Tag: #Inspirasi #selfdevelopment #achievement #selfconcept #kisahinspiratif

  • Esensi Doa dalam Kehidupan: Kunci Semua Ketidakmungkinan #Studygram

    Esensi Doa dalam Kehidupan: Kunci Semua Ketidakmungkinan #Studygram

    Nama : Fahmi Nur Alim
    Universitas Padjadjaran

    Kekuatan doa ini saya buktikan di tahun 2023, dimana saat itu saya mengikuti ajang ONMIPA PT yang sangat bergengsi dan disaat yang sama saya menjadi pimpinan ormawa dengan agenda yang sangat padat.

    “Ditengah padatnya kegiatan organisasi ini, apakah saya masih mampu?”

    Kian hari, keraguan itu memenuhi pikiran saya hingga saya sempat berfikir untuk menyerah. Tapi saya “Segala hal adalah mudah bagi Allah” yang pada akhirnya saya coba meninggikan kembali percaya diri saya melebihi keraguan saya. Di 14 hari tersisa, saya memutuskan vakum sementara dan belajar hingga 10 jam per hari. Ini karena sebelumnya saya sangat kurang dalam mempersiapkan ajang ini.

    Menjelang hari pelaksanaan, saya pernah melakukan tahajud dan menangis karena meminta dimudahkan setiap pelaksanaanya.

    lalu apa yang terjadi?

    dalam 2 hari pelaksanaan, semua silabus materi yang dilombakan sangat sama dengan apa yang dipelajari dan yang lebih takjubnya lagi. momen pergantian bidang lomba (selesai Materi A menuju materi B), saya sempat belajar singkat dan memprediksi materi yang kiranya akan keluar di pelaksanaan. dan ternyata sangat tepat sehingga saya dapat mengerjakannya dengan sangat baik.

    foto tersebut merupakan hasil dari doa yang selalu aku panjatkan di setiap shalat hingga tahajud. karena saya percaya bahwa semua ketidakmungkinan di dunia ini dapat diatasi dengan doa dan ikhtiar yang kuat.

  • Ini alasan mengapa kamu harus belajar lebih beda daripada orang lain! – #Studygram

    Ini alasan mengapa kamu harus belajar lebih beda daripada orang lain! – #Studygram

    Nama: Fahmi Nur Alim
    Universitas Padjadjaran

    “Sedikit lebih beda itu lebih baik daripada sedikit lebih baik”

    Terucap salah satu rekan saya dalam memaknai setiap proses dan juga hidup ini. Sejak saya sekolah di SMK hingga kuliah, saya memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik dari orang lain. Sekilas terlihat bagus bukan?

    Namun ternyata saya salah, prinsip yang saya pegang kala itu ternyata membuat saya merasa lelah dan jenuh terhadap diri sendiri. Bagaimana tidak, setiap saya berhasil naik satu level diatas seseorang, akan selalu ada yang jauh lebih baik dari saya. Dan “loop” itu tidak akan pernah berhenti sampai sejuta kali saya mencoba untuk lebih baik dari orang lain.

    Saya menyadari bahwa setiap orang memiliki massanya dan setiap massa akan ada orangnya. Betul, bahwa kompetitif menjadikan suasana menjadi lebih hidup dan berwarna. Namun tidak semua hal pasti berkaitan dengan kompetisi. Maka dari itu, saya mencoba untuk tampil “lebih beda” dan bukan tampil “Lebih baik”. Hal tersebut menjadikan saya lebih menikmati dan menghargai proses yang telah saya lakukan serta mengapresiasi setiap hal yang hadir. Dengan itupun, saya tidak merasakan adanya beban ekspetasi dari orang lain ataupun diri sendiri karena saya hanya fokus berkompetisi dan belajar untuk lebih baik dari kemarin.

    Lalu apa yang saya dapatkan dengan prinsip itu?

    Saya merasakan perubahan terjadi pada diri saya sekecil apapun itu baik dari network yang semakin luas, pencapaian yang meningkat, serta experience yang semakin banyak. mengapa demikian? karena saya selalu “Membandingkan diri dengan saya sendiri dan bukan orang lain”

    Foto tersebut merupakan salah satu foto pencapaian saya dari puluhan penghargaan yang saya dapatkan sejak 2023 yang diakhiri dengan memenangkan nominasi mahasiswa berprestasi terbaik kategori saintek dari ribuan mahasiswa di Unpad walaupun kala itu saya menjabat sebagai pemimpin organisasi dengan peran yang vital.

