang di lingkungan ini lebih suka mengabaikan atau meremehkan pencapaian satu sama lain.

    • Manipulasi dan Kontrol

    Ada individu atau kelompok yang berusaha mengontrol atau memanipulasi orang lain buat keuntungan pribadi mereka. Biasanya, ini dilakukan dengan cara yang tidak adil atau nggak etis.

    • Ketidakadilan dan Diskriminasi

    Perlakuan yang tidak adil atau diskriminatif berdasarkan latar belakang, penampilan, atau preferensi pribadi.

    • Negativitas Berlebihan

    Atmosfer yang dipenuhi pesimisme, keluhan terus-menerus, dan pandangan negatif terhadap segala sesuatu yang membuat hilangnya energi dan semangat.

    • Kurangnya Empati dan Pengertian

    Ketidakmampuan atau ketidakmauan buat memahami atau merasakan perasaan dan perspektif orang lain. Ini menghambat komunikasi yang sehat dan saling pengertian.

    Lingkungan toxic bisa ada di mana aja, di sekolah, tempat kerja, komunitas, bahkan dalam hubungan personal. Dampaknya bisa sangat merugikan, mulai dari kesehatan mental dan emosional yang terganggu, hingga produktivitas dan semangat hidup yang turun.

    Tapi kan, kita tidak bisa mengubah orang orang disekitar kita? Bagaimana jika kita terlanjur ‘terjebak’ di lingkungan toxic itu? Itulah makna dari kutipan “You can’t change people around you, but you can change people around you”. Kamu pasti pernah mendengar kutipan itu setidaknya sekali dalam hidupmu. Makna dari kutipan itu adalah benar, kamu tidak bisa mengubah ‘perilaku’ orang orang disekitarmu. Cara mereka memandangmu, cara mereka pesimis satu sama lain, perilaku negative lingkungan yang perlahan mengikis semangatmu untuk maju, tidaklah mampu untuk kamu ubah. Tapi ada 1 yang bisa kamu ubah. Yap, LINGKUNGANMU. Kamu tidak bisa merubah ‘perilaku’ orang orang disekitarmu tapi kamu bisa ubah siapa yang ada di sekitarmu dengan masuk ke lingkungan yang lebih positif.

    Berdasarkan pengalamanku, meninggalkan lingkungan toxic dan mulai masuk ke lingkungan yang lebih positif bisa dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

    1. Langkah pertama adalah menyadari bahwa kamu berada di lingkungan toxic. Akui dampak negatifnya terhadap kesehatan mental dan emosionalmu.
    2. Belajar untuk menetapkan batasan yang jelas dengan orang-orang yang toxic. Jangan takut untuk mengatakan “tidak” atau menjaga jarak dari mereka. Hal ini biasa disebut dengan istilah “Boundaries”.
    3. Temukan orang-orang yang mendukung dan peduli padamu. Bisa dari keluarga, teman dekat, atau bahkan komunitas baru yang punya minat yang sama.
    4. Jangan terlibat dalam drama atau gosip yang ada di lingkungan toxic. Fokus pada hal-hal positif dan produktif.
    5. Fokus pada pengembangan diri. Ikuti kegiatan yang kamu sukai, belajar hal baru, atau terlibat dalam proyek yang membuatmu merasa bersemangat.
    6. Jika memungkinkan, bicarakan masalahmu dengan orang-orang di lingkungan toxic tersebut. Kadang, mereka mungkin tidak menyadari dampak perilaku mereka.
    7. Mulailah mencari lingkungan baru yang lebih positif. Bergabung dengan klub, komunitas, atau organisasi yang sesuai dengan minatmu.
    8. Lakukan kegiatan yang bisa menjaga kesehatan mentalmu, seperti meditasi, olahraga, atau sekadar waktu untuk diri sendiri.
    9. Pertahankan sikap positif dan optimis. Percaya bahwa kamu layak mendapatkan lingkungan yang lebih baik dan orang-orang yang mendukungmu.
    10. Secara aktif cari dan jalin hubungan dengan orang-orang yang positif. Mereka akan memberimu energi, dukungan, dan inspirasi untuk berkembang.
    11. Selalu evaluasi kondisi lingkunganmu secara berkala. Pastikan kamu tetap berada di tempat yang mendukung dan membangun.

    Contohnya, jika kamu merasa lingkungan sekolah atau kampus terlalu toxic, coba untuk lebih aktif di organisasi atau komunitas yang sesuai dengan minat dan hobimu. Ini bisa jadi cara untuk bertemu orang-orang baru yang punya energi positif. Tidak mudah memang. Tapi perlu diingat, perubahan ini butuh waktu dan usaha, tapi dengan langkah-langkah yang konsisten, kamu bisa meninggalkan lingkungan toxic dan menemukan tempat yang lebih mendukung perkembangan dirimu.