  • Esensi Doa dalam Kehidupan: Kunci Semua Ketidakmungkinan

    Esensi Doa dalam Kehidupan: Kunci Semua Ketidakmungkinan

    Kekuatan doa ini saya buktikan di tahun 2023, dimana saat itu saya mengikuti ajang ONMIPA PT yang sangat bergengsi dan disaat yang sama saya menjadi pimpinan ormawa dengan agenda yang sangat padat.

    “Ditengah padatnya kegiatan organisasi ini, apakah saya masih mampu?”

    Kian hari, keraguan itu memenuhi pikiran saya hingga saya sempat berfikir untuk menyerah. Tapi saya “Segala hal adalah mudah bagi Allah” yang pada akhirnya saya coba meninggikan kembali percaya diri saya melebihi keraguan saya. Di 14 hari tersisa, saya memutuskan vakum sementara dan belajar hingga 10 jam per hari. Ini karena sebelumnya saya sangat kurang dalam mempersiapkan ajang ini.

    Menjelang hari pelaksanaan, saya pernah melakukan tahajud dan menangis karena meminta dimudahkan setiap pelaksanaanya.

    lalu apa yang terjadi?
    dalam 2 hari pelaksanaan, semua silabus materi yang dilombakan sangat sama dengan apa yang dipelajari dan yang lebih takjubnya lagi. momen pergantian bidang lomba (selesai Materi A menuju materi B), saya sempat belajar singkat dan memprediksi materi yang kiranya akan keluar di pelaksanaan. dan ternyata sangat tepat sehingga saya dapat mengerjakannya dengan sangat baik.

    foto tersebut merupakan hasil dari doa yang selalu aku panjatkan di setiap shalat hingga tahajud. karena saya percaya bahwa semua ketidakmungkinan di dunia ini dapat diatasi dengan doa dan ikhtiar yang kuat.

  • Ini alasan mengapa kamu harus belajar lebih beda daripada orang lain!

    Ini alasan mengapa kamu harus belajar lebih beda daripada orang lain!

    “Sedikit lebih beda itu lebih baik daripada sedikit lebih baik”

    Terucap salah satu rekan saya dalam memaknai setiap proses dan juga hidup ini. Sejak saya sekolah di SMK hingga kuliah, saya memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik dari orang lain. Sekilas terlihat bagus bukan?

    Namun ternyata saya salah, prinsip yang saya pegang kala itu ternyata membuat saya merasa lelah dan jenuh terhadap diri sendiri. Bagaimana tidak, setiap saya berhasil naik satu level diatas seseorang, akan selalu ada yang jauh lebih baik dari saya. Dan “loop” itu tidak akan pernah berhenti sampai sejuta kali saya mencoba untuk lebih baik dari orang lain.

    Saya menyadari bahwa setiap orang memiliki massanya dan setiap massa akan ada orangnya. Betul, bahwa kompetitif menjadikan suasana menjadi lebih hidup dan berwarna. Namun tidak semua hal pasti berkaitan dengan kompetisi. Maka dari itu, saya mencoba untuk tampil “lebih beda” dan bukan tampil “Lebih baik”. Hal tersebut menjadikan saya lebih menikmati dan menghargai proses yang telah saya lakukan serta mengapresiasi setiap hal yang hadir. Dengan itupun, saya tidak merasakan adanya beban ekspetasi dari orang lain ataupun diri sendiri karena saya hanya fokus berkompetisi dan belajar untuk lebih baik dari kemarin.

    Lalu apa yang saya dapatkan dengan prinsip itu?
    Saya merasakan perubahan terjadi pada diri saya sekecil apapun itu baik dari network yang semakin luas, pencapaian yang meningkat, serta experience yang semakin banyak. mengapa demikian? karena saya selalu “Membandingkan diri dengan saya sendiri dan bukan orang lain”

    Foto tersebut merupakan salah satu foto pencapaian saya dari puluhan penghargaan yang saya dapatkan sejak 2023 yang diakhiri dengan memenangkan nominasi mahasiswa berprestasi terbaik kategori saintek dari ribuan mahasiswa di Unpad walaupun kala itu saya menjabat sebagai pemimpin organisasi dengan peran yang vital.