  • You can change people around you, but you can change people around you

    You can change people around you, but you can change people around you

    Pernahkah kamu terjebak di lingkungan yang toxic? lingkungan di mana orang-orangnya punya perilaku, sikap, atau budaya yang negatif dan merusak kesejahteraan orang-orang di dalamnya. Berikut adalah beberapa contoh perilaku toxic berdasarkan pengalamanku :

    • Kritik yang Merusak

    Kritik yang tidak konstruktif, cenderung menyerang pribadi, merendahkan, atau menghina yang dapat membuat rasa percaya diri anjlok dan harga diri runtuh.

    • Gosip dan Rumor

    Lingkungan yang dipenuhi gosip dan rumor negatif. Ini membuat rasa aman dan nyaman menjadi hilang.

    • Persaingan Tidak Sehat

    Persaingan yang nggak sehat, di mana orang lebih suka menjatuhkan daripada saling mendukung untuk sama sama berkembang.

    • Kurangnya Dukungan

    Minim dukungan atau pengakuan terhadap prestasi dan usaha seseorang. Orang-orang di lingkungan ini lebih suka mengabaikan atau meremehkan pencapaian satu sama lain.

    • Manipulasi dan Kontrol

    Ada individu atau kelompok yang berusaha mengontrol atau memanipulasi orang lain buat keuntungan pribadi mereka. Biasanya, ini dilakukan dengan cara yang tidak adil atau nggak etis.

    • Ketidakadilan dan Diskriminasi

    Perlakuan yang tidak adil atau diskriminatif berdasarkan latar belakang, penampilan, atau preferensi pribadi.

    • Negativitas Berlebihan

    Atmosfer yang dipenuhi pesimisme, keluhan terus-menerus, dan pandangan negatif terhadap segala sesuatu yang membuat hilangnya energi dan semangat.

    • Kurangnya Empati dan Pengertian

    Ketidakmampuan atau ketidakmauan buat memahami atau merasakan perasaan dan perspektif orang lain. Ini menghambat komunikasi yang sehat dan saling pengertian.

    Lingkungan toxic bisa ada di mana aja, di sekolah, tempat kerja, komunitas, bahkan dalam hubungan personal. Dampaknya bisa sangat merugikan, mulai dari kesehatan mental dan emosional yang terganggu, hingga produktivitas dan semangat hidup yang turun.

    Tapi kan, kita tidak bisa mengubah orang orang disekitar kita? Bagaimana jika kita terlanjur ‘terjebak’ di lingkungan toxic itu? Itulah makna dari kutipn “You can change people around you, but you can change people around you”. Kamu pasti pernah mendengar kutipan itu setidaknya sekali dalam hidupmu. Makna dari kutipan itu adalah benar, kamu tidak bisa mengubah ‘perilaku’ orang orang disekitarmu. Cara mereka memandangmu, cara mereka pesimis satu sama lain, perilaku negative lingkungan yang perlahan mengikis semangatmu untuk maju, tidaklah mampu untuk kamu ubah. Tapi ada 1 yang bisa kamu ubah. Yap, LINGKUNGANMU. Kamu tidak bisa merubah ‘perilaku’ orang orang disekitarmu tapi kamu bisa ubah siapa yang ada di sekitarmu dengan masuk ke lingkungan yang lebih positif.

    Berdasarkan pengalamanku, meninggalkan lingkungan toxic dan mulai masuk ke lingkungan yang lebih positif bisa dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

    1. Langkah pertama adalah menyadari bahwa kamu berada di lingkungan toxic. Akui dampak negatifnya terhadap kesehatan mental dan emosionalmu.
    2. Belajar untuk menetapkan batasan yang jelas dengan orang-orang yang toxic. Jangan takut untuk mengatakan “tidak” atau menjaga jarak dari mereka. Hal ini biasa disebut dengan istilah “Boundaries”.
    3. Temukan orang-orang yang mendukung dan peduli padamu. Bisa dari keluarga, teman dekat, atau bahkan komunitas baru yang punya minat yang sama.
    4. Jangan terlibat dalam drama atau gosip yang ada di lingkungan toxic. Fokus pada hal-hal positif dan produktif.
    5. Fokus pada pengembangan diri. Ikuti kegiatan yang kamu sukai, belajar hal baru, atau terlibat dalam proyek yang membuatmu merasa bersemangat.
    6. Jika memungkinkan, bicarakan masalahmu dengan orang-orang di lingkungan toxic tersebut. Kadang, mereka mungkin tidak menyadari dampak perilaku mereka.
    7. Mulailah mencari lingkungan baru yang lebih positif. Bergabung dengan klub, komunitas, atau organisasi yang sesuai dengan minatmu.
    8. Lakukan kegiatan yang bisa menjaga kesehatan mentalmu, seperti meditasi, olahraga, atau sekadar waktu untuk diri sendiri.
    9. Pertahankan sikap positif dan optimis. Percaya bahwa kamu layak mendapatkan lingkungan yang lebih baik dan orang-orang yang mendukungmu.
    10. Secara aktif cari dan jalin hubungan dengan orang-orang yang positif. Mereka akan memberimu energi, dukungan, dan inspirasi untuk berkembang.
    11. Selalu evaluasi kondisi lingkunganmu secara berkala. Pastikan kamu tetap berada di tempat yang mendukung dan membangun.

    Contohnya, jika kamu merasa lingkungan sekolah atau kampus terlalu toxic, coba untuk lebih aktif di organisasi atau komunitas yang sesuai dengan minat dan hobimu. Ini bisa jadi cara untuk bertemu orang-orang baru yang punya energi positif. Tidak mudah memang. Tapi perlu diingat, perubahan ini butuh waktu dan usaha, tapi dengan langkah-langkah yang konsisten, kamu bisa meninggalkan lingkungan toxic dan menemukan tempat yang lebih mendukung perkembangan dirimu.

  • Overcoming the INSTARTER Challenge: Indonesia Roadshow

    Overcoming the INSTARTER Challenge: Indonesia Roadshow

    On February 6, 2024, my fellow INSTARTER awardees and I took on one of the challenges from the INSTARTER program: the Indonesia Roadshow (IDRS). This time, my team and I conducted the roadshow in Solo, collaborating with NovoClub Region 5. We held a sharing session on leadership, project management, and the benefits of being an INSTARTER awardee or a NovoClub member.

    We successfully completed the IDRS challenge and look forward to tackling more challenges from INSTARTER!

  • First Time Ikut Voice Over Competition, Langsung Jadi Juara Berskala Nasional?

    First Time Ikut Voice Over Competition, Langsung Jadi Juara Berskala Nasional?

    Alhamdulillah, tak henti-hentinya aku mengucapkan syukur untuk kesekian kalinya. Bagaimana tidak? Aku benar-benar terkejut dengan pengumuman hari ini. Hadza min fadhli rabbi. Ini adalah karunia dari Tuhanku. Semenjak awal aku mengikuti lomba ini memang karena keisengan saja. “Coba aja gak sih Shof? Siapa tahu menang,” ucapku kepada diriku. Sebenarnya, diriku ini belum memiliki pengalaman apa pun di bidang voice over. Aku hanya pernah coba-coba buat konten lewat suaraku. Dan ternyata banyak yang bilang bagus dan berkarakter suaranya. Hanya berbekal pernah buat konten itu, aku memberanikan diri untuk mencoba. “Iseng aja sih ini mah, aku gak berharap banyak,”kata ku kepada diriku lagi. Pasalnya, terkadang kita benar-benar mengharapkan untuk menjadi juara dalam perlombaan. Tapi yang ini berbeda! Tak ada keyakinan untuk masuk 5 besar. Dan anehnya malah masuk? What?

    Kekagetanku tak berhenti sampai situ. Hari ini adalah hari penentuan pemenang. Jujur, aku sangat grogi dan tegang karena ini adalah kompetisi voice over pertamaku, ditambah jurinya adalah Kak Bimoky. Iya, senior professional VO talent itu! This competition was the most unexpected experience in my life!!! Aku termasuk salah satu dari 5 besar lainnya yang baru mencoba ikut VO competition. Dan alhamdulillah Allah izin kan aku buat jadi the 1st winner. Rasanya campur aduk sekali. Terngiang-ngiang feedback yang diberikan langsung oleh Kak Bimo, “Aku suka sekali pembawaanya yang cheerful dan intonasi yang pas, ditambah ada emosi di dalamnya. Walaupun ada beberapa part yang sedikit tegang dan cheerfulnya sempat hilang. Kamu juga keren, bisa menutupi kecadelan R mu dengan intonasi dan artikulasi yang baik. Kamu jadi contoh kalo orang yang cadel juga bisa buat tetep percaya diri berkarya lewat voice over.”

    Dari pengalaman ini aku jadi sadar, ternyata aku punya kemampuan di bidang voice over. Sepertinya, akan menjadi menarik jika terus dilanjutkan. We’ll see it! Aku rasa dari feedback yang diberikan oleh Kak Bimo yang menjadi unik adalah karena aku memiliki kekurangan dan bisa menutupinya dengan baik dan menjadikan itu sebagai hal yang spesial. Jadi, untuk kalian yang merasa malu berkarya lewat voice over karena cadel. Please banget jangan jadikan itu sebagai kekurangan, tapi jadikan itu sebagai keunikan diri kamu ya! Semangat berkarya!!!

    Terakhir, aku bisa di titik ini juga bukan karena aku pribadi, tapi karena dukungan dan doa dari orang tua, keluarga, dan teman-temanku. Terima kasih banyak semua!